Kamis, April 25, 2024

Mudik, Balik, dan Ilusi Urbanisasi

Alfian Fallahiyan
Alfian Fallahiyan
Penulis harian lepas, alumni pasca sarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Perpindahan masyarakat dari daerah ke perkotaan menjadi hal yang lumrah terjadi. Peristiwa yang diistilahkan dengan urbanisasi ini menjadi pilihan beberapa kalangan masyarakat setidaknya karena beberapa sebab.

Sebab tersebut diantaranya yaitu, keinginan masyarakat untuk merasakan keadaan kehidupan di perkotaan, baik itu untuk mencoba pertaruhan untuk mendapatkan penghidupan yang lebih layak atau memang memiliki keinginan yang kuat untuk tinggal dan hidup di daerah perkotaan, dan mungkin juga ada hal lain yang menjadi alasan memilih menjadi kaum urban.

Masyarakat Indonesia memiliki kekhasan tersendiri dalam pemilihan momen untuk melakukan urbanisasi. Meskipun kapan saja atau setiap waktu masyarakat bisa saja memilih meninggalkan desa atau kampung halaman untuk pindah ke kota, namun ada momen atau waktu tertentu masyarakat akan dengan sangat masif terlihat melakukan urbanisasi.

Syawal, ya momen lebaran idul fitri menjadi waktu yang seakan dianggap paling tepat untuk melakukan urbanisasi.  Salah satu alasan mengapa lebaran menjadi waktu yang dipilih adalah fenomena mudik dan balik lebaran.

Mudik, adalah hal yang ditunggu-tunggu oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Fenomena tahunan ini menjadi hal yang seakan wajib dilakukan oleh sebagian masyarakat. Momen lebaran menjadi alasan terkuat masyarakat untuk berusaha sebisamungkin untuk mudik atau pulang kampung untuk berlebaran bertemu dangan sanak saudara menyambung silaturahmi.

Secara tidak langsung momen mudik ini menjadi momen para pemudik untuk menceritakan suka duka menjalani kehidupan jauh dari kampung halaman. Di sinilah pemantik itu terjadi, tidak sedikit sanak keluarga yang akhirnya tertarik untuk melakukan urbanisasi. Para pemudik mengajak sanak keluarga, jiran tetangga untuk balik ikut ke kota, bahkan dengan ajakan sekedar untuk mengadu nasib.

Bayang-bayang indah, mimpi-mimpi manis mulai tersirat dalam benak.  Kehidupan ditengah kota yang seakan begitu indah, bayangan lowongan pekerjaan yang begitu menggiurkan ditambah dengan keadaan di kampung halaman yang begitu-begitu saja.  Hal ini lah yang akhirnya membulatkan tekad untuk berangkat meninggalkan kampung halaman menuju perkotaan.

Bayang-bayang yang sebenarnya bisa saja realitanya nanti akan berbalik.  Mimpi manis akan menjadi kenyataan pahit, bayang-bayang indah akan mengundang gundah.

Berdasarkan fakta yang ada, bagaimana penghidupan perkotaan yang begitu keras.  Daerah perkotaan yang sudah padat dengan datangnya masyarakat dari daerah semakin menambah padatnya penduduk.

Secara tidak langsung juga akan menambah semrawut kota, bertambahnya tempat tempat kumuh. Datang dengan bangga dan senang hati karena melihat kota dengan gedung-gedung tinggi, namun nantinya akan tersadar setelah melihat kenyataan dibalik megahnya gedung berderetnya pencakar langit ada tempat kumuh yang sangit.

Rumah bedek mungkin masih lebih baik daripada mereka yang tinggal di kolong-kolong jembatan, di trotoar jalanan, di emperan toko dan pasar, tuna wisma menjadi hal yang dengan mudah ditemukan.

Urbanisasi memang peristiwa yang lumrah terjadi.  Akan tetapi harus dengan modal, skill keahlian dan mental yang kuat untuk menaklukkan kehidupan kota yang keras. Tidak hanya karena sekedar ilusi, mengikuti keinginan dan nafsu karena tertarik oleh cerita dan dongeng manis dari sanak saudara, jika demikian maka sudah bisa ditebak keadaan yang akan dijalani akan begitu berat.

Hal ini juga menjadi bukti bagaimana pemerataan belum terjadi. Ruang-ruang atau lapangan pekerjaan yang tidak merata. Otonomi daerah belum mampu benar-benar mewujudkan pemerataan sesuai dengan yang di cita-citakan.

Alfian Fallahiyan
Alfian Fallahiyan
Penulis harian lepas, alumni pasca sarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.