Jumat, April 26, 2024

Penyerahan Tongkat Estafet Presidensi G20 Indonesia

Khudaifah Hairun Nisa
Khudaifah Hairun Nisa
Undergraduate Accounting Student at State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta

Perhelatan G20 di Bali, Indonesia, masih belum dikenal luas oleh masyarakat Indonesia. G20 merupakan forum kerja sama internasional yang terdiri dari 19 negara utama, seperti: Afrika Selatan, Amerika Serikat, Arab Saudi, Argentina, Australia, Brazil, China, India, Indonesia, Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, Korea Selatan, Meksiko, Perancis, Rusia, Turki, dan Uni Eropa. Serah terima kepemimpinan berlangsung pada KTT G20 di Roma, Italia, pada tanggal 31 Oktober 2021 dari Perdana Menteri Mario Draghi (Presidensi Italia) kepada Presiden Joko Widodo.

G20 memiliki peran yang strategis dalam menjaga pertumbuhan dan kemakmuran ekonomi global di masa yang akan datang. G20 sendiri memiliki 60% populasi bumi, 75% perdagangan global, dan 80% PDB dunia. G20 bertujuan mewujudkan pertumbuhan global yang kuat, berkelanjutan, seimbang dan inklusif. Negara yang berkontribusi juga tergabung dari berbagai negara berkembang dan negara maju, serta dari negara yang berpendapatan rendah hingga negara yang berpendapatan tinggi.

Sebelum mengetahui bagaimana presidensi dalam G20 Indonesia, kita harus mengetahui bagaimana sejarah singkat dan perkembangan G20 di tahun-tahun sebelumnya. Dalam pembentukan G20 tidak terlepas dari kekecewaan komunitas internasional terhadap kegagalan G7 (Group of Seven) yang terdiri atas 7 negara, yaitu: Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Inggris, dan Amerika Serikat dalam mencari solusi untuk dapat meyelesaikan permasalahan perekonomian global yang dihadapi banyak negara saat itu.

Pada tahun 1999 terbentuklah forum dari inisiasi kelompok negara G7, selain untuk menemukan solusi atas kondisi ekonomi global, forum tersebut juga bertujuan untuk mendiskusikan kebijakan-kebijakan dalam rangka mewujudkan stabilitas keuangan internasional. Lalu, pada tanggal 14-15 November 2008, Presiden Amerika Serikat mengundang negara-negara G20 dalam KTT (Konferensi Tingkat Tinggi) pertama yang semakin memperkuat relevansi G20 sebagai forum ekonomi utama dunia.

Kemudian pada tahun 2010, pertemuan level Menteri G20 semakin meluas, meliputi: pertanian, perdagangan, ketenagakerjaan, dan luar negeri. Dalam perkembangannya G20 memiliki dua kelompok, yang pertama jalur keuangan (Finance Track) dan yang kedua yaitu jalur non-keuangan (Sherpa Track). Untuk pembahasan Finance Track dilakukan oleh Menteri Keuangan dan Gurbenur Bank Sentral, sedangkan pembahasan Sherpa Track dilakukan oleh kementerian terkait pada tingkat Menteri.

Lalu, apa istilah “Presidensi” dalam G20? “Presidensi” dalam G20 artinya suatu forum yang dipegang oleh salah satu negara anggota yang berganti setiap tahun karena G20 tidak memiliki ketua dan sekretariat tetap. Jadi, fungsi untuk menjaga kesinambungan dipegang oleh Troika. Troika terdiri dari 3 negara, yaitu: negara yang sedang menjabat presidensi, negara yang menjabat 1 tahun sebelumnya, serta negara yang akan menjabat di tahun berikutnya.

Untuk pertama kalinya, Indonesia menjadi bagian dari Troika G20 bersama Italia dan Arab Saudi. Presidensi G20 Indonesia telah resmi dimulai pada 1 Desember 2021 lalu. Komitmen kepemimpinan Indonesia dalam G20 yaitu, mendorong upaya bersama pemulihan ekonomi dunia, pertumbuhan yang inklusif dan people-centered, serta pertumbuhan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Selain itu, Indonesia juga memiliki 5 strategi prioritas dalam Presidensi G20, yakni:

  1. Membangun ekonomi dunia yang tangguh dan stabil.
  2. Meningkatkan produktivitas.
  3. Memperkuat kepemimpinan kolektif global.
  4. Menciptakan lingkungan kondusif bagi kemitraan antar-pemangku kepentingan
  5. Mendorong pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan

Berlandaskan prinsip inklusivitas, Presidensi Indonesia juga mengundang negara-negara tamu dan organisasi internasional (invitees) untuk turut serta dan berpartisipasi. Dalam berbagai kesempatan, Presiden Joko Widodo menekankan bahwa inklusivitas ini adalah prioritas kepemimpinan Indonesia di G20, untuk mewujudkan “leave no one behind”.

Terdapat sederet manfaat G20 bagi Indonesia. Dalam aspek ekonomi G20 memiliki manfaat antara lain, yaitu peningkatan konsumsi domestik hingga Rp1,7 triliun, penambahan PDB nasional hingga Rp7,4 triliun, penyerapan tenaga kerja sekitar 33 ribu orang di berbagai sektor, serta Ikut melibatkan UMKM dalam sektor perekonomian. Dalam aspek pembangunan sosial, manfaat G20 di antaranya: mendorong agar vaksin covid-19 menjadi global public goods serta meningkatkan accessibility vaksin bagi masyarakat Indonesia dan negara berkembang berpendapatan rendah. Selain dari kedua aspek tersebut, terdapat pula manfaat lainnya dari G20 untuk Indonesia seperti, meningkatkan kepercayaan investor global pada Indonesia, membantu percepatan pemulihan ekonomi nasional pasca-pandemi, serta memperkenalkan pariwisata dan produk unggulan Indonesia.

Logo

Recover Together atau semangat pulih bersama telah tercerminkan pada logo Presidensi Indonesia. Dengan warna dasar merah­putih dan juga desain yang menyatukan siluet gunungan, logo Presidensi G20 Indonesia tentunya sangat merefleksikan identitas bangsa Indonesia.

Siluet gunungan mencerminkan kehidupan di alam semesta, khususnya tentang perpindahan menuju awal yang baru. Hal Ini menunjukan optimisme dan semangat untuk pulih dari pandemi dan memasuki babak baru yaitu pembangunan hijau dan inklusif. Selain itu, di dalamnya juga terdapat motif batik kawung, yang secara filosofis melambangkan semangat untuk berguna bagi sesama.

Dalam konteks G20, logo ini menunjukan tekad Presidensi G20 Indonesia untuk terus mendorong pemulihan dunia yang selama dua tahun dunia telah berjuang menghadapi pandemi Covid­19. Dalam proses pulih bersama ini, G20 turut hadir secara inklusif, untuk kepentingan dunia. Layaknya DNA politik luar negeri Indonesia, gambar bentuk tanaman merambat dalam logo melambangkan Presidensi Indonesia sebagai “bridge builder” dan “part of solution“.

Tentunya sekarang kita telah mengetahui bagaimana pentingnya G20 bagi Indonesia dan juga negara-negara terkait lainnya. Maka dari itu, kita sebagai rakyat Indonesia harus selalu mendukung berbagai kegiatan G20 yang dilakukan pemerintah agar dapat merealisasikan seluruh perencanaan yang telah dibentuk dan nantinya diharapkan dapat memberikan manfaat yang maksimal. Presidensi G20 Indonesia “Recover Together, Recover Stronger“.

Khudaifah Hairun Nisa
Khudaifah Hairun Nisa
Undergraduate Accounting Student at State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.