Negara Irlandia telah melegalkan sebuah undang-undang praktik aborsi sesuai dengan hasil referendum yang dilangungkan pemerintah Irlandia. Hal ini memang suatu perubahan yang radikal di Irlandia di mana negara Irlandia terkenal cukup religius.
Mayoritas penduduk Irlandia tercatat memeluk agama Kristen Katolik yang tentu saja mengharamkan praktek aborsi. Bagi mereka yang mendukung dilegalkannya praktik aborsi ini merasa keputusan hasil referendum ini merupakan sebuah kemajuan bagi Irlandia dan bisa menjadi pemicu untuk perjuangan hak-hak wanita dan kesetaraan gender.
Sedangkan di sisi lain bagi mereka yang tidak menyetujui dilegalkannya praktik aborsi ini berpendapat bahwa hasil referendum ini merupakan sebuah kemunduran bagi Irlandia.
Dikutip dari laman www.reproductiverights.org yang diperbaharui pada tahun 2013 dari 199 negara terdapat empat kategori dari hukum aborsi yang berlaku di suatu negara. Pertama, kategori negara yang melarang semua praktik aborsi kecuali untuk menyelamatkan nyawa pihak wanita dengan jumlah 66 negara yang ada di dunia termasuk Indonesia.
Kedua kategori negara yang memperbolehkan praktik aborsi dengan alasan menyelamatkan nyawa dan psikis dari pihak wanita dengan jumlah 59 negara. Ketiga, kategori negara memperbolehkan praktik aborsi dengan alasan keselamatan wanita dan kondisi sosial-ekonomi pihak wanita dengan jumlah 13 negara. keempat, kategori negara yang memperbolehkan hampir semua praktik aborsi namun biasanya dengan batas umur kandungan tertentu berjumlah 61 negara.
Sumber: : https://www.reproductiverights.org/
Melakukan aborsi di semua negara yang melegalkan sepenuhnya dipegang oleh pihak wanita. Tahap selanjutnya adalah pemeriksaan awal oleh dokter. Artinya dokter harus memastikan praktek aborsi ini memang bisa dilakukan terhadap pihak wanita dan jika tidak memungkinkan karena alasan keselamatan dan faktor kesehatan pihak wanita sudah seharusnya pihak dokter untuk memusyawarahkan kembali keputusan praktek aborsi dengan pihak wanita dan ditambah pihak orang tua atau keluarga dari wanita ataupun suami jika wanita tersebut telah menikah.
Semua hak aborsi memang dipegang oleh pihak wanita namun sudah seharusnya keputusan harus berada ditangan dan dipercayakan kepada dokter. Jika dalam suatu kondisi di mana usia kandungan wanita sudah terlalu tua dan tidak bisa melakukan praktek aborsi namun secara mental atau sosial-ekonomi pihak wanita tidak begitu siap pihak dokter bisa menganjurkan untuk memberikan anak yang akan lahir tersebut kepada orangtua yang bersedia mengadopsi anak atau dokter dapat memastikan bahwa anak yang akan lahir berada di pengawasan kakek dan nenek dari anak tersebut ataupun sanak keluarga dari pihak wanita.
Sedangkan di sisi lain terdapat kondisi di mana melakukan aborsi akan sangat baik bagi kesehatan psikis pihak wanita yang hamil karena menjadi korban pemerkosaan. Trauma yang timbul karena pemerkosaan akan menjatuhkan mental si korban jika ditambah dengan masalah baru yaitu kehamilannya akan sangat membebani pihak wanita. Oleh karena itu, praktik abosi memang sudah seharusnya dilakukan dengan pertimbangan psikis pihak wanita yang menjadi korban pemerkosaan.
Undang-undang aborsi ini berfungsi untuk memastikan bahwa setiap aborsi yang dilakukan di suatu negara harus sesuai dengan prosedur kesehatan yang benar. Ditangani oleh dokter yang memeliki izin praktek dari otoritas kesehatan di suatu negara dan rumah sakit yang memenuhi standar.
Artinya jika memang Indonesia akan melegalkan praktek aborsi perlu dipertimbangkan kembali alasan-alasan yang memungkinkan untuk ditonjolkan yang utama pasti alasan kesehatan dan keselamatan jiwa wanita dan anak yang dikandung. Jika memungkinkan perlu dipertimbangkan kembali alasan-alasan seperti keadaan mental, psikis, sosial-ekonomi atau sepenuhnya dilegalkan hanya dengan kemauan dari pihak wanita.
Undang-undang aborsi bukan berfungsi untuk mengurangi orang-orang yang tidak bertanggung jawab dari suatu hubungan seks. Sejatinya pengetahuan tentang hubungan seks yang sehat itu adalah tugas dari pendidikan kesehatan seks bukan tugas dari undang-undang aborsi.
Sedangkan undang-undang aborsi berfungsi untuk menjamin dan menjaga keselamatan jiwa serta psikis dari pihak wanita dan anak yang akan lahir nanti. Seperti halnya di Irlandia di mana amandemen tentang praktik aborsi ini ditentang oleh banyak orang yang memiliki pemahaman agama yang cukup kuat.
Di Indonesia, proses melegalkan undang-undang praktik aborsi sudah pasti menjadi sebuah perdebatan yang panjang dan sangat memungkinkan ditentang keras oleh orang-orang yang memiliki kefanatikan terhadap agama. Hal ini memang sebuah dilema yang cukup pelik, di mana hukum praktik aborsi yang notabene berkaitan dengan kesehatan dan keselamatan jiwa harus dibenturkan dengan hukum agama.
Hal yang paling penting lainnya adalah perlindungan terhadap mereka yang melakukan aborsi agar tidak menjadi objek cemoohan dari masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Pada umumnya orang-orang masih berpendapat bahwa mereka yang melakukan praktik aborsi merupakan sebuah tindakan yang tercela dan sangat memalukan. Sudah seharusnya mereka yang melakukan praktik aborsi mendapat dukungan dari lingkungan sekitar untuk menjaga kesehatan mental dan psikis dari meraka yang melakukan praktik aborsi.
Ketika ada pepatah bahwa membunuh satu orang saja sama dengan membunuh semua umat manusia maka itu berlaku dengan menyelamatkan satu orang saja sama dengan menyelamatkan semua umat manusia. Di sinilah perlunya kebijaksanaan saat dalam memutuskan satu hal dan lainnya salah satunya praktek aborsi ini. Semua harus dikembalikan kepada hak, pilihan dan jaminan keamanan dari pihak-pihak yang bersangkutan. Nah, bagaimana?
