Senin, April 21, 2025

Perempuan dalam Lintasan Sejarah: Dari Kartini ke Generasi Z

Dini Indriyani
Dini Indriyani
Mahasiswa Pascasarjana UPN Veteran Jakarta
- Advertisement -

Pada abad ke-19, seorang perempuan muda dari Jepara menulis surat-surat yang kelak menginspirasi gerakan emansipasi di Indonesia. Namanya Raden Ajeng Kartini. Dalam keterbatasan ruang gerak dan tekanan adat, Kartini bermimpi tentang perempuan yang bebas berpikir, bersekolah, dan menentukan nasibnya sendiri. Surat-suratnya yang kemudian dibukukan dalam Habis Gelap Terbitlah Terang, menjadi tonggak penting dalam sejarah perjuangan perempuan di tanah air.

Lebih dari seabad kemudian, kita hidup di era Generasi Z, generasi yang lahir dan tumbuh di tengah gelombang teknologi, kesadaran gender, dan kebebasan berekspresi. Namun pertanyaannya: apakah mimpi Kartini sudah benar-benar terwujud?

Dari Emansipasi ke Kesetaraan

Perjalanan perempuan Indonesia tidak pernah statis. Setelah Kartini, muncul tokoh-tokoh seperti Dewi Sartika, Maria Walanda Maramis, hingga Siti Walidah yang mengangkat isu pendidikan, kesehatan, dan hak-hak sipil perempuan. Di era kemerdekaan, perempuan mulai terlibat dalam parlemen dan pemerintahan. Bahkan pada 2001, Megawati Soekarnoputri menjadi presiden perempuan pertama Indonesia.

Namun, kesetaraan belum benar-benar merata. Data BPS tahun 2023 menunjukkan bahwa tingkat partisipasi angkatan kerja perempuan masih tertinggal jauh dibanding laki-laki, yakni 54,3% berbanding 83,5%. Sementara itu, dalam sektor informal, perempuan justru mendominasi, banyak di antaranya bekerja tanpa jaminan sosial atau perlindungan hukum.

Generasi Z: Kartini Digital?

Generasi Z perempuan Indonesia tumbuh dengan akses pendidikan yang lebih luas dan eksposur terhadap dunia global. Mereka melek teknologi, aktif di media sosial, dan lebih vokal terhadap isu-isu seperti pelecehan seksual, kesetaraan upah, hingga representasi dalam politik. Kampanye seperti #MeToo, #PerempuanBersuara, hingga advokasi soal RUU Penghapusan Kekerasan Seksual memperlihatkan bahwa suara mereka tidak bisa lagi diredam.

Namun, di balik layar smartphone dan media sosial, masih ada pekerjaan rumah besar. Isu body shaming, toxic beauty standards, kekerasan dalam pacaran, dan cyberbullying menjadi tantangan baru yang dihadapi perempuan muda hari ini. Dalam dunia yang serba cepat dan penuh tekanan sosial, mereka juga berjuang mempertahankan identitas dan kesehatan mentalnya.

Melanjutkan Warisan, Membuka Jalan Baru

Dari Kartini ke Generasi Z, lintasan sejarah perempuan Indonesia menunjukkan transformasi yang luar biasa. Jika dulu perjuangan dimulai dari keinginan untuk membaca buku dan mengenyam pendidikan, kini perjuangan itu telah melebar ke berbagai ranah politik, ekonomi, budaya, bahkan ruang digital.

Yang harus dijaga adalah semangat kritis, empati, dan solidaritas antarsesama perempuan lintas generasi. Perubahan tidak datang dari satu tokoh, satu suara, atau satu masa. Ia datang dari keberanian kolektif untuk terus bergerak maju.

Seperti kata Kartini: “Bukan karena wanita kurang otak, bukan juga karena kurang semangat, tetapi karena kurang kesempatan.” Dan sekarang, saat kesempatan sudah terbuka lebar, tinggal bagaimana kita perempuan dan laki-laki, bersama-sama memastikan bahwa pintu itu tidak pernah tertutup lagi.

Sejarah perempuan Indonesia adalah kisah tentang keberanian melawan batas, dari ruang pingitan ke panggung publik, dari surat ke status media sosial. Kartini mungkin sudah tiada, namun semangatnya hidup dalam setiap perempuan yang hari ini berani bersuara, belajar, bekerja, dan bermimpi lebih tinggi. Tantangan memang masih ada, tapi warisan perjuangan telah menyiapkan pondasi kuat. Kini, giliran Generasi Z untuk menulis bab selanjutnya dalam sejarah perempuan Indonesia dengan pena bernama kebebasan, dan tinta bernama kesetaraan.

Dini Indriyani
Dini Indriyani
Mahasiswa Pascasarjana UPN Veteran Jakarta
Facebook Comment
- Advertisement -

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.