Jumat, April 19, 2024

Nabi Muhammad SAW, Sang Pembawa Perubahan

Fitrah
Fitrah
Mahasiswa Program Studi Ekonomi Syariah, Fakultas Agama Islam, Universitas Muhammadiyah Malang.

Agama Islam dalam sejarah perkembangannya merupakan agama yang selalu menekankan pentingnya perubahan. Perubahan tersebut tidak hanya pada perilaku dan sifat manusia, melainkan juga pada cara pandang dan sistem. Perubahan inilah yang Rasulullah Saw. dan nabi-nabi sebelumnya tanamkan kepada umatnya.

Salah satu ayat yang memerintahkan manusia untuk melakukan perubahan tersebut adalah “Sesungguhnya Allah SWT tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka sendiri mengubah keadaan yang ada pada diri mereka. Dan apabila Allah SWT menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya, dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain dia”. (Q,S,Ar-Rad [13]: 11)

Pada saat ini, kondisi umat Islam menjadi umat yang lemah posisinya dalam konstelasi lokal dan nasional. Bahkan sebagian wilayah umat Islam masih terjajah dan dikuasai asing atau segelintir konglomerat. Seperti Irak, Afghanistan, Suriah, dll.

Saat ini, kondisi negara Indonesia khususnya umat Islam masih terbelenggu dengan maraknya kasus korupsi, narkoba, fakir miskin, kriminal, dll. Padahal penyakit kronis tersebut penyakit utama yang sangat di musuhi oleh agama Islam itu sendiri, dengan melihat kondisi negara Indonesia khususnya umat Islam saat ini, maka sudah keharusan untuk membawa perubahan dan keinsafan agar negara Indonesia dan rakyat bisa beradaptasi atau bersaing dengan negara-negara lainnya.

Perubahan paling utama yang dilakukan saat ini adalah dengan kembali ke Al-Qur’an dan As-sunnah, di mana setiap umat islam menggali kembali ayat-ayat normatif dalam al-qur’an sebagai pandangan hidup, spirit, cita-cita dan semangat dalam hidup bermasyarakat dan bernegara yang majemuk.

Selain itu, umat Islam terus meningkatkan persatuan, persaudaraan (ukhwah), dan keinsafan nasional agar mudah bangkit dari ketepurukan dan melawan setiap kezaliman atau ketikdadilan yang muncul di masyarakat dan pemerintahan. Karena itu, dengan membangun persatuan dan persaudaraan kita bisa menatap kemajuan di masa yang akan datang. Seperti kata pepatah “Bersatu kita teguh, Bercerai kita runtuh”.

Perubahan di Masa Rasulullah SAW

Di antara semua perubahan yang pernah terjadi di muka bumi, perubahan dari masa yang lebih tercerahkan yang dibawa oleh baginda Rasul Muhammad SAW lah yang paling besar. Nabi Muhammad saw telah menjadi pencerah, penolong, serta pembawa perubahan pada bangsa Arab pada masa itu untuk keluar dari kebodohan dan kesyirikan.

Banyak hal yang berubah dari bangsa Arab saat itu, mulai dari segi politik, kemasyarakatan hingga yang paling terasa adalah keagamaan. Bangsa Arab yang awalnya adalah para penyembah berhala dengan membuat patung-patung dan menyembelih hewan-hewan untuk seserahan patung, berhasil menjadi bangsa yang mulia dengan menganut ajaran llah SWT. Denganderajat yang tinggi, bangsa sederhana ini mampu menaklukan bangsa-bangsa lain dan membantu penyebaran agama islam.

Kitab suci Al-qur’an telah mencerahkan jiwa bangsa Arab kala itu. Dengan percaya pada agama Allah, bangsa Arab pun mulai mengubah sistem kemasyarakatan dan politiknya yang sebelumnya penuh ketertindasan dan ketidakadilan. Bahkan, untuk pertama kalinya, mengangkat derajat perempuan.

Munculnya kesadaran diri tentang arti disiplin dan taat membawa bangsa Arab pada jalan yang lebih baik. Tidak labih menghakimi sendiri apa yang dianggap salah. Mengesampingkan pertumpahan darah, serta menyerahkan semua proses hukum pada pemerintah. Mulai dari perkara antar individu, individu dan masyarakat, hubungan antar kelompok, hingga hubungan keluarga.

Tradisi bangsa Arab yang terpecah oleh suku-suku pun mulai sirna saat Nabi Muhammad membawa ajaran Islam. Mereka mampu melebur menjadi satu, tanpa ada lagi peperangan antar suku yang sering kali menumpahkan darah.

Persebaran agama Islam diseluruh dunia pun tak luput dari peran Nabi Muhammad SAW serta para sahabat dan pengikut-pengikutnya. Seperti sabda Rasulullah swa yang ditulis Imam Muslim dalam kitab shahihnya,”Barangsiapa di anatar kalian yang melihat suatu kemungkaran, maka hendaklah ia mengubahnya dengan tangannya. Kalau ia tidak mampu (dengan tangannya), maka dengan lisanya. Kalau ia tidak mampu (dengan lisannya), maka dengan hatinya dan itu adalah selemah-lemahnya iman”.

Hal ini jelas menunjukan bahwa tiap muslim harus mampu melakukan perubahan, membawa serta memberi perubahan. Baik perubahan pada dirinya sendiri maupun pada masyarakat luas.

Fitrah
Fitrah
Mahasiswa Program Studi Ekonomi Syariah, Fakultas Agama Islam, Universitas Muhammadiyah Malang.
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.