Kamis, April 18, 2024

Paradigma Penelitian Kritis dalam Gerakan Politik Mahasiswa (2)

Adi Fauzanto
Adi Fauzanto
Pusat Studi Sosial Demokrasi dan Anti Korupsi

Sebuah Pembahasan : Kritik Penelitian Instrumentalis & Gerakan Paradigma Penelitian Kritis

Dikarenakan penelitian saat ini, cenderung bersifat kompetisi –meminjam Goenawan Mohammad dalam Essay nya Risalah Sains dan Beberapa Masalahnya-, seperti barang industri. Sitasi menjadi barang jualan, jauh daripada hakikat penelitian itu sendiri. Penelitian menjadi kering. Inilah kritik yang banyak disampaikan para cendekiawan terkait ekosistem penelitian, yang memang sudah menjadi standar internasional dan dijadikan acuan didalam negeri.

Dalam dunia dosen disebut Cum, dimana setiap penelitian dibayar dengan naiknya jumlah Cum, paradigma ini tentu berbahaya, fungsi penelitian sebagai perbaikan masyarakat (bisa berbentuk apapun) dihilangkan untuk tujuan mencari Cum tersebut, memang ada beberapa yang tidak seperti itu, tetapi tidak banyak.

Hal tersebut termanifestasi di mahasiswa, dengan bentuk penelitian-penelitian serupa, menyedihkan. Hasilnya penelitian yang mengejar kecepatan dan keberadaan, mengantarkan ketidakbergunaan, ujung-ujungnya terbuang. Sekali lagi, menyedihkan.

Jika saja kita menggunakan paradigma data, khususnya melihat penelitian Inaya dalam The Conversation (2019), menurutnya, hasil-hasil Penelitian tidak berpengaruh kepada kebijakan publik. Dalam artian kebanyakan kebijakan publik tidak berdasarkan riset. Sekali lagi, menyedihkan.

Manusia-manusia yang membanggakan penelitiannya khususnya dosen yang membosankan itu, yang penelitiannya berkaitan dengan publik, tidak berpengaruh kepada kebijakan. Hanya dimakan sendiri olehnya, seperti Junk Food atau sebut sahaja Junk Research. Betul saja kata Einsten –dalam Goenawan Mohammad- bahwasanya politik lebih sulit ketimbang fisika. Paradigma sains tanpa kebermanfaatan memang membosangkan. Ironis!

Tetapi setidaknya, mahasiswa harus melampaui itu semua dengan penelitian kritis. Merubah paradigma memang tidak mudah, setidaknya dengan diskursus dan diskusi-diskusi, bukan tidak mungkin. Lalu pertanyaan selanjutnya ialah, apa itu Penelitian Kritis? Bentuknya seperti apa? Metode nya bagaimana? Bagaimana penelitian kritis ini berdampak ketimbang paradigma sebelumnya?

Istilah kritis, diambil dari Teori Kritis yang digagas Mazhab Frankfurt. Dalam bukunya Sindhunata berjudul Dilema Usaha Rasional, setidaknya Teori Kritis mensyaratkan Tiga hal. Pertama, kita harus curiga dan skeptis (kritis) terhadap masyarakat. Kedua, melacaknya atau melakukan investigasi berdasarkan sejarah material masyarakat ala Marx. Ketiga, ialah tidak boleh memisahkan teori dengan praksis.

Dalam buku Supraja berjudul Pengantar Metodologi Ilmu Sosial Kritis, karakteristik teori kritis, ialah selalu merefleksikan diri kepada setiap subjek (manusia). Lalu dari hal-hal tersebut, muncul pertanyaan, seperti apa bentuk metode penelitian kritis?

Lalu seperti apa bentuknya? Paradigma penelitian Kritis, sama seperti penelitian instrumentalis, perbedaanya ialah dia berangkat dari masalah yang ada dimasyarakat, dengan mengkritisinya. Bentuk dan keadaan masyarakat tidak terjadi begitu saja, atau jika mengambil objek Kebijakan Publik, dia tidak terjadi begitu saja, ada sebab-sebab yang perlu dikritisi.

Seperti yang telah dibilang tadi, paradigma kritis, tidak boleh memisahkan teori dan praksis. Setidaknya, jika melihat penelitian instrumentalis yang tidak digunakan dalam kebijakan publik. Paradigma kritis, berangkat dari menguji dan mengkritisi masyarakat atau kebijakan publik terelebih dahulu, setelahnya menyusun argumen anti-tesis dari masyarakat atau kebijakan publik.

Sasaran dari penelitian berparadigma kritis ini, menjadi kekuatan praksis untuk memperbaiki kebijakan publik atau masyarakatnya. Atau setidaknya masyarakat atau para pembentuk kebijakan tadi, merefleksikan diri dari apa yang ada, dari bentuk-bentuk normatif yang ada, menyelidiki subjek-nya sendiri.

Disampaikan dalam Diskusi “Kajian Amal Ilmiah: Peran Riset dan Keilmuan dalam Ilmu Politik” IMM Umar Bin Khattab STIT Muhammadiyah Tempurrejo-Ngawi

 

Daftar Pustaka

Rocky Gerung. 2018. Pasca-1998: Surplus Fanatisme, Defisit Akal. Tirto.Id

Soe Hok Gie. 2005. Catatan Seorang Demonstran. LP3ES: Jakarta

Goenawan Mohammad. 2020. Risalah Sains dan Beberapa Masalahnya. Webinar Hari Kebangkatian Nasional oleh Ikatan Dokter Indonesia

Inaya Rakhmani. 2019. Pembuatan Kebijakan di Indonesia Tidak Didukung Riset Berkualitas dan Kebebasan Akademik. The Conversation

Sindhunata. 2019. Teori Krtisi Sekolah Frankfurt: Dilema Usaha Manusia Rasional. Gramedia: Jakarta

Muhammad Supraja. 2018. Pengantar Metodolgi Ilmu Sosial Kritis Jurgen Habermas. Gadjah Mada Press: Yogyakarta

Adi Fauzanto
Adi Fauzanto
Pusat Studi Sosial Demokrasi dan Anti Korupsi
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.