Pada 22 Maret 2021, Kepala Dewan Ekonomi Nasional Israel, Avi Simhon menyatakan bahwa Israel dan Uni Emirat Arab (UEA) tengah merancang pembangunan proyek kereta api yang menghubungkan Abu Dhabi dengan Haifa. Jalur Kereta api ini akan melintasi negara Yordania dan Arab Saudi. Simhon juga menegaskan ada peluang besar melaksanakan proyek ini karena sebagian besar jalur kereta api di Israel, UEA, dan Arab Saudi telah beroperasi kecuali di Yordania yang membutuhkan pembangun sekitar 200 hingga 300 kilometer.
Kerja sama erat antara Israel dengan UEA terus meningkat sejak terjalinnya kesepakatan damai antara UEA dan Israel pada 13 Agustus 2020 yang dimediasi oleh pemerintah Amerika Serikat (AS) di bawah Donald Trump. Pembuatan jalur kereta api yang menghubungkan antara Israel dengan UEA diprediksi telah dirancang matang oleh Israel sebelum kesepakatan damai resmi antara kedua negara. Hal ini tentunya akan menguntungkan Israel dalam segi ekonomi dan politik.
Terkait ekonomi, Israel akan menggunakan jalur darat kereta api sebagai pengangkut komoditas ekspor Israel ke UEA dan negara Teluk lainnya, seperti Arab Saudi dan Bahrain. Sedangkan terkait keuntungan politik, Israel akan lebih mendapat legitimasi aneksasi Tepi Barat Palestina untuk leluasa memperluas wilayah dan permukiman Israel, karena jalur kereta api tersebut akan meilintas Tepi Barat, Yordania, dan Arab Saudi.
Keeratan hubungan Israel dengan UEA bukanlah sesuatu yang baru, sebelumnya Israel dan UEA secara diam-diam telah melakukan hubungan selama dua dekade, sejak 1990-an. Hubungan itu difokuskan pada tukar menukar informasi intelijen dan jual beli senjata. Pembelian senjata Israel oleh UEA terus meningkat sejak kunjungan rahasia Panglima Angkatan Bersenjata Israel, Letnan Jenderal Gadi Eizenkot ke UEA pada November 2018 dan melakukan pertemuan dengan Putera Mahkota Abu Dhabi Syekh Muhammad bin Zayid an-Nahyan dan para pejabat keamanan UEA.
Dalam kunjungan tersebut dibahas mekanisme penjual senjata dari Israel ke UEA, serta kunjungan balasan dilakukan oleh delegasi pejabat keamanan UEA ke Angkatan Udara Israel untuk melihat kemampuan jet tempur F-35 buatan Amerika Serikat yang telah dikembangkan oleh Israel yang kemudian UEA berkomitmen untuk membelinya disamping pembelian alutsista dan tekhnologi perang lainnya.
Keberhasilan Israel menjalin hubungan erat dengan UEA diprediksi akan dijadikan kendaraan Israel untuk memperluas pengaruhnya di kawasan. Israel tidak lagi menggunakan pendekatan kelasik yang selama ini dilakukannya dalam melobi Yordania secara dua arah untuk mengontrol zona penyangga di perbatasan timur Israel dari gangguan yang mengancam keamanan Israel.
Namun Israel akan menggunakan tangan UEA untuk melancarkan kepentingan dan misinya di Timur Tengah. Selain itu, pendirian jalur kereta api yang terbentang dari negara Teluk ke Isreal akan memutuskan jalur kereta api antara negara-negara Arab dengan Turki yang telah tersambung sejak dinasti Ottoman. Hal ini juga dilakukan oleh Israel dalam rangka mencegah kembalinya pengaruh Turki di kawasan.
Eratnya hubungan Israel dan UEA tentunya sangat menguntungkan pihak Israel, di mana Israel mendapat tempat tinggi di negara-negara Teluk, keeratan hubungan dengan UEA digunakan juga oleh Israel untuk menjangkau negara terdekat UEA, seperti Bahrain, Arab Saudi, Oman, Mesir dan Yordania.Bahkan Israel telah berhasil mengalihkan isu jajahannya terhadap Palestina menjadi isu Iran dan Turki yang dianggap sebagai musuh bersama. Saat ini Israel telah memegang kunci pemain inti di kawasan sehingga memudahkan Israel untuk memposisikan dirinya sebagai koordinator keamanan dan ekonomi di kawasan Timur Tengah.