Jumat, Maret 29, 2024

Peran Ekonomi Syariah dalam Menyikapi Resesi Global

Afifah Rizky Azahra
Afifah Rizky Azahra
Mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Sudah tidak asing lagi ditelinga kita saat membicarakan resesi. Resesi adalah kata yang banyak kita dengar akhir-akhir ini, baik di media sosial maupun di berita. Tapi apa sebenarnya resesi itu?

Resesi dapat didefinisikan sebagai penurunan signifikan dalam aktivitas ekonomi selama periode stagnasi yang berkepanjangan yang berlangsung berbulan-bulan hingga bertahun-tahun.

Resesi dapat menyebabkan keuntungan perusahaan yang lebih rendah, pengangguran meningkat, dan bahkan keruntuhan ekonomi. Secara sederhana dapat diartikan sebagai suatu kondisi dimana perekonomian suatu negara sedang memburuk yang terlihat dari Produk Domestik Bruto (PDB) yang negatif, pengangguran meningkat, maupun pertumbuhan ekonomi riil bernilai negatif selama dua kuartal berturut-turut.

Lalu, apakah dampak dari resesi ini?

Ekonomi dunia saat ini memang sedang tidak baik-baik saja, terutama selepas pandemi Covid-19 mereda. Adapun dampak resesi yang dapat dirasakan pada pemerintahan yaitu antara lain sumber pendapatan negara sangat rendah, karena saat resesi pekerja menerima penghasilan lebih rendah dan berdampak pada pembayaran pajak.

Selanjutnya dampak resesi ini dapat dirasakan oleh sektor perusahaan antara lain menurunnya tingkat permintaan barang dan jasa. Pendapatan yang menurun menimbulkan efek domino bagi perekonomian masyarakat. Pendapatan yang turun tentunya akan berdampak pada melemahnya daya beli masyarakat karena mereka lebih selektif dalam membelanjakan uangnya dan fokus memenuhi kebutuhannya terlebih dahulu, sehingga menurunkan permintaan dan layanan bisnis.

Tidak hanya itu, resesi berdampak besar pada masyarakat dan pekerja. Dengan kata lain, PHK membuat orang menganggur dan kehilangan sumber pendapatan utama mereka. Masalah ini tidak hanya berdampak pada ekonomi tetapi juga lingkungan sosial.

Pada tahun 2020, dunia mengalami resesi akibat pandemi Covid-19 yang mengakibatkan hilangnya pekerjaan dan banyak PHK. Tanpa aktivitas dan mobilitas manusia, roda ekonomi pun macet. Perekonomian dunia yang melemah mengakibatkan banyak negara memasuki jurang resesi karena pertumbuhan ekonomi yang menurun secara signifikan dari kuartal ke kuartal.

Menghadapi era gelap di masa mendatang?

  • Mencari alternatif penghasilan dan investasi

Kita bisa memulainya dengan berinvestasi emas, saham, sukuk, reksadana, dan lain-lain. Selain itu juga kita dapat mencoba hal baru seperti berjualan online memanfaatkan peluang besar pada e-commerce yang sedang merajalela di era sekarang ini.

  • Meminimalisir pengeluaran

Dengan adanya isu resesi global pada 2023 mendatang kebiasaan membelanjakan pendapatan untuk kebutuhan yang bersifat hiburan seperti belanja yang tidak perlu, berlangganan layanan streaming, maupun menonton konser sebaiknya kita membatasi pengeluaran yang tidak penting tersebut dan lebih baik untuk ditabung atau diinvestasikan.

Lalu, bagaimana ekonomi syariah menyikapi resesi ini?

Resesi global pada tahun 2023 menjadi perhatian utama masyarakat internasional. Sebagai masyarakat, kita harus berusaha mencari solusi terbaik untuk kelangsungan hidup kita.

Tantangan terbesar bagi ekonomi syariah dalam menghadapi badai resesi adalah mempertahankan status quo dan berperan dalam mendongkrak pertumbuhan ekonomi Indonesia. Penduduk Indonesia yang mayoritas beragama Islam merupakan peluang besar bagi pengembangan ekonomi syariah. Pengembangan lembaga keuangan syariah dan industri pariwisata syariah merupakan salah satu solusi bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Peran ekonomi Islam adalah memberikan insentif untuk meningkatkan pendapatan pemerintah melalui lembaga keuangan Islam dan industri halal. Bisa berupa peningkatan Zakat, Infak, Shadaqah dan Wakaf. Peran ini dapat berupa penggalangan dana yang pada akhirnya diberikan kepada mereka yang membutuhkan.

Zakat, Infaq, Sedekah, Wakaf (ZISWAF) memiliki potensi besar untuk mendorong pembangunan sosial dan ekonomi, terutama dalam menghadapi resesi ekonomi. Pengamat ekonomi syariah Irfan Syauqi Beik mengatakan, potensi Zakat, Infaq, Sedekah dan Wakaf (ZISWAF) perlu dioptimalkan dengan baik agar penyaluran ZISWAF dapat memulihkan pembangunan ekonomi. Dengan cara ini mereka mampu mengatasi kemiskinan dan krisis yang muncul.

Tidak hanya ZISWAF, tetapi juga penguatan industri Halal adalah peluang untuk mengantarkan kita terhindar dari abad kegelapan 2023. Ekonomi Islam dunia harus mengambil kebijakan terbaik untuk mendorong pertumbuhan ekonomi selama resesi. Ekonomi Islam setidaknya memberikan dorongan bagi pembangunan ekonomi melalui ekosistem rantai nilai halal. Terutama melalui sektor pertanian terpadu, makanan halal dan busana muslim.

Afifah Rizky Azahra
Afifah Rizky Azahra
Mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.