Sabtu, Oktober 5, 2024

Peran Ganda Perempuan di Era Pandemi Covid-19

M. Ikmal Amri Ikhsan
M. Ikmal Amri Ikhsan
Mahasiswa Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang

Pada era pandemi covid-19 ini banyak permasalahan yang terjadi salah satunya masalah ekonomi, kesehatan, dan masalah sosial muncul di tengah masyarakat. Tidak dapat dipungkiri jika covid-19 telah hampir melumpuhkan kondisi ekonomi masyarakat indonesia, khususnya di beberapa daerah dengan tingkat penyebaran tertinggi tak kunjung selesai.

Dalam aspek ekonomi terdapat gejala kemiskinan yang melanda di setiap daerah di Indonesia, adanya anjuran dari pemerintah untuk bekerja atau beraktifitas didalam rumah semakin membuat sebagian masyarakat terkena imbasnya.

Banyak sekali terjadinya pemutusan kerja bagi karyawan atau pegawai tidak tetap, para pedagang kaki lima juga terkena imbasnya karena adanya pembatasan kegiatan dalam berjualan biasanya para pedagang dapat berjualan sesuai keinginannya bahkan bisa tutup tengah malam, namun pada saat pandemi seperti ini tidak bisa, pemerintah sudah membatasi kegiatan dari jam 7 pagi sampai jam 9 malam saja.

Dalam meningkatkan perekonomian keluarga di masa pandemi covid-19 ini biasanya mau tidak mau peran perempuan menjadi ganda yang pertama, yakni bekerja diluar rumah seperti menjaga toko tetangga, mencuci pakaian tetangga, dan sebagainya.

Peran yang kedua melakukan aktivitas di dalam rumah mulai dari memasak, mencuci, menyapu, dan mengurus anak dan suami. Akan tetapi di masa pandemi ini yang semakin sulit dalam kebutuhan sehari–hari perempuan harus bisa berfikir bagaimana caranya agar besok bisa makan, maka akan menambahkan pekerjaannya lagi seperti memproduksi olahan makanan untuk dijual atau membuat kerajinan tangan, apapun lah yang penting bisa membantu perekonomian keluarga.

Selain itu, bagi yang memiliki anak sekolah masih mendampingi anaknya dalam pembelajaran online, para perempuan bisa menjadi guru sementara dan dapat mengajarkan anaknya sebisa mungkin. Tetapi hal tersebut tidak optimal karena guru di sekolah lebih memiliki ilmu sesuai bidangnya dan guru lebih memiiki kesabaran yang tinggi dalam mengajar dan akan lebih mudah dipahami oleh para murid.

Situasi yang dialami pada perempuan yang memiliki beban ganda dapat mengakibatkan tekanan pada psikis dan kelelahan secara fisik yang apabila beban tersebut dilakukan secara terus-menerus. Perempuan memiliki beban ganda melakukan aktivitas beragam yaitu dengan melakukan pekerjaan tambahan daam bekerja guna untuk mendukung keluarga dalam menambahkan penghasian untuk meningkatkan perekonomian agar lebih sejahtera.

Pada era sekarang pekerjaan antara laki-laki dan perempuan sudah mulai seimbang, perempuan yang dulunya hanya mengurus tugasnya sebagai ibu rumah tangga sekarang bisa bekerja di luar rumah, kesetaraan yang ada dapat dilihat dari jenis pekerjaan antara laki-laki dan perempuan dan saling membagi tugas bersama-sama.

Akan tetapi perempuan jelas memiliki beban atau bagian yang lebih berat dibandingkan laki-laki karena perempuan masih memiliki tugas dalam melakukan urusan rumah tangga seperti membantu suami dan anak, membersihkan semua yang ada dirumah, serta memasak untuk kebutuhan makan keluarga. Tidak berhenti disitu perempuan juga masih bekerja dalam meningkatkan ekonomi keluarga.

Perempuan di masa pandemi covid-19 ini dari tahun ke tahun banyak yang berperan ganda, perempuan bekerja karena tuntutan ekonomi keluarga yang semakin berkurang dan mereka ikut berperan dalam mencukupi kebutuhan, dengan cara bekerja apapun yang penting dapat menghasilkan uang untuk mencukupi kebutuhan keluarga.

Perempuan harus dapat mengelola pendapatan yang dihasilkan oleh suami dan dirinnya sendiri, peran perempuan dalam sebuah keluarga memiliki peran yang penting dalam membantu perekonomian keluarga. Perempuan dapat bekerja secara mandiri baik diluar rumah ataupun di dalam rumah, berbekal dalam pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki dapat dijadikan untuk membantu perekonomian keluarga, seperti jika bisa membuat kue atau jajanan anak kecil dapat mengolah aneka makanan serta menjualnya di sekitar rumah.

saya meminjam pemikiran dari Sosiolog bernama Peter L. Berger dan Luckmann dalam menganalisa fenomena ini, sebuah teori konstruksi sosialnya sebagai proses sosial melalui tindakan dan interaksi dimana individu atau masyarakat, menciptakan secara terus-menerus suatu realitas yang dimiliki dan dialami bersama secara subjektif.

eori ini berakar pada paradigma konstruktivis yang melihat realitas sosial sebagai konstruksi sosial yang diciptakan oleh individu ataupun masyarakat, yang merupakan manusia bebas. Individu menjadi penentu dalam dunia sosial yang dikonstruksi berdasarkan kehendaknya, yang dalam banyak hal memiliki kebebasan untuk bertindak di luar batas kontrol struktur dan pranata sosialnya. Dalam proses sosial, manusia dipandang sebagai pencipta realitas sosial yang relatif bebas di dalam dunia sosialnya.

Dari sini saya melihat konstruksi sosial itu suatu realitas sosial yang dibentuk oleh kelompok masyarakat ataupun individu Sebagai contoh, dalam masyarakat yang ada bahwa seorang perempuan bersekolah dengan tinggi-tinggi tapi ujung-ujungnya masuk ke dapur juga, menjadi ibu rumah tangga, sehingga dapat diartikan masih adanya persepsi masyarakat yang melihat seorang perempuan lebih dominan mengurusi suami, anak, rumah tangganya dibandingkan mengenyam pendidikan yang tinggi.

Padahal setiap orang baik dari perempuan maupun laki-laki harus mendapatkan pendidikan setinggi-tingginya, artinya setiap orang berhak untuk meraih keberhasilan, tidak boleh ada yang menghalangi, karena perempuan juga ingin mandiri, dan pintar dalam bidang apapun. Jadi tindakan diskriminasi sangat tidak diperbolehkan karena hal tersebut bertentangan dengan kesetaraan gender dan termasuk juga pelanggaran hukum, oleh karena itu kesetaraan gender merupakan hak setiap orang untuk mendapatkan akan hak-haknya.

Maka dari itu pemerintah setempat bisa lebih memperhatikan pada kondisi yang dialami perempuan agar tidak terjadi gangguan psikis ataupun stress, misalnya dalam urusan keluarga dan pekerjaan diluar agar lebih setara, antara laki-laki dan perempuan sama-sama seimbang dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Pemerintah seharusnya bisa membantu rakyatnya dengan memberi bantuan bahan pokok karena bisa dipastikan mereka kekurangan bahan tersebut, dan pemerintah harus lebih bijak dalam membuat peraturan ataupun mengambil keputusan dalam masa pandemi covid-19 ini.

M. Ikmal Amri Ikhsan
M. Ikmal Amri Ikhsan
Mahasiswa Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.