Jumat, Januari 3, 2025

Menyikap Cerita Dibalik Siklus Hidup Plastik

Cintya Amanda
Cintya Amanda
Mahasiswa Manajemen Universitas Pembangunan Jaya
- Advertisement -

“The greatest threat to our planet is the belief that someone else will save it.”— Robert Swan

Kata-kata Robert Swan menjadi pengingat yang menggugah bahwa setiap individu memainkan peran penting dalam melestarikan planet kita. Mudah untuk terjebak dalam anggapan bahwa masalah lingkungan adalah tanggung jawab pemerintah, organisasi, atau pihak lain. Namun, kenyataannya adalah bahwa perubahan nyata dimulai dari tindakan individu. Dengan memahami serius masalah polusi plastik, kita memberdayakan diri untuk membuat pilihan yang sadar dan mengambil langkah-langkah menuju masa depan yang berkelanjutan.

Polusi plastik adalah masalah yang terus-menerus yang terjadi di seluruh dunia, dan sejak lebih dari lima puluh tahun yang lalu, laporan pertama menunjukkan bagaimana hal itu berdampak pada komponen lingkungan hidup dan mati.

Mengingat upaya kita untuk mencapai keberlanjutan dalam hal makanan, air, lingkungan, dan kesehatan kita, meningkatnya kekhawatiran tentang dampak langsung dan jangka panjang dari masuknya sampah plastik ke dalam makanan dan air tidak dapat diabaikan.Dalam artikel ini, beberapa laporan dikumpulkan dan dikaji tentang berbagai aspek penilaian polusi plastik dan alternatif terbaik yang dapat kita lakukan.

Siklus Hidup Produk Plastik 

Bahan plastik yang sudah diproses dibagi menjadi 7 jenis, seperti PETE, PVC, PS, HDPE, O (lainnya), LDPE, dan PP. Hal ini dilakukan agar daur ulang plastik menjadi lebih mudah. Proses membuat produk dari plastik berdampak besar pada lingkungan dan dapat membahayakan kesehatan manusia. Proses produksi, seperti pembakaran, mengeluarkan gas beracun ke udara yang bisa menyebabkan penyakit serius seperti kanker.

Setelah diproduksi, produk plastik berbagai macam seperti kemasan, perabot rumah tangga, mainan,alat tulis, dan elektronik sampai ke tangan konsumen. Namun, tidak semua jenis plastik bisa di daur ulang, tergantung pada jenisnya. Plastik yang tidak terpakai biasanya dibuang oleh konsumen.

Sampah plastik bisa berakhir di tempat sampah, lingkungan, dibakar, atau di daur ulang untuk membuat produk baru. Antara tahun 2000 dan 2019, total sampah plastik di seluruh dunia mencapai 353 juta ton. Namun, hanya 9 persen yang bisa di daur ulