Pendidikan di dalam sebuah negara akan mempengaruhi kualitas dari sumber daya manusia di dalam negara tersebut. Kualitas sumber daya manusia sangat mempengaruhi kualitas dari berbagai aspek seperti ekonomi, politiik, dan keamanan.
Hingga sampai saat ini Indonesia sebagai negara berkembang masih menerapkan pendidikan secara konvensional. Yaitu pendidikan yang berfokus pada guru yang menjadikan sebagai sumber informasi.
Menurut Djamarah (1996), metode pembelajaran konvensional adalah metode pembelajaran secara tradisional atau bisa disebut juga dengan metode ceramah, karena sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dengan peserta didik di dalam proses pembelajaran. Dengan metode konvensional peserta didik lebih banyak mendegarkan penjelasan guru di depan kelas dan mengerjakan tugas atau latihan soal yang di berikan oleh guru.
Selain itu juga ada pembelajaran Non-Kovensional, yaitu dengan memberikan akses yang lebih luas kepada guru di dalam penguasaan IPTEK secara substantif melalui kinerja sistem yang mampu mengintegrasikan sumber-sumber belajar, proses pembelajaran dan evaluasi hasil belajar.
Saat ini Covid-19 masih menyebar di seluruh dunia, seperti yang kita ketahui virus ini sangat sulit di deteksi, sehingga di dalam penyebaran virus ini angka kematian menjadi sangat tinggi. Dampak yang di rasakan oleh virus ini tidak luput di rasakan oleh warga Indonesia yang di dalam penyebaran semakin mendekati dengan circle kita.
Dampak dari pandemi Covid-19 ini juga di rasakan di dalam sektor pendidikan, sehingga di dalam proses pembelajaran dialihkan yang biasa di lakukan secara konvensional sekarang harus di alihkan menjadi “Non – Konvensional, dan tidak terasa sekarang sudah memasuki pertengahan semester genap tahun ajaran 2020/2021 sudah berjalan hampir satu tahun. Seperti yang kita ketahui pandemic Covid-19 hingga bulan Januari 2021 belum menunjukan grafik penurunan, hanya sekolah dengan di zona hijau saja yang di perbolehkan menjalankan pembelajaran tatap muka.
Teknologi sudah tidak bisa di pisahkan oleh manusia, untuk sekarang ini teknologi menjadi salah satu kebutuhan primer manusia. Sebelum adanya teknologi, manusia masih melakukan aktivitas masih serba manual contohnya di mulai dengan pembayaran dengan cash sekarang menjadi ke cashless atau jika dulu masih mengirim surat melalui kantor pos dan surat yang di kirim pun baru sampai berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan kemudian, tetapi semenjak teknologi telah diciptakan, semua pekerjaan manusia menjadi lebih mudah sehingga sekarang untuk mengirim informasi hanya memerlukan waktu beberapa menit bahkan beberapa detik saja.
Dengan menggunakan teknologi yang telah diciptakan semua pekerjaan dan aktivitas manusia menjadi lebih mudah. Sama halnya juga di dunia pendidikan yang dahulu dilakukan dengan metode pembelajaran secara konvensional sekarang berubah menjadi Non- konvensional dengan menggunakan Platform digital yang memadai.
Setiap pembelajaran yang dilakukan oleh guru yang secara daring dan memberikan pembelajaran sehingga semua di falitasi oleh media teknologi. Sehingga dapat di akses dari rumah menggunakan video conference, digital documents, dan sarana daring lainnya. Banyak sekali platform di dalam e-learning yang di kembangkan oleh perusahan-perusahan teknologi telah menyarankan kegiatan belajar dan mengajar untuk menggunakan sarana dari beberapa platform digital pendidikan diantaranya adalah Rumah Belajar, Quipper School, Sekolah Online Ruang Guru.
Dalam platform digital tersebut diperlukan pemahan mengenai semiotika menurut Ferdinand De Saussure dan Charles Sandres Pierce Semiotika sebagai metode untuk mempelajari berbagai cabang ilmu pengetahuan ini dimungkinkan karena ada kecenderungan untuk melihat berbagai wacana sosial sebagai fenomena bahasa dan semiotika bisa berupa ilmu yang menelaah tanda (termasuk pengertian simbol, indeks, ikon) dan karya seni merupakan komposisi tanda baik secara verbal maupun non-verbal.
Seperti halnya fitur yang terdapat di platform Ruang Guru contohnya yang mempunyai ikon gambar latihan soal yang berarti siswa dapat mencoba soal-soal yang mereka dimiiliki dan juga di Ruang guru mempunyai ikon gambar untuk memilih jenjang materi yang ingin di ajarkan bisa berupa Matematika, Kimia dan Fisika.
Dengan memahami aspek semiotika teknologi yang terdapat pada platform Ruang Guru akan memudahkan siswa untuk belajar. Platform yang di sajikan di ruang guru cukup lengkap di karenakan materi yang di sampaikan melalui video sehingga dapat memudahkan pemahan materi yang di sampaikan. Namun ternyata, pembelajaran yang di lakukan secara daring ini ternyata bukan sebuah win-win solution untuk seluruh pihak, banyak sekali siswa yang mengeluhkan hambatan dan kesulitan yang dihadapi lebih kompleks karena perubahan pada sistem pembelajaran menjadi daring.
Selain banyaknya kelebihannya di platform Ruang guru, terdapat kekurangan diantaranya adalah paling banyak disuarakan oleh siswa adalah siswa yang memiliki akses Internet yang terbatas, siswa tersebut tidak bisa mengikuti kelas daring dari rumah karena jaringan yang sangat lambat dan tidak memadai untuk mengikuti kelas secara real time, biasanya mereka harus pergi ke suatu tempat tertentu yang memiliki akses jaringan internet lebih baik untuk mengikuti perkuliahan daring secara real time tanpa hambatan dan efektif, Namun platform ini siswa harus membayar untuk berlangganan. Walaupun penggunaan platform digital seperti Google Classroom dan Ruang Guru mempunyai mempunyai kekurangan dan kelibahan tersendiri.