Jumat, Maret 29, 2024

Partai Politik dan Eksistensi Kaum Muda (2)

Muh Taufiq Firdaus
Muh Taufiq Firdaus
Kabid Hikmah DPD IMM DIY// Pegiat Rumah Integritas//Maarif Institute

Kaum Muda dan Harapan Politik Indonesia

Di tengah kejumudan aktivitas politik yang dihiasi oleh kaum tua, muncul secercah harapan di pundak kaum muda. Kesadaran politik kaum muda bisa menjadi penambal dan penggedor spiriti politik yang telah layu dimakan usia para politikus tua. Layaknya Sukarno dan Hatta muda, kaum muda diharapkan mampu berpartisipasi dan berperan aktif pada sejumlah aktivitas politik di Indoensia.

Namun, anggapan bahwa kaum muda masih terlalu belia untuk urusan politik, nampaknya masih sering terdengar pada pembicaraan politik. Kaum muda dianggap mempunyai kondisi emosional yang labil dan tidak objektif, senangnya hanya bermain dan tidak peduli dengan urusan negara. Labelisasi ini semakin kuat tatkala kursi DPR RI hampir seluruhnya dikuasai oleh politikus kaum tua. Sebanyak 575 anggota DPR pada tahun 2019-2024, hanya 4 % kelompok usia 20-30 yang berhasil menduduki kursi senayan. Anggota DPR masih di dominasi oleh kelompok usia 51- 60 tahun sebanyak 35,65 %, dan diikuti oleh kelompok usia 40-51 tahun sebanyak 31,83 %.

Perkembangan zaman menjadikan kaum muda menempatkan posisi yang strategis dalam diskursus politik. Para partai politik dan politikus mulai menargetkan kaum muda sebagai basis massa yang pasif. Aktivitas kaum muda di media dalam merespon situasi dan perkembangan politik justru sangat berpengaruh terhadap penggiringan isu dan kampanye politik.

Beberapa tahun terakhir, kaum muda justru kerap kali muncul sebagai dalam berbagai platform dan diikuti oleh berbagai kalangan masyarakat. Politik Indonesia akhirnya mengalami transisi yang luar biasa, dulu sumber dan informasi terkait dengan politik hampir seluruhnya dikuasai oleh korporasi dan industri media yang terafiliasi partai politik. Namun tidak dengan sekarang, perkembangan media memaksa aktivtas politik yang dulu “diam-diam” menjadi sangat terbuka, meskipun keterbukaan itu juga kerap menggangu aktivitas privasi seseorang.

Kaum muda berbondong-bondog menjadi influencer dan content creator. Menanggapai berbagai isu, memberikan pandangan politiknya, membeberkan sederet fakta atau bahkan berani menyuarakan hal-hal yang sensitif. Aktivitas ini memberikan kaum muda untuk mengakses segala informasi tanpa batas, tanpa terikat aturan partai politik, atau takut karena iming-imingan pemceatan jabatan. Maka sayang apabila potensi kaum muda hanya dimanfaatkan oleh segelintir kelompok, untuk dijadikan sebagai lumbung suara. Kaum muda berhak menentukan pilihannya masing-masing, dan ekspresi politiknya. Politik kaum muda sangat cair, berbeda halnya dengan kaum tua yang terlihat sangat kaku.

Hongkong mungkin bisa menjadi referensi politik kaum muda, tahun 2016 seorang politikus muda, Nathan Law berhasil mengantongi suara sebanyak 50 ribu suara yang menghantarkannya sebagai anggota termuda di usia 23 tahun.

Nathan Law, pertama kali muncul ke hadapan publik di usia yang sangat muda yaitu 15 tahun, bersama dengan temannya, ia memimpin demonstrasi payung di hongkong selama 79 hari dan berhasil melumpuhkan pusat bisnis hongkong. Demonstasi payung tersebut dipicu akibat kebijakan Pemerintah China yang tidak mengakui demokrasi penuh terhadap negara Hongkong. Mereka generasi kaum muda Hongkong, menolak untuk tunduk dan pasif terhadap situasi politik yang terjadi di negara mereka.

Di Eropa peran kaum muda lebih luas lagi, sense politik yang mereka ekspresikan tidak terbatas hanya persoalan teritori negara mereka, bahkan lebih jauh lagi. Mereka menganggap sebagai warga global yang harus peduli terhadap isu-isu internasional, khususnya negara konflik, terjadinya pelanggaran HAM, krisis iklim hampir seluruh negara mengalaminya atau kejahatan terorisme (Penelitian Komisi Eropa,2013).

Pendidikan Politik buat Kaum Muda

Meskipun aktivitas politik kaum muda menjadi sangat luas dan cair, bukan berarti aktivitas ini tanpa masalah. Aktivitas kaum muda dalam mengeskpresikan politiknya juga mengalami kontradiksi yang curam. Menurut Aulia D Nastuti (2017), aktivitas politik yang dilakukan oleh kaum muda, disatu sisi terlihat sangat aktif dalam merespon isu dan mengomentari kebijakan yang diputuskan, disisi lainnya justru kaum muda terjebak dan terisolasi terhadap politik partisan yang mampu mengambil peran yang lebih strategis.

Meskipun terlihat bebas dan independen dalam mengeskpresikan pandangan politiknya di media, kaum muda justru sering muncul tanpa dasar dan pemikiran yang utuh, atau lebih jauh lagi tidak mempunyai ideologi politik yang jelas. Tanpa identitas politik yang utuh, kaum muda bisa dimanfaatkan oleh kepentingan ideologi tertentu dan menceburkan diri secara tidak sengaja. Bahkan lebih parahnya lagi, kaum muda hanya dijadikan sebagai corong ideologi tertentu, tanpa sadar apa yang mereka lakukan. Maka keaktifan kaum muda dalam mengeskpresikan pilihan politiknya harus dibarengi oleh pendidikan politik yang gamblang.

Pendidikan politik kaum muda tidak harus sama dengan Pendidikan politik kaum tua yang bersifat tradisional-rekruitmen partai atau menjadi anggota partisan-, meskipun tidak sepenuhnya juga untuk ditinggalkan. Paling tidak, kaum muda dalam merawat dan melatih ide politiknya bisa membentuk komunitas baik bersifat maya atau langsung.

Memiliki koneksi antar sesama cenderung membuat pola pikir terlatih dengan daya yang kritis. Bersama mengkaji isu, membicarakan berbagai topik, berbagai pemikiran politik hingga persoalan teknis, akan membentuk seorang pribadi yang berkarakter dan mempunyai identitas politik. Sehingga tatkala kaum muda menyuarakan ekspresi politiknya dalam panggung yang lebih luas, ekspresi politik yang dihasilkan bukan lagi sebatas pragmatis-partisan tapi esensial-partisan.

Muh Taufiq Firdaus
Muh Taufiq Firdaus
Kabid Hikmah DPD IMM DIY// Pegiat Rumah Integritas//Maarif Institute
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.