Jumat, Maret 29, 2024

Pembebasan Abu Bakar Baasyir, Beragam Reaksi Publik

Herlina Butar-Butar
Herlina Butar-Butar
Laboratorium Medis, Manajer di Alkes, Owner Laboratorium, Wartawan, NGO, Mendirikan BUMDES pertambangan (Non-Mercurial Gold Mining Project)

Tepat sehari sesudah Debat Capres, publik medsos kembali diramaikan dengan berita, Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan membebaskan Abu Bakar Ba’asyir (ABB), dengan alasan “kemanusiaan”. Berita ini memancing reaksi publik beragam. Publik menduga, tindakan Jokowi membebaskan ABB bukan semata-mata alasan kemanusiaan, melainkan demi alasan elektoral, untuk meraih simpati.

Ada pendukung Jokowi yang kaget, marah dan merasa terlukai. Ada yang terang-terangan menyatakan tidak setuju, ada yang kecewa, tapi tetap memilih Jokowi. Cukup banyak juga yang setuju dan percaya bahwa tindakan Jokowi untuk membebaskan ABB adalah sebuah tindakan yang memiliki maksud demi kepentingan negara dan bangsa.

Banyak reaksi yang terjadi akibat dari tindakan Jokowi membebaskan ABB. Ada pendukung menyatakan akan memilih golput. Ada juga yang sibuk mengajak para penderita “galau” akut untuk mencoblos kubu lain. Mumpung!!! Momentum ini banyak digunakan oleh kubu lawan untuk mencoba mengalihkan pilihan kepada paslon 02.

Beragam reaksi publik yang menyatakan tidak setuju, sebagai berikut:

DS: “Kemanusiaan? Manusia harus berkeadilan. Kalau tidak mengakui warga negara, lalu ngapain berkemanusiaan dengan dia?;

JS: “Pembunuh harus dibunuh. Sebab pembunuh sudah menceburkan dirinya dalam hukum perang”

EY:  Tidak ada tempat kemanusiaan untuk teroris. Suara Jokowi mengempis dengan keputusan ini. Strategi Jokowi untuk membungkam kaum radikal, jihad melawan pemerintah. Ekstremis gini, kalo di penjara malah merasa dirinya makin benar.

MHB: “Menjilat musuh dan melukai hati pendukungnya.

Juliani Tobing: Kecewa, hukum harus tegas, tidak memandang bulu. Ada permintaan yang menolak dia (ABB) tandatangani. Anak-anak yang menjadi korban bom, mereka polos, tulus, tak ada dendam, masih bisa mengampuni. Tapi, terorisme harus ditindak tegas. Jika teroris dibelai-belai, tidak perlu lama, Indonesia akan porak-poranda karena paham yang dianutnya. Sengsara yang bakal kita nikmat.

AA: Saya sangat kecewa. Apalagi bicara kemanusiaan. ABB telah melecehkan kemanusiaan itu sendiri, tetap menolak Pancasila. Sikap pak jokowi membebaskan ABB adalah sikap yang tidak tegas dalam upaya penegakkan hukum, khususnya kejahatan atas nama agama.

MS: Masih manusiakah, mahluk yang sepanjang hidupnya menghasut agar orang lain melakukan terror bom? Tanyakan pada 202 korban bom Bali.

Garjito Gondokusumo: Perbuatan terorisme adalah perbuatan biadab. Bertentangan dengan peri kemanusiaan. Negara wajib konsisten melindungi Rakyat dari bahaya terorisme, apapun dalilnya.

Sultan Banten: Agama apapun, yang masih sehat jiwanya menentang terorisme dalam bentuk apapun.

Yang menarik, yang menyatakan setuju tindakan Jokowi, memberikan berbagai alasan:

HD: Ketika Jokowi membebaskan ABB yang sudah renta dan sakit2an atas nama kemanusiaan, kalian ribut seolah2 dia mendukung terorisme. Ketika membubarkan HTI, yang berpotensi kudeta dengan jumlah anggota 3 juta orang, tidak pernah bilang Jokowi memerangi terorisme.

Emil Satria: Kebijakan Presiden sudah tepat. Alquran mewahyukan, janganlah kebencian membuat mu tak mampu berlaku adil dalam membuat keputusan. Melalui berbagai pendekatan, pencegahan dan penindakan dengan tegas, mengingat masih ada.

