Globalisasi
Dalam beberapa dekade, globalisasi telah memiliki dampak yang signifikan pada kehidupan manusia yang mencakup berbagai aspek, seperti perkembangan teknologi, peningkatan integrasi perdagangan, dan pertumbuhan penduduk. Globalisasi telah memperluas jaringan komunikasi dan informasi, memungkinkan interaksi dan berbagi informasi lebih mudah dan cepat antara orang-orang dari berbagai negara.
Globalisasi juga telah membawa kemajuan teknologi seperti internet dan teknologi komunikasi. Dengan adanya teknologi ini, informasi dan komunikasi dapat tersebar luas dan cepat, mempengaruhi gaya hidup dan lingkungan sekitar. Namun, globalisasi juga memiliki konsekuensi yang kompleks bagi setiap negara, terutama negara-negara berkembang seperti Indonesia.
Globalisasi merupakan fenomena kontemporer yang membawa perubahan signifikan dalam hubungan antarnegara dan membuka kemungkinan perubahan dunia. Hal ini menghilangkan hambatan dan membuat dunia semakin terbuka dan saling membutuhkan. Di samping itu, globalisasi telah membawa berbagai dampak, baik positif maupun negatif. Dampak positifnya meliputi perubahan tata nilai dan sikap masyarakat yang semula irasional menjadi rasional, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang memberikan kemudahan kepada masyarakat, dan meningkatkan tingkat kehidupan yang lebih baik.
Namun, dampak negatifnya meliputi penurunan kualitas moral bangsa, seperti berbagai kasus korupsi, kejahatan, dan lain-lain. Dengan demikian, globalisasi telah menjadi suatu fenomena yang kompleks dan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan manusia. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami dan mengantisipasi dampak globalisasi agar kita dapat memanfaatkan kemajuan teknologi dan informasi untuk meningkatkan kualitas hidup dan kehidupan masyarakat.
Teori Globalisasi Menurut Giddens
Anthony Giddens, seorang Profesor Sosiologi di Universitas Cambridge, telah mengembangkan pemikiran tentang demokrasi dan globalisasi yang sangat dipengaruhi oleh konsep modernitas.
Menurut Giddens, modernitas tidak hanya terbatas pada masa dan ruang, tetapi juga mempengaruhi cara hidup manusia secara besar-besaran. Giddens menggambarkan globalisasi sebagai proses yang kompleks yang melibatkan dimensi ekonomi, politik, teknologi, dan budaya. Ia juga menjelaskan bahwa globalisasi tidak hanya tentang dominasi Barat terhadap yang lain, tetapi juga mempengaruhi Amerika Serikat dan negara lain secara langsung. Giddens membagi globalisasi menjadi empat dimensi:
- Ekonomi Kapitalis Dunia: Kapitalisme global yang terintegrasi melalui jaringan niaga dan manufaktur, bukan melalui pusat politik.
- Sistem Negara Bangsa: Negara bangsa sebagai aktor utama di dalam tatanan politik global, dengan korporasi sebagai agen dominan.
- Tatanan Militer Dunia: Persenjataan yang tidak hanya terkait dengan angkatan bersenjata masing-masing negara, tetapi juga perang.
- Pembagian Kerja Internasional: Diferensiasi antar kawasan industri di dunia, termasuk deindustrialisasi beberapa kawasan dan munculnya negara industri baru.
Giddens juga menekankan bahwa globalisasi tidak hanya tentang perubahan ekonomi, tetapi juga mempengaruhi kehidupan sehari-hari dan memiliki implikasi global. Ia juga mengkritik teori ilmu sosial yang hanya melihat globalisasi sebagai pengaruh yang meninggalkan bangsa dan komunitas lokal.
Pemikiran Giddens tentang globalisasi sebagai sesuatu yang datang dan merubah tempat yang didatanginya, berbeda dengan pemikiran James Petras yang mengungkapkan bahwa globalisasi adalah proses yang dilakukan secara aktif oleh berbagai pihak, termasuk negara berkembang. Detradisionalisasi juga menjadi tema penting dalam pemikiran Giddens, di mana masyarakat tradisional mengalami perubahan besar-besaran akibat globalisasi.
