Senin, Oktober 14, 2024

Peran Teknologi dalam Partisipasi Politik

Patricia Silaban
Patricia Silaban
seorang mahasasiwa ilmu komunikasi yang memiliki ketertarikan di bidang menulis

Demokrasi merupakan salah satu prinsip pemerintahan yang sangat penting dalam masyarakat modern. Demokrasi adalah sistem politik di mana kekuasaan berada di tangan rakyat.

Dalam sistem demokrasi, rakyat memiliki hak untuk memilih pemimpin dan berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan politik. Perkembangan teknologi, khususnya di era digital, telah menjadi salah satu pendorong utama perubahan sosial, dan juga telah memengaruhi cara partisipasi politik.

Menurut pakar ilmu politik, mendiang Miriam Budiardjo dalam bukunya Partisipasi dan Partai Politik, tinggi atau rendahnya partisipasi politik di masyarakat menjadi tolak ukur utama kemajuan demokrasi di negara tersebut.

Semakin tinggi tingkat partisipasi politik masyarakatnya, maka itu menunjukkan bahwa mereka peduli terhadap perkembangan politik di negara mereka. Sebaliknya, semakin rendah angka partisipasi politik masyarakat di suatu negara bukanlah indikator yang baik.

Di era digital, informasi politik dapat diakses dengan cepat melalui internet, berita daring, dan media sosial. Ini memungkinkan warga untuk lebih terinformasi tentang isu-isu politik dan kandidat yang bersaing dalam pemilihan. Mereka dapat dengan mudah mengakses latar belakang calon, pandangan politik, dan rekam jejak mereka, yang membantu pemilih membuat keputusan yang lebih terinformasi.

Dalam artikel ini bertujuan mengeksplorasi bagaimana perkembangan teknologi telah memengaruhi partisipasi politik dalam konteks demokrasi. Salah satu cara yang paling mencolok di mana teknologi telah memengaruhi partisipasi politik adalah melalui akses informasi yang lebih mudah.

Pengaruh Media Digital 

Menurut data Datareportal.com pada laporan “Digital 2023 Indonesia” menunjukkan bahwa jumlah pengguna internet di Indonesia terus meningkat secara signifikan, dan diperkirakan akan terus berkembang hingga mencapai 215 juta pengguna pada tahun 2023. Kondisi ini yang membuat partai-partai politik berlomba membangun kekuatan baru di era digital.

Mereka kemudian beralih ke berbagai situs media sosial yang sekarang digunakan dalam upaya memenangkan hati generasi muda yang melek teknologi.Teknologi juga telah memungkinkan partisipasi politik yang lebih aktif. Media sosial, seperti Twitter dan Facebook, telah menjadi platform untuk berdiskusi tentang politik, membagikan pandangan, dan mengorganisir kampanye atau protes. Aktivisme online telah menjadi alat penting dalam menggerakkan perubahan sosial dan politik.

http://bijakmemilih.id.%20

Penyelenggaraan pesta demokrasi Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 tersisa dalam hitungan bulan ke depan. Co-Founder What Is Up Indonesia & Co-Initiator Abigail Limuria membuat fitur melalui website bijakmemilih.id. Fitur yang ditawarkan adalah para pengguna bisa mencari informasi tentang rekam jejak partai politik sebagai peserta Pemilu 2024. Tercatat ada 16 partai politik tingkat nasional dan 6 partai politik lokal di Aceh.

Ada sejumlah informasi yang tersedia dalam fitur tersebut antara lain ideologi partai politik, laman dan sosial media resmi partai politik, sejarah, bakal calon anggota legislatif yang diusung, perolehan suara di daerah, kursi di DPR, tokoh partai politik, termasuk yang terjerat kasus.

Kemajuan era digital dalam partisipasi politik berdampak baik karena membuat masyarakat memungkinkan akses yang lebih mudah terhadap informasi politik dan tindakan politisi. Melalui media media sosial memungkinkan masyarakat untuk dapat mengawasi dan memantau tindakan politisi, sehingga meningkatkan akuntabilitas dan transparansi di bidang politik.

Namun, ada juga beberapa tantangan yang terkait dengan penggunaan teknologi dalam partisipasi politik. Salah satu tantangan utama adalah kesenjangan digital antara mereka yang memiliki akses ke teknologi dan mereka yang tidak. Hal ini dapat menyebabkan ketidaksetaraan dalam partisipasi politik dan memperkuat ketidakadilan sosial. Selain itu, teknologi juga dapat digunakan untuk menyebarkan informasi palsu atau propaganda politik yang dapat mempengaruhi hasil pemilihan.

Dalam konteks Indonesia, perkembangan teknologi telah mempengaruhi partisipasi politik dalam sistem demokrasi. Pada Pemilihan Umum 2019, misalnya, KPU menggunakan sistem pemungutan suara elektronik untuk memudahkan rakyat memberikan suara mereka. Selain itu, media sosial juga memainkan peran penting dalam kampanye politik dan diskusi politik di Indonesia.

Kesimpulannya, teknologi telah mempengaruhi partisipasi politik dalam sistem demokrasi. Teknologi dapat memudahkan rakyat untuk berpartisipasi dalam diskusi politik dan memberikan suara mereka. Namun, ada juga tantangan yang terkait dengan penggunaan teknologi dalam partisipasi politik, seperti kesenjangan digital dan penyebaran informasi palsu. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah dan masyarakat untuk memastikan bahwa teknologi digunakan dengan bijak dan bertanggung jawab dalam sistem demokrasi.

Patricia Silaban
Patricia Silaban
seorang mahasasiwa ilmu komunikasi yang memiliki ketertarikan di bidang menulis
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.