Nogu Siagian: “Anggap aja elektoral, lalu sisi manusianya. Berikan (korban atau keluarga korban) berbagai kemudahan. Jika itu dilakukan akhirnya tujuan elektoral tercapai juga”

Muhammad Nur Illahi: “Kebencian tidak akan berakhir jika dibalas dengan kebencian. Kebencian akan berakhir jika dibalas dengan cinta kasih”;

Oscar Dany Susanto: “Ini elektoral. Momennya memang pas. Ini bisa menguntungkan petahana. Mengapa kalo urusan kemanusiaan, gak kemarin dulu dilaksanakan”

Atok Harnanto (Solo): “Pak Jokowi sedang memberi pelajaran cara berbangsa kepada kita semua, dan memberi teladan cara menjadi manusia,”

Imam Muzaki: “Mengingat dampak yg akan ditimbulkannya jika kubu yang kontra pemerintah menggoreng isu itu sebagai amunisi sumber konflik. Alasan kemanusiaan dan kondisi kesehatan menjadi dasar pertimbangan Pemerintah untuk membebaskan bagi Ba’asyir”

Land Pangaribuan: “Aku bertemu langsung dengan Alvaro tanggal 4. Melihatnya bernyanyi lagu dengan keceriaan lugu, spontan, khas anak-anak. Mentalnya baik-baik saja, tak terlihat menanggung beban trauma. Kedua orangtuanya juga ada. Kejadian itu memicu semangat persaudaraan. Bagaimana orang-orang menunjukkan kepedulian. JANGAN TAKUT!!! Kesadaran terpenting untuk kita bangkitkan. Andai ABB kemarin dihukum mati seperti terhadap teroris lainnya, ceritanya tentu berbeda”

RPD: “Saya setuju atas alasan kemanusiaan. ABB itu teroris. Dia sudah dihukum atas perbuatannya, tidak akan mengubah apapun terhadap bencana yang sudah dihasilkan”

Tigor Kelana: Saya telah hidup 50 tahun. Saya memilih untuk realistis dan rasional. Tidak pernah dalam hidupku, melihat seorang presiden di negara ini yang tidak mengacaukan hukum, atau memiliki utang trliiunan.

Ingat bagaimana PKS masuk ke sistem pendidikan anak-anak kita. Saya telah melihat seorang presiden yang tidak korup, tidak pernah memperkaya dirinya atau keluarganya dan menggunakan utang untuk developt infrastruktur yang jauh lebih baik di luar imajinasi saya. Dia! Presiden Indonesia yang tidak main-main dengan hukum. Maka saya berterima kasih padanya!

Krisyanto Yen Oni: Saya kutip penjelasan Pak KH. Ma’ruf Amin di debat CAPRES perdana kemarin. Terorisme disebabkan oleh “pemahaman tentang agama yang menyimpang”. Terorisme adalah pilihan (elektoral) bahkan dianggap benar dan wajar ketika pelakunya terlanjur menyerap pemahaman yang menyimpang terhadap suatu keyakinan, tanpa disadari hal/tindakan tersebut bertentangan dengan hukum akal budi juga melanggar nilai – nilai kemanusiaan.

Paul Ander: Belajar lah pada Nelson Mandela.  Saat pelantikan sebagai presiden, beliau mengundang sipir sipir penjara yang selama 27 tahun mengencingi kepalanya dipenjara, dia memberi sipir sipir itu tempat duduk di tribun kehormatan pada saat dia sebenarnya memiliki kesempatan utk membalas perbuatan mereka dengan balasan yang lebih jahat, pilih lah cara mu

Tetap dengan melihat begitu banyak sisi, demikian selalu ada sisi baik dan sisi buruk yang harus dipertimbangkan secara matang. Demikian, setiap orang berhak menentukan pilihannya, memilih Jokowi atau tidak. Demikian pula, Jokowi dengan segala kewenangannya dapat mengambil kebijakan yang terbaik bagi bangsa ini.

Salam Waras!!!

Herlina Butar-Butar
Herlina Butar-Butar
Laboratorium Medis, Manajer di Alkes, Owner Laboratorium, Wartawan, NGO, Mendirikan BUMDES pertambangan (Non-Mercurial Gold Mining Project)
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.