Sabtu, April 20, 2024

Muhammadiyah dan Kemerdekaan Indonesia

Bayu Susena
Bayu Susena
Staf Badan Penjaminan Mutu

Peringatan kemerdekaan Republik Indonesia ke-74 sudah dekat. Seluruh rakyat Indonesia patut mengucapkan rasa syukur atas anugerah kemerdekaan ini. Sebagai bangsa yang besar, Indonesia harus memiliki cita-cita dan impian yang besar pula, terutama cita-cita mencerdaskan rakyat Indonesia.

Mencerdaskan rakyat Indonesia menjadi lebih mudah karena bantuan dan peran dari Muhammadiyah. Muhammadiyah didirikan di Kampung Kauman Yogyakarta pada 8 Dzhulhijjah 1330 H atau 18 Nopember 1912. Pendiri Muhammadiyah adalah Muhammad Darwis dan kemudian dikenal dengan Ahmad Dahlan.

Ahmad Dahlan berpikir keras untuk membuat perubahan dan mengatasi keterbelakangan kaum pribumi. Memberantas pembodohan dan pemiskinan akibat kolonialisasi yang sistemik. Hasil berpikir dan usaha ini maka lahirlah Muhammadiyah. Saat ini Muhammadiyah memasuki milad ke-110.

Secara usia Muhammadiyah berdiri jauh lebih dulu dibandingkan dengan Indonesia. Bisa dikatakan tokoh-tokoh perintis kemerdekaan Indonesia terlahir dari Muhammadiyah. Dengan kata lain Indonesia banyak belajar dari Muhammadiyah.

Proklamator dan Presiden Indonesia pertama yaitu Bung Karno terlahir dari keluarga besar Muhammadiyah. Contoh lain yaitu Jenderal Sudirman yang merupakan pendiri Hisbul Wathan dan merupakan cikal bakal Pramuka Indonesia juga dari Muhammadiyah.

Upaya Muhammadiyah dalam Kemerdekaan Indonesia sangatlah besar. Muhammadiyah berupaya sebagai motor penggerak perubahan. Muhammadiyah selalu memberi inspirasi kepada Indonesia. Jika Indonesia ingin rakyatnya sejahtera maka cerdaskan dan jaga kesehatan rakyatnya.

Pergerakan Muhammadiyah sangat kental di dunia dakwah, pendidikan dan kesehatan. Ciri-ciri perjuangan Muhammadiyah yaitu gerakan Islam, gerakan dakwah Islam amar ma’ruf nahi mungkar dan gerakan tajdid. Nilai-nilai Islam harus dijunjung dan diamalkan dalam keseharian. Indonesia jangan melupakan gerakan Islam.

Penjajah Belanda sejak dulu ingin mengecilkan peran Islam. Seperti Snouck Hurgronje yang berusaha memisahkan antara adat dengan Islam. Maka dimomentum peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia saat ini, kembalikan peran Islam dalam mengukir sejarah Indonesia kedepan. Jangan pisahkan Indonesia dan Islam.

Bayu Susena
Bayu Susena
Staf Badan Penjaminan Mutu
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.