Sabtu, Mei 31, 2025

Misteri Kenaikan Yesus Kristus ke Surga

Ayub Simanjuntak
Ayub Simanjuntak
"A spirited opinion maker, balancing voices and sparking fresh perspectives."
- Advertisement -

Kisah kenaikan ke surga bukan hanya berkisah tentang Yesus Kristus, meskipun Ia adalah tokoh sentral dalam iman Kristen. Dalam  Alkitab, ada dua tokoh lain yang juga mengalami pengalaman serupa, yaitu Henokh dan Elia. Ketiganya—Henokh, Elia, dan Yesus—terangkat ke surga, namun dalam konteks dan makna yang berbeda-beda. Yang menjadi benang merah dari ketiganya adalah soal tubuh kemuliaan, yakni tubuh yang berbeda dari tubuh manusia biasa yang terbatas oleh kefanaan.

Henokh: Orang yang Hidup Dekat dengan Allah 

Henokh adalah keturunan ketujuh dari Adam, dan dicatat dalam Kejadian 5:24: “Dan Henokh hidup bergaul dengan Allah, lalu ia tidak ada lagi, sebab ia diangkat oleh Allah.” Dalam ayat ini kita dapat mengerti keputusan Henokh untuk memilih dekat dengan Allah yang kudus dan meninggalkan pergaulan yang buruk pada zamannya. Henokh tidak mengalami kematian yang melambangkan akibat langsung dosa bapa leluhurnya. Allah mengangkatnya seperti sedang memberikan pesan kepada manusia yang akan hadir setelahnya bahwa kematian suatu saat akan dapat dikalahkan.

Surat Ibrani 11:5 memperjelas makna ini: “Karena iman Henokh terangkat supaya tidak mengalami kematian, dan ia tidak ditemukan lagi karena Allah telah mengangkatnya. Sebab sebelum ia terangkat, ia memperoleh kesaksian bahwa ia berkenan kepada Allah.”

Dalam tradisi Yahudi dan Kristen awal, Henokh sering dikaitkan dengan gambaran kesalehan yang sejati. Meski Alkitab tidak menjelaskan secara eksplisit mengenai perubahan tubuh Henokh, logika teologi menyatakan bahwa masuknya seseorang ke hadirat Allah mengharuskan transformasi tubuh. Tubuh manusia dalam daging dan tulang  mustahil tahan di depan kekudusan Allah (lihat 1 Korintus 15:50), sehingga dapat disimpulkan bahwa Henokh menerima tubuh kemuliaan saat ia diangkat ke surga.

Elia: Kenaikan dalam Kemuliaan 

Elia adalah nabi besar Israel yang di akhir hidupnya diangkat ke surga dalam peristiwa dramatis: “Sedang mereka (Elia dan Elisa) berjalan terus dan bercakap-cakap, tiba-tiba datanglah kereta berapi dengan kuda berapi memisahkan keduanya, lalu naiklah Elia ke surga dalam angin badai.” (2 Raja-raja 2:11).

Berbeda dengan Henokh, kisah kenaikan Elia dijabarkan lebih rinci. Ini menunjukkan kemuliaan dan otoritas profetik Elia. Sama seperti Henokh, Elia tidak mengalami kematian fisik. Dalam peristiwa transfigurasi Yesus, Elia bersama Musa menampakkan diri dalam kemuliaan dan berbicara dengan Yesus.

Enam hari kemudian Yesus membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes   saudaranya, dan bersama-sama dengan mereka Ia naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di situ mereka sendiri saja. Lalu Yesus berubah rupa  di depan mata mereka; wajah-Nya bercahaya seperti matahari dan pakaian-Nya menjadi putih bersinar seperti terang. Maka nampak kepada mereka Musa dan Elia sedang berbicara dengan Dia (Matius 17:1-3 TB)

Transfigurasi ini memberikan petunjuk bahwa Elia telah mengalami transformasi tubuh ke dalam bentuk kemuliaan. Tubuh seperti ini bukanlah tubuh jasmani yang fana, melainkan tubuh yang kekal, sebagaimana disebutkan oleh Paulus: “Yang ditaburkan dalam kehinaan akan dibangkitkan dalam kemuliaan.” (1 Korintus 15:43).

Yesus Kristus: Teladan dan Prakarsa Kebangkitan 

Yesus Kristus bukan hanya mengalami kenaikan, tetapi juga kebangkitan dari kematian. Dalam Lukas 24:50-53 dan Kisah Para Rasul 1:9-11, dijelaskan bagaimana Yesus terangkat ke surga di hadapan murid-murid-Nya.

