Selasa, Desember 9, 2025

Pantai Semakin Kotor, Kesadaran yang Semakin Pudar

Linda Laela Kamal
Linda Laela Kamal
Mahasiswa yang memiliki ketertarikan pada isu lingkungan dan literasi publik.
- Advertisement -

Banyak pantai yang kini terbengkalai akibat ulah manusia itu sendiri. Pantai, yang seharusnya dijaga dan dirawat sebagai anugerah alam yang indah untuk kita syukuri, justru dirusak tanpa disadari. Ironisnya, masih banyak orang yang tidak peka terhadap dampak dari perbuatan mereka. Mereka seolah tidak memikirkan konsekuensi jangka panjang sebelum membuang sampah sembarangan atau melakukan tindakan yang merugikan lingkungan.

Bahkan untuk hal sesederhana membuang sampah pada tempatnya pun, sebagian masyarakat masih gagal melakukannya. Sampah-sampah tersebut tidak hanya berasal dari pengunjung pantai, tetapi juga merupakan sampah kiriman dari sungai yang disebabkan oleh oknum-oknum tak bertanggung jawab. Perilaku seperti inilah yang akhirnya membuat pantai-pantai kita kehilangan keindahannya dan semakin menjauh dari fungsi aslinya sebagai ruang wisata dan ekosistem yang harus kita jaga.

Akibat dari perbuatan tersebut, bukan hanya pantainya yang tercemar, tetapi pandangan orang di luar sana terhadap kita sendiri juga buruk, sebab mereka melihat adanya minimnya kesadaran kita untuk menjaga dan melestarikan lingkungan termasuk pantai. Melihat berita tentang banjir bandang di Pulau Sumatra yang sedang ramai sekarang, hal ini mendorong saya untuk mengubah kebiasaan orang-orang agar dapat menjaga pantai mereka demi menghindari hal-hal mengerikan di kemudian hari.

Pelestarian ekosistem pantai dan upaya menjaga kebersihan memerlukan sebuah pendekatan yang komprehensif, tidak hanya bergantung pada formalitas belaka. Langkah awal yang esensial adalah aksi penanaman pohon bakau di sekitar area pesisir. Penanaman bakau tidak hanya berfungsi sebagai pelindung alami dari abrasi, tetapi juga merupakan habitat vital bagi biota laut.

Namun, upaya ini harus diimbangi dengan manajemen kebersihan yang efektif. Meskipun keberadaan petugas kebersihan khusus diperlukan untuk menghimbau dan memastikan area tetap terjaga, kehadiran mereka tidak boleh dijadikan alasan bagi masyarakat untuk melalaikan tanggung jawab.

Pengadaan petugas hanya akan menjadi formalitas semata jika tidak diiringi oleh peningkatan kesadaran kolektif, sebab inti dari keberhasilan konservasi lingkungan selalu kembali pada kesadaran pribadi setiap individu. Namun, jika masih ada pihak yang tetap menyepelekan dan merusak, harus diberi sanksi tegas, sehingga diperlukan adanya Peraturan Desa (Perdes) yang jelas mengenai larangan membuang sampah, serta mekanisme denda atau sanksi sosial bagi para pelanggar.

Oleh karena itu, pelibatan aktif masyarakat lokal menjadi kunci utama keberhasilan. Organisasi kepemudaan seperti Karang Taruna atau komunitas-komunitas lingkungan lainnya harus didorong untuk menjadi garda terdepan dalam aksi pelestarian, dengan salah satu kegiatan rutin yang dapat diimplementasikan adalah Aksi Bersih Pantai yang diadakan secara konsisten, misalnya seminggu sekali.

Selain itu, penyediaan infrastruktur yang memadai sangat diperlukan, terutama dengan memperbanyak dan menempatkan tempat sampah di lokasi-lokasi strategis di sepanjang area pantai, di mana tempat pembuangan sampah ini sebaiknya dipisah antara sampah organik dan anorganik serta didukung alur pemrosesan sampah daur ulang yang jelas. Hal ini dapat membantu mengurangi volume sampah yang berakhir di TPA dan berpotensi menjadi nilai ekonomi (bank sampah).

Aspek yang tak kalah penting adalah edukasi dan sosialisasi, di mana Pemerintah desa dapat menyelenggarakan seminar atau lokakarya kecil secara berkala; edukasi ini harus dirancang untuk menanamkan pemahaman mendalam tentang dampak sampah dan pentingnya ekosistem pantai bagi keberlangsungan hidup warga sekitar.

Dalam hal tersebut tentunya desa tidak bisa bekerja sendiri, sehingga penting adanya kolaborasi dan dukungan anggaran dari pemerintah tingkat kabupaten/kota atau provinsi untuk penyediaan sarana besar, seperti alat berat untuk bersih-bersih musiman atau bibit bakau dalam jumlah besar.

- Advertisement -

Pada akhirnya, menjaga kebersihan pantai bukan hanya tugas pemerintah atau petugas kebersihan semata, melainkan tanggung jawab bersama seluruh masyarakat, khususnya lingkungan sekitar pantai. Semua upaya yang telah dilakukan, mulai dari penyediaan fasilitas, penanaman bakau, hingga penegakan aturan, akan sia-sia jika tidak diiringi dengan perubahan kesadaran dan perilaku setiap individu.

Sudah saatnya kita mulai dari hal sederhana, seperti membuang sampah pada tempatnya dan ikut serta dalam kegiatan pelestarian lingkungan. Kerja sama antara warga, pemerintah desa, dan pemerintah daerah menjadi kunci agar pantai-pantai di beberapa daerah dapat kembali bersih, indah, dan layak dibanggakan. Menjaga pantai berarti menjaga masa depan kita sendiri, serta memastikan generasi berikutnya dapat menikmati keindahan alam yang seharusnya menjadi warisan berharga.

Linda Laela Kamal
Linda Laela Kamal
Mahasiswa yang memiliki ketertarikan pada isu lingkungan dan literasi publik.
Facebook Comment
- Advertisement -

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.