Minggu, November 24, 2024

Peran Perempuan di Industri Ekonomi Kreatif

Fela Layyin
Fela Layyin
Concern with education, humanity, international politic
- Advertisement -

Indonesia adalah sebuah negara yang mulai memasuki kondisi bonus demografi dimana 70,72% dari 270.203.917 juta penduduknya merupakan kelompok produktif yang berusia 15-64 tahun (Badan Pusat Statistik, 2020).

Bonus demografi yang dimanfaatkan dengan baik, akan memberikan keuntungan terhadap pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Bahkan, keuntungan tersebut dapat berlipat ganda ketika partisipasi perempuan sebagai angkatan kerja dapat dimaksimalkan. Council on Foreign Relations (CFR) memperkirakan bahwa PDB Indonesia akan mengalami peningkatan sebesar 35% atau sekitar 537 juta USD di tahun 2025 dengan partisipasi perempuan yang setara dengan partisipasi laki-laki.

Untuk meningkatkan partisipasi perempuan, yang perlu dilakukan Indonesia adalah menciptakan peluang. Dalam hal ini, Indonesia memutuskan untuk mengembangkan ekonomi kreatif. Dengan 17 subsektor yang dimilikinya, ekonomi kreatif diharapkan dapat menciptakan peluang kerja baru bagi masyarakat Indonesia, khususnya perempuan, untuk berpartisipasi secara aktif didalamnya.

Melalui upayanya, Pemerintah Indonesia berhasil menjadikan perempuan menjadi pemeran utama dalam ekonomi kreatif dengan angka partisipasi perempuan sebesar 56,62% (Kemenparekraf, 2020). Tidak hanya menyediakan peluang bagi partisipasi perempuan, ekonomi kreatif juga menyokong PDB Indonesia sebesar 7,44% atau setara dengan 922,59 triliun rupiah. Hal ini menunjukkan bahwa perempuan Indonesia mendominasi industri ekonomi kreatif.

Ekonomi kreatif merupakan sector ekonomi yang berkelanjutan dan berperan penting dalam pertumbuhan ekonomi nasional, memiliki kompetensi dan daya saing tinggi, siap berdaya saing, dan terintegrasi dengan sektor-sektor industri berkelanjutan seperti industri digital, industri halal, industri pariwisata, dan industri hijau.

Terlebih lagi, ekonomi kreatif merupakan sektor ekonomi yang mengandalkan keterampilan dan kreativitas. Sektor ini memiliki nilai tambah bagi suatu bangsa jika memiliki unsur budaya sebagai keunggulan kompetitif.

Fakta bahwa sepanjang 2021 sekitar 64,5% pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) adalah perempuan menunjukkan bahwa perempuan Indonesia telah menjadi penggerak utama ekonomi kreatif nasional.

Kiprah Perempuan dalam Ekonomi Kreatif

Secara historis, ketangguhan perempuan dalam berbisnis bukan merupakan hal yang baru. Dalam sejarah Islam, istri Nabi Muhammad S.A.W, Khadijah Binti Khuwaylid dikenal sebagai pedagang perempuan tangguh, cerdas, dan terampil dalam berbisnis yang lahir pada tahun 555 Masehi.

Dunia mengenal Ahaha, investor perempuan yang terlibat dalam perdagangan timah dan tekstil pada era kejayaan Assyria sekitar tahun 1800 S.M., yang menjadikannya pebisnis wanita pertama yang tercatat dalam sejarah.

Hingga kini di era globalisasi, tokoh-tokoh perempuan inspiratif dunia bermunculan mengembangkan ekonomi kreatif, dalam industri fashion Indonesia kita mengenal perangcang berkelas internasional seperti Anne Avanti, Linda Anggreaningsih dan Dian Pelangi. Dalam industri kuliner ada Renatta Moloek, industri fim kita mengenal Mira Lesmana, sementara dalam bidang startup di ada Alamanda Shantika dan Shinta Nur Fauziah.

- Advertisement -

Jika mengamati rekam jejak komunitas budaya di berbagai belahan dunia, perempuan berperan dalam membina dan melindungi nilai budaya yang kaya dan desain tradisional melalui industri kreatif. Hal ini dimanifestasikan dengan desain tradisional pada fesyen, kerajinan tangan, cita rasa kuliner, dan gerakan tari tradisional yang menjadi ikon dan ciri khas bagi suatu bangsa.

Seiring perkembangan ekonomi kreatif, kapabilitas perempuan juga dilihat dari kemampuannya dalam mengembangkan keterampilan dan memperoleh akses untuk menjadi mata pencaharian.

Ketangguhan dan kapabilitas perempuan dalam menggerakan sektor wirausaha ekonomi kreatif tak lepas dari faktor karakteristik khas yang secara umum melekat dalam diri perempuan. Salah satu karakteristik yang mendorong kesuksesan perempuan di bidang ini antara lain kepercayaan diri, ambisi, semangat, kerendahan hati, kemauan untuk belajar, kepemilikan target tujuan, ketegasan, sifat pekerja keras, keberanian, dan kegigihan.

Secara sosial ekonomi, perempuan biasanya lebih berorientasi pada kualitas pelayanan, nilai budaya, dan aspek pengembangan bisnis.Perempuan juga mahir bekerja secara mandiri dan mudah beradaptasi, baik dalam kapasitasnya sebagai pendiri usaha, karyawan, maupun decision maker. Dalam konteks berwirausaha, perempuan memiliki daya inovasi yang mampu menciptakan pekerjaan dan lapangan kerja.

Atas kontribusinya, sangatlah pantas jika perempuan dinobatkan sebagai pahlawan ekonomi kreatif, yang tak sekadar menjadi mahkota yang menjalankan operasional rumah tangga. Namun, ada baiknya jika pemerintah dapat menginisiasi lebih banyak program pengembangan keahlian perempuan, baik dalam keterampilan, pengetahuan manajerial, maupun literasi digital.

Jika hal ini dilakukan dalam wadah yang memadai dan berkelanjutan oleh pemangku kepentingan, maka perempuan dapat menjadi aktor strategis guna menyokong aktivitas ekonomi kreatif, serta menjadi objek pembangunan sumber daya manusia yang berkelanjutan.

Fela Layyin
Fela Layyin
Concern with education, humanity, international politic
Facebook Comment
- Advertisement -

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.