Yang membedakan Yesus dari Henokh dan Elia adalah bahwa Ia mengalami kematian secara fisik, bangkit dengan tubuh yang telah dipermuliakan, lalu naik ke surga. Tubuh kebangkitan Kristus ini bukan tubuh roh semata, tetapi tubuh nyata yang dapat disentuh (Yohanes 20:27) dan dapat makan (Lukas 24:42-43), namun juga melampaui batasan fisik, seperti masuk ke dalam ruangan yang tertutup (Yohanes 20:19).

- Advertisement -

Paulus menyebut tubuh kebangkitan Kristus sebagai “tubuh kemuliaan-Nya” (Filipi 3:21), dan dalam 1 Korintus 15, ia menekankan bahwa tubuh kita yang fana akan digantikan dengan tubuh yang kekal. Dengan demikian, tubuh yang digunakan Yesus saat masuk ke surga adalah tubuh kebangkitan yang sempurna—yang akan menjadi model bagi semua orang percaya.

Tubuh Kemuliaan: Apa dan Bagaimana?

Tubuh kemuliaan adalah tubuh yang: Tidak dapat binasa (1 Korintus 15:42), Mulia dan kuat (1 Korintus 15:43), bukan duniawi (1 Korintus 15:44), Seperti tubuh kebangkitan Kristus (Filipi 3:21)

Tubuh ini tidak tunduk pada kematian, sakit, atau batas ruang dan waktu. Ini adalah tubuh yang disiapkan untuk hidup kekal dalam hadirat Allah. Oleh karena itu, kenaikan ke surga bukan hanya soal arah geografis (ke atas), tetapi tentang dimensi eksistensi yang baru.

Dampak Teologis Kenaikan Yesus Bagi Manusia

Kenaikan Yesus memiliki makna yang sangat dalam bagi umat percaya:

  • Peneguhan bahwa surga itu nyata

Kenaikan Yesus bukan sekadar simbolis. Ini menunjukkan bahwa ada dimensi kekal di mana Kristus memerintah saat ini (Ibrani 1:3). Ini menjadi harapan nyata bagi setiap orang percaya.

  • Yesus sebagai Pengantara dan Imam Besar

Dalam Ibrani 4:14-16, Yesus disebut Imam Besar yang telah masuk ke dalam surga. Ia memperantarai kita di hadapan Allah, membawa manusia berdosa untuk diperdamaikan.

  • Menjamin Tubuh Kebangkitan bagi Orang Percaya

Dalam 1 Korintus 15:20-23, Paulus menyebut Yesus sebagai “yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal.” Artinya, sebagaimana Yesus bangkit dan naik ke surga, demikian pula mereka yang percaya akan mengalami kebangkitan dan menerima tubuh kemuliaan.

  • Panggilan Hidup Kudus dan Siap Menanti

Dalam Kisah Para Rasul 1:11, malaikat berkata bahwa Yesus akan datang kembali dengan cara yang sama seperti Ia naik ke surga. Ini memberikan motivasi bagi gereja untuk hidup berjaga-jaga, kudus, dan penuh pengharapan.

  • Misi Gereja Dimulai dari Kenaikan

Setelah kenaikan, murid-murid diperintahkan untuk menjadi saksi sampai ke ujung bumi (Kisah 1:8). Artinya, kenaikan bukan akhir, tetapi awal dari karya misi gereja—melanjutkan karya Kristus di bumi.

Kesimpulan

Kisah Henokh, Elia, dan Yesus Kristus memberikan wawasan mendalam tentang realitas surgawi dan tubuh kemuliaan. Henokh dan Elia adalah tipe dan bayangan dari karya sempurna yang digenapi dalam Yesus Kristus. Yesus bukan hanya naik ke surga, tetapi juga membuka jalan bagi manusia untuk mengalami kebangkitan dan kehidupan kekal.

Tubuh kemuliaan bukanlah konsep mitologis, melainkan janji nyata dalam Alkitab bagi semua orang percaya. Karena itu, pengharapan akan tubuh kebangkitan seharusnya mendorong setiap orang Kristen untuk hidup dengan iman, kesetiaan, dan kerinduan untuk melihat kemuliaan Allah secara sempurna di kehidupan yang akan datang.

Sambil menantikan kedatangan-Nya kembali, marilah kita menjalani hidup ini dengan penuh tujuan, meneladani kesalehan Henokh, keberanian Elia, dan kasih Kristus, Sang Juruselamat yang telah membuka jalan menuju

Ayub Simanjuntak
Ayub Simanjuntak
"A spirited opinion maker, balancing voices and sparking fresh perspectives."
Facebook Comment
- Advertisement -

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.