Jumat, Maret 29, 2024

Pemuda dalam Pergerakan Nasional Pandemi Covid-19

Dinda Dwi Wijayanti
Dinda Dwi Wijayanti
Mahasiswa Ilmu Sejarah, Universitas Airlangga

Peringatan hari Sumpah Pemuda mempunyai makna yang khusus di masa Covid-19 saat ini. Tak bisa dipungkiri bahwa negara Indonesia adalah salah satu negara yang terdampak dalam pandemi Covid 19.

Untuk itu, para pemuda memiliki kekuatan yang besar yaitu kaum muda menjadi energi pelopor pergerakan dalam melawan pandemi. Pemuda diharapkan menjadi garda terdepan dalam menghadapi setiap tantangan zaman yang semakin maju. Sebab, pada momen inilah para pemuda Indonesia yang berasal dari perbedaan suku,ras maupun agama untuk berikrar dalam sebuah nama yaitu “Persatuan dan Kesatuan”. Tak salah bila Soekarno mengatakan bahwa “Beri aku sepuluh pemuda maka akan ku guncangkan dunia”.

Namun masih ada orang yang mungkin tidak tahu apa itu Sumpah pemuda. Kita mau bilang apa kalau sampai saat ini kaum muda tidak mengetahui apa itu Sumpah Pemuda. Bisa jadi kaum pemuda sudah tidak tahu lagi bahwa negaranya Indonesia. Dia tidak mengetahui bumi yang dipijaknya dan bahasa yang dipakainya yaitu Indonesia.  Apa yang terbayang dibenak kita jika mendengar kata Sumpah Pemuda? Lantas, bagaimana generasi muda memaknai ikrar Sumpah Pemuda?

Berkaca pada ikrar Sumpah Palapa yang dikemukakan oleh Mahapatih Gajah Mada pada saat upacara pengangkatannya menjadi Patih  di Istana Majapahit tahun 1331. Sebuah sumpah untuk menyatukan wilayah yang bernama Nusantara.

Begitu juga dengan Sumpah Pemuda yang merupakan bukti bahwa betapa besarnya ikrar Sumpah Pemuda ini menjadi alat pemersatu bangsa, spirit pemuda yang harus ditanamkan dalam diri masyarakat indonesia. Semangat itu tidak hanya digunakan untuk mengingatkan kembali pentingnya persatuan, tetapi juga membangkitkan kembali keberanian para pemuda. Hingga kini ikrar Sumpa Pemuda menjadi pegangan bagi persatuan bangsa.

Belakangan ini sempat terjadi demonstrasi yang dilakukan oleh gerakan pemuda kepada pemerintah yang mengesahkan Undang – Undang Omnibus law. Pengesahan Omnibus law ini mengakibatkan berbagai elemen masyarakat untuk turun ke jalan.

Mahasiswa menyuarakan aspirasinya didepan Gedung DPR dengan meneriaki  tutntutan kepada Presiden Jokowi untuk mengeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang – Undang (Perpu) guna membatalkan Undang – undang Omnibus law yang dianggap akan memberikan dampak yang buruk bagi kaum buruh. Gerakan pemuda tersebut menjadi bukti bahwa perjuangan para pemuda turut andil dalam mengakkan keadilan dan kesejateraan rakyat.

Sejarah menacatat, pada 16 Agustus 1945 sekolompok kaum muda mengamankan Soekarno dan Hatta di Rengasdengklok. Pegamanan itu tidak lepas dari kabar bahwa Jepang telah dibom oleh pasukan. Saat itu, para pemuda memiliki keyakinan bahwa kemerdekaan yang dicita- citakan akan segera terwujud. Namun, berbanding terbalik dengan golongan tua yang berargumen agar deklarasi kemerdekaan menunggu kepastian dari pemerintah Jepang.

Kaum muda lantas menolak mentah – mentah usulan dari golongan tua. Meskipun secara de jure Jepang sudah menyerah kepada sekutu, tetapi secara de facto bala tentara Jepang masih menghunus senjatanya karena dianggap bisa saja Jepang siap melakukan tindakan cepat bila dipandang darurat. Namun, meski di pandang alot dan saling bersitegang antara golongan muda dan golongan tua, keesokan harinya pada tanggal 17 Agustus 1945 dilangsungkan deklarasi kemerdekaan.

Salah satu contoh pemuda Indonesia yang patut kita contoh yaitu Presiden ketiga Republik Indonesia yaitu  B.J Habibie. Sosok yang biasa dipanggil Rudi ini mempunyai semangat yang tinggi dan tak kenal kata menyerah. Keinginannya yang tak pernah berhenti belajar sampai tutup usianya.

Pada masa mudanya ia banyak menorehkan prestasinya untuk Indonesia hingga diakui dunia. Sewaktu menempuh pendidikannya Habibie muda mendapatkan banyak penghargaan dari pemerintah Jerman. Cita-citanya yang mengiginkan Indonesia untuk mempunyai pesawat terbang buatannya akhirnya bisa terwujud hingga ia menemukan rumus keretakan. Rumusnya yang bernama “Faktor Habibie” ini akhirnya sukses dan bisa diakui oleh dunia penerbangan. Banyaknya prestasi Habibie bisa dijadikan panutan bagi para pemuda milenial untuk saling bahu – membahu dalam mengharumkan nama bangsa Indonesia.

Kaum pemuda memiliki peran yang begitu penting untuk bangsa dimasa depan. Penerus bangsa harus bisa menjadi tongkat estafet dari generasi–generasi terdahulunya. Di atas pundak seorang pemuda terdapat banyak harapan. Diatas pundak para pemuda terbukanya kesempatan dan optimalnya sebuah energi perjuangan.

Hal–hal yang perlu diperjuangkan bukan untuk kepentingan dirinya sendiri maupun kelompok melainkan demi kepentingan kesejahteraan rakyat,bangsa dan negara. Maka dari itu, diharapkan pemuda senantiasa inovatif,kritis, dan kreatif dalam menempatkan peranannya. Namun satu hal yang harus diingat bahwa  dari peristiwa ini adalah generasi muda sangat menentukan  pergerakan sejarah dari suatu bangsa.

Dinda Dwi Wijayanti
Dinda Dwi Wijayanti
Mahasiswa Ilmu Sejarah, Universitas Airlangga
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.