Dalam pembangunan proyek konstruksi tentunya terdapat berbagai macam proyek konstruksi, mulai dari jembatan, jalan, gedung, dan lain-lain. Setiap konstruksi juga dibagi menjadi dua tahap, yaitu pekerjaan konstruksi struktur bawah dan pekerjaan konstruksi struktur atas.
Pengerjaan struktur atas merujuk pada proses pembangunan dan instalasi elemen-elemen struktural di bagian atas suatu bangunan atau proyek konstruksi. Struktur atas mencakup bagian-bagian bangunan yang berada di atas level tanah atau fondasi. Pengerjaan struktur atas melibatkan berbagai kegiatan, mulai dari perancangan hingga konstruksi dan instalasi elemen-elemen tersebut.
Sedangkan pengerjaan struktur bawah merujuk pada tahap konstruksi yang terkait dengan pembangunan dan instalasi elemen-elemen struktural yang berada di bawah tanah atau dasar suatu bangunan atau proyek konstruksi.
Untuk Pengerjaan struktur bawah offshore merujuk pada serangkaian tahapan konstruksi yang terlibat dalam membangun elemen-elemen struktural di bawah air di wilayah lepas pantai (offshore). Ini melibatkan pembuatan pondasi dan struktur pendukung lainnya untuk instalasi fasilitas offshore seperti platform minyak dan gas, turbin angin laut, atau struktur lainnya di perairan dalam
Pengerjaan struktur bawah merupakan pekerjaan yang krusial karena disitulah dasar dari sebuah bangunan dibuat, sebuah bangunan yang dibuat harus memiliki struktur pondasi yang benar, salah satu jenis pondasi adalah pondasi tiang pancang. Pondasi Tiang Pancang terbuat dari beton, baja, dan kayu, tidak hanya digunakan untuk bangunan, pondasi tiang pancang juga dapat digunakan pada konstruksi lepas pantai (offshore).
Salah satu penyebab terjadinya kegagalan adalah scouring effect. Peristiwa scouring yang terjadi pada bangunan-bangunan yang betemu dengan air, seperti pelabuhan, jembatan, ataupun banguna lepas pantai lainnya dapat menyebabkan kerusakan pada pondasi tiang struktur tersebut, teringat bahwa tanah memiliki peran penting dalam memberi ketahanan friksi pada sebuah tiang, maka jika tanah tersebut tergerus atau terangkat bersama dengan gelombang air, maka kegagalan pun tidak dapat dihindari. Dan tentunya tanah juga memiliki peranan penting dalam pekerjaan konstruksi offshore, terutama dalam konteks fondasi struktur laut. Dimana fondasi ini harus mampu menopang beban berat dari struktur dan peralatan berat diatasnya, serta menahan beban lingkungan seperti angin, gelombang laut, dan arus laut.
Scouring effect sering menjadi salah satu biang masalah pada tiang bangunan offshore, dikarenakan tiang yang bertemu tanah akan terlihat seperti memiliki lubang. Hal tersebut dapat menyebabkan kegagalan yang disebabkan penurunan daya dukung tanah akibat tanah yang hilang atau terangkat karena gerusan air di sekitar tiang.
Dikarenakan konstruksi offshore mengacu pada kegiatan pembangunan dan instalasi struktur di lepas pantai atau di perairan dalam untuk mendukung kegiatan industri minyak dan gas, pembangkit listrik tenaga angin laut, pengeboran laut, dan proyek-proyek lainnya.
Dalam konstruksi offshore tentunya ada beberapa tahap, diawali dengan studi kelayakan. Sebelum memulai proyek tentunya akan dilakukan studi kelayakan untuk mengevaluasi aspek teknis, ekonomi, dan lingkungan proyek konstruksi offshore. Ini melibatkan analisis kondisi lautan, geologi dasar laut, dan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi desain dan konstruksi.
Selanjutnya ada tahap desain dan perencanaan dimana proses desain melibatkan perencangan struktur dan instalasi sesuai dengan kebutuhan proyek. Ini mencakup pemilihan bahan konstruksi, perhitungan kekuatan, dan perancangan struktur agar dapat bertahan terhadap beban lingkungan dan operasional.
Lalu ada pembangunan struktur utama, struktur utama seperti platfom atau turbin angin laut dibangun di darat atau di fasilitas pabrik khusus sebelum diangkut ke lokasi konstruksi offshore. Proses ini dapat melibatkan penyatuan modul-modul besar atau struktur utuh, tergantung pada jenis proyek apa yang dikerjakan. Dan tentunya dalam proyek juga memerlukan transportasi dan instalasi, struktur yang telah dibangun kemudian diangkut ke lokasi offshore menggunakan kapal khusus seperti kapal pengangkut atau tongkang. Setelah setelah tiba di lokasi,struktur tersebut diangkat dan diinstal di dasar laut menggunakan crane dan peralatan khusus.
Setelah itu tentunya akan dilakukan pengujian dan komisioning. Setelah instalasi selesai, dilakukan serangkaian pengujian untuk memastikan bahwa semua sistem dan komponen berfungsi dengan baik. Hal itu mencakupi pengujian kekuatan struktur, pengujian sistem kelistrikan, pengujian sistem kendali, dan pengujian perlengkapan lainnya. Setelah berhasil, struktur siap untuk dioperasikan.
Setelah tahap pembangunan selesai, struktur offshore tersebut akan digunakan untuk kegiatan operasional seperti pengeboran minyak dan gas, bisa juga untuk pembangkit listrik tenaga angin laut, atau tujuan lainnya. Pemeliharaan rutin dan inspeksi berkala juga diperlukan untuk memastikan keberlanjutan operasionalnya.
Setelah jangka waktu operasional tertentu layaknya barang-barang lainnya, struktur offshore mungkin pensiun. Ada kemungkinan struktur offshore akan dilakukan pembongkaran atau penonaktifan, dan struktur tersebut dapat dihapus dari lokasi atau diubah untuk tujuan lain jika memungkinkan. Selama seluruh proses ini, peraturan dan standar keselamatan lingkungan yang ketat diikuti untuk memastikan bahwa konstruksi dan operasi offshore dilakukan dengan aman dan keberlanjutan.
Namun konstruksi Offshore memiliki potensi bahaya ketidakpastian kondisi yang disebabkan oleh bencana alam, seperti badai, ombak, arus dan pasang surut telah mengakibatkan sejumlah dari kecelakaan dan kematian besar dalam beberapa tahun terakhir. Maka dari itu dalam setiap aspek konstruksi dan penggunaan fasilitas lepas pantai ada banyak persyaratan ketat yang patut dipatuhi.
Dengan demikian, langkah-langkah bijak dan kehati-hatian dalam pengembangan proyek konstruksi offshore akan membawa kita menuju masa depan yang lebih terang, di mana sumber daya laut dimanfaatkan secara bertanggung jawab untuk keberlanjutan planet kita.