Pandangan Islam Terhadap Globalisasi
Globalisme atau universalisme Islam merupakan sebuah pemahaman yang berangkat dari fakta tekstual historis bahwa risalah Islam ditujukan untuk semua umat, segenap ras dan balngsa, serta untuk semua lapisan masyarakat.
Islam bukan risalah untuk bangsa tertentu yang beranggapan bahwa dialah bangsa terpilih, dan karenanya semua manusia harus tunduk kepadanya. Meskipun pada awalnya berada di dalam tubuh suatu bangsa, sekelompok bangsa atau hanya sekelompok individu, islam adalah satu dalam arti, bahwa islam meliputi seluruh manusia. Universalisme Islam menampakkan diri dalam berbagai manifestasi penting, dan yang terbaik dalam ajaran-ajarannya.
Dalam menjawab tantangan globalisasi yang mempengaruhi realitas kekinian, Islam sebagai pendidikan yang berkualitas berfungsi sebagai batasan yang jelas untuk mencegah tindakan double-dealing antara manusia. Islam menuntut keseimbangan (musawah) dalam pedoman harta, tidak hanya terbatas pada pertemuan-pertemuan tertentu.
Menurut Shindunata (2000), pendidikan Islam harus berupaya sebaik mungkin untuk memanfaatkan globalisasi demi kemajuan pendidikan, sosial, ekonomi, politik, dan budaya bangsa melalui kerja sama dan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi. Untuk menghadapi kondisi dampak negatif dari globalisasi terhadap dunia pendidikan secara khusus dunia pendidikan Islam, diperlukan strategi khusus untuk mengupayakan pelaksanaan pendidikan agama Islam secaral efektif daln efisien.
Ada beberapa cara untuk menghindari dampak buruk globalisasi dengan menanamkan atau memberi pemahaman tentang nilai-nilai islam khususnya di kalangan anak muda. Oleh karena itu, menurut As-Syaukani (2003) bahwa diperlukan rekontruksi dan reformasi pendidikan agama Islam agar bisa menghadapi tantangan global dengan langkah-langkah sebagau berikut:
- Melakukan telaah kritis dan menyeluruh terhadap agama, baik yang bentuknya normatif maupun historis.
- Perlu adanya pengintegrasian pendidikan agama dengan ilmu-ilmu lain.
Tidak di pungkiri anak muda di zaman sekarang banyak yang melupakan tentang ajaran nilai islam dalam melakukan pergaulan dengan teman-temannya. Hal tersebut bisa dipengaruhi oleh efek globalisasi yang makin meningkat. Seperti yang di tekankan oleh Giddens dalam penjelasan di atas bahwa globalisasi tidak hanya tentang perubahan ekonomi, tetapi juga mempengaruhi kehidupan sehari-hari dan memiliki implikasi global.
Ditengah fenomena globalisasi ini, muncul public figur yaitu Ustadz Hannan Attaki yang memberikan metode dakwah dengan memberi pendekatan kepada remaja lewat acara yang bernama #pemudahijrah. Dalam acara ini, peserta di dominasi oleh kaum remaja ke atas yang berasal dari berbagai daerah hingga luar negara. Hal ini menjadi salah satu dampak globalisasi yang positif karena dengan kemajuan teknologi yang pesat, seluruh khalayak dapat mengetahui acara ini melalui Social Media.
Acara tersebut membahas tentang persoalan remaja pada saat ini dengan mengenalkan serta menanamkan nilai-nilai agama yang terkandung dalam Al-Qur’an dan Hadist. Selain itu, dalam acara ini peserta juga bebas mengutarakan pendapat atau melontarkan pertanyaan kepada Narasumber yang nantinya akan dijawab dengan tidak meninggalkan nilai-nilai Islam.
Kemajuan teknologi di era globalisasi ini memberikan kemudahan kepada seluruh masyarakat global dalam mengakses video dakwah ataupun informasi pengetahuan nilai-nilai yang terdapat di Social Media.