Musim pancaroba atau sering disebut sebagai musim peralihan adalah masa transisi antara musim kemarau dan musim hujan yang terjadi di sebagian besar wilayah Indonesia, biasanya terjadi pada periode april hingga oktober ditiap tahunnya. Pancaroba memiliki dampak signifikan terhadap kualitas air, terutama terkait dengan peningkatan risiko pencemaran air yang bisa berdampak buruk bagi keberlangsungan hidup masyarakat dan lingkungan.
Musim pancaroba seringkali ditandai dengan keadaan cuaca yang tidak menentu dan fluktuatif, angin kencang dengan badai petir, dan curah hujan tinggi yang diselingi dengan panas terik matahari. Hal ini membuat tanah menjadi lebih labil, sehingga dapat menyebabkan tanah dan sedimen yang terbawa hujan turun ke sungai, dan mengakibatkan peningkatan laju erosi dan sedimentasi. Dalam kondisi yang parah, hal ini juga bisa menyebabkan sungai meluap dan banjir, serta menimbulkan kerusakan pada ekosistem sungai dan terumbu karang di wilayah pesisir.
Salah satu pengaruh utama dari musim pancaroba terhadap kualitas air adalah kenaikan kadar air dalam tanah. Pada musim kemarau, air tanah biasanya berkurang karena serapan air oleh tanaman dan evaporasi yang tinggi. Sedangkan saat musim pancaroba tiba, curah hujan yang tinggi dapat mengisi kembali sumber air tanah, sehingga air dapat tersedia kembali bagi masyarakat. Namun, kenaikan kadar air dalam tanah juga dapat menyebabkan terjadinya banjir yang berpotensi merusak infrastruktur dan menimbulkan kerugian bagi masyarakat.
Musim pancaroba juga berdampak pada kualitas air karena mempengaruhi kualitas air tanah. Curah hujan yang tinggi dapat mengakibatkan air tanah tercemar karena zat-zat kimia dan bahan organik dari permukaan tanah, seperti pestisida, pupuk, limbah industri, dan sampah. Selain itu, banjir juga bisa menyebabkan air tanah ikut tercemar dengan limbah dan bahan kimia dari sungai yang meluap.
Pencemaran air dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan bagi masyarakat. Terutama jika air yang tercemar digunakan sebagai sumber air minum atau untuk keperluan sanitasi dan higiene. Banyak penyakit yang dapat ditularkan melalui air yang tercemar, seperti diare, kolera, dan infeksi saluran kemih. Selain itu, air yang tercemar juga bisa membahayakan lingkungan, seperti mempengaruhi kesehatan tanaman dan hewan, serta mengganggu keseimbangan ekosistem.
Oleh karena itu, penting bagi pemerintah dan masyarakat untuk meningkatkan upaya dalam menjaga kualitas air selama musim pancaroba. Salah satunya dengan melakukan pengawasan terhadap sumber air, seperti sungai dan sumur, serta memastikan bahwa air yang digunakan aman dan bebas dari pencemaran. Selain itu, pemerintah dan masyarakat juga harus melakukan tindakan preventif dalam mengurangi dampak buruk musim pancaroba.
Untuk mengatasi masalah kualitas air selama musim pancaroba, ada beberapa cara yang dapat dilakukan, antara lain:
- Peningkatan pengawasan dan pengendalian terhadap sumber polusi. Pemerintah dan lembaga terkait seperti Dinas Lingkungan Hidup dan Badan Pengelola Lingkungan Hidup perlu meningkatkan pengawasan dan pengendalian terhadap sumber polusi, seperti industri, pertanian, dan pemukiman. Diperlukan penegakan hukum yang tegas terhadap pelaku yang mencemari lingkungan dan perairan.
- Peningkatan sistem pengolahan air. Pemerintah dan pengelola air perlu meningkatkan sistem pengolahan air agar dapat mengatasi perubahan kualitas air yang terjadi selama musim pancaroba. Sistem pengolahan air yang efektif dapat mengurangi kadar zat organik, nutrien, dan polutan dalam air.
- Penggunaan teknologi modern yang dapat membantu mengatasi masalah kualitas air. Misalnya, penggunaan sistem penyaringan air yang lebih efektif seperti ozonisasi, filtrasi, dan UV sterilisasi. Dengan menggunakan teknologi modern tersebut, air yang tercemar dapat diolah dan dijadikan air bersih yang aman untuk digunakan.
- Pengembangan sistem monitoring dan early warning. Pemerintah dan pengelola air perlu mengembangkan sistem monitoring dan early warning untuk mengantisipasi perubahan kualitas air yang terjadi selama musim pancaroba. Sistem ini dapat membantu pengambil keputusan dalam mengatasi masalah kualitas air dengan lebih cepat dan efektif.
- Penggunaan teknologi modern yang dapat membantu mengatasi masalah kualitas air. Misalnya, penggunaan sistem penyaringan air yang lebih efektif seperti ozonisasi, filtrasi, dan UV sterilisasi. Dengan menggunakan teknologi modern tersebut, air yang tercemar dapat diolah dan dijadikan air bersih yang aman untuk digunakan.
- Peningkatan kualitas infrastruktur. Pemerintah dapat meningkatkan kualitas insfrastruktur irigasi untuk mencegah terjadinya banjir. Dengan adanya infrastruktur irigasi yang memadai, air hujan dapat dialirkan dengan baik dan tidak menggenangi tanah, sehingga kualitas air tetap terjaga.
- Peningkatan kesadaran masyarakat. Penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kualitas air selama musim pancaroba. Masyarakat dapat melakukan tindakan sederhana seperti tidak membuang sampah sembarangan dan merawat sistem sanitasi secara teratur dan mengurangi polusi. Hal ini dapat dilakukan melalui kampanye edukasi dan sosialisasi yang lebih intensif dan terkoordinasi.
Dalam hal ini, masyarakat juga dapat melakukan tindakan pencegahan seperti menanam pohon di sekitar sumber air untuk menghindari erosi tanah, serta memperhatikan penggunaan pupuk dan pestisida yang tepat agar tidak mencemari sumber air. Masyarakat juga perlu mempersiapkan diri dengan cara menyimpan air untuk keperluan yang mendesak.
Kesimpulannya, musim pancaroba dapat mempengaruhi kualitas air karena perubahan cuaca yang cepat dapat menyebabkan air tercemar. Untuk mengatasi masalah ini, pengawasan kualitas air yang ketat, penggunaan teknologi modern, peningkatan infrastruktur, dan peningkatan kesadaran masyarakat sangat diperlukan. Dengan melakukan tindakan ini, diharapkan kualitas air selama musim pancaroba dapat terjaga dan tidak membahayakan kesehatan masyarakat.