Virus corona, adalah dua kata yang terasa tak asing lagi bagi setiap indera manusia. Telinga yang selalu mendengar kabar yang tidak seimbang antara kematian dan harapan hidip, bibir dan lidah yang bersatu untuk terus berkabar dan berucap akan ganasnya virus Corona ini, Mata yang hanya haru melihat keadaan yang diluar nalar, dan sebagainya.
Sebagai manusia yang hakikatnya adalah makhluk sosial dan homoeconomicus, keadaan ini menjadi beban bagi sebagian lapisan masyarakat. Keadaam ini berangsur cukup lama dan berdampak di berbagai bidang kehidupan manusia terutama ekonomi.
Kebijakan physical distancing, dirumah saja, dan PSBB, ini sangat sekali menghawatirkan bagi setiap pedagang terutama pasar tradisional. Miris sekali saat melihat beberapa pedagang ketika dagangannya jauh dari kata laku. Bagaimana nasib mereka yang mengambil laba tidak banyak dan hanya untuk menyambung hidup? Apa saja dampak yang dirasa oleh pedagang ketika dihimbau untuk Work From Home?
Menurunnya pemasukan
Iimbauan physical distancing dan WFH terasa sangat meresahkan tidak hanya bagi pedagang. Bagaimana nasib mereka rakyat kecil yang harus bekerja di luar? Beberapa pedagang kecil termasuk di kota Jember mengalami pemasukan yang anjlok dikarenakan PSBB.
Dalam sehari bahkan mereka tidak mendapatkan penghasilan. Penurunan pengunjung terjadi di pasar tradisional setelah ada himbauan PSBB sangat terlihat. “Hari ini sepi sekali, padahal hari Minggu, mungkin orang-orang sedang takut dengan corona. Syukur jika saya bisa memberi makan keluarga,” saut Pak Rit, salah satu pedagang pindang di pasar tradisional kota Jember.
Bulan ramadhan menjadi bulan penuh harap bagi para pedagang. Biasanya para pedagang di pasar tradisional mendapatkan keuntungan dua kali lipat karena daya beli yang bertambah pada bulan suci ini. Namun tidak dengan sekarang, mereka berharap pandemi ini cepat berakhir dan dapat terus menyambung hidup dengan cara berjualan langsung tanpa adanya larangan berjarak.
Kesulitan bahan baku
Bagi pedagang kaki lima kekhawatiran terjadi ketika akan terjadi lonjakan harga sembako. Banyak toko bahan baku tutup karena takut tertular virus corona. Efek domino terjadi dalam rantai perekonomian. Banyak kegiatan ekonomi yang terhambat dalam memproduksi atau pun yang lain. Ketika biaya produksi tinggi karena susah dicari hal ini akan berdampak pada tingkat penjualan yang akan menurun.
Tidak sedikit masyarakat Indonesia mengalami kesulitan ekonomi karena kehilangan pekerjaan dan hal ini berdampak pada perekonomian negara yang semakin menurun.
Memahami arti bersyukur
Covid19 membawa perubahan diberbagai sektor kehidupan. namun, dibalik pandemi ini banyak sekali hal positif yang bisa kita ambil hikmahnya. Tidak hanya hal negatif, tidak ada salahnya ketika kita memandang dari sudut pandang yang berbeda. Bersyukur atas semua karunia yang diberi Tuhan. Terkadang beberapa orang berfikir bahwa para pedagang kecil bersusah payah demi untung yang sedikit. Mereka tak banyak mengambil keuntungan, karena mereka bersyukur ketika telah bisa menyambung hidup.
Hal ini menjadi bahan koreksi bagi mereka yang berkecukupan. Janganlah mengeluh karena dalam hidup kita selalu ada saja mereka yang lebih susah. Hal ini dapat menjadi bahan motivasi serta rasa syukur. Jangan mengeluh akan adanya corona apalagi selalu menyalahkan tanpa berpikir sisi baik dari corona. Tetaplah berpositif thinking akan apapun yang terjadi pasti ada hikmahnya, nikmati dan bersyukur.
Memahami arti saling gotong royong
Melihat situasi saat pandemi ini, banyak dari komponen masyarakat yang bergerak. Hal itu membuat semua sadar bahwa peran pemerintah tak bisa berjuang sendirian. Masih banyak yang perlu diperbaiki dan ditingkatkan oleh peran pemerintah dalam upaya mengatasi pandemi ini.
Namun, mengkritik kekurangan peran pemerintah pun tak akan membuat pandemi ini cepat teratasi. Karena itu, banyak aksi yang dilakukan oleh masyarakat yang dilandasi kepekaan kepedulian dengan sesama. Dengan cara berdonasi uang, membagikan masker, dan juga APD. Kepekaan atas rasa kemanusiaan diuji di sini. Seluruh masyarakat diuji hatinya apakah mereka akan luruh atau malah apatis?
Semua ini terjadi diluar ekspektasi. Banyak sekali pedagang kecil dengan modal yang menyusut. Usahanya terancam bangkrut dan banyak yang merasa hidup terasa hanya menurut dan sulit untuk menuntut. Keseimbangan hidup tercipta ketika komponen masyakarat bekerja sama memerangi virus ini.
Sebagai seorang masyarakat seharusnya bijak dengan apapun reaksi tentang kabar mengenai corona. Tidak selalu harus menyalahkan corona, hidup bijak dengan memahami hikmah dibalik pandemi Covid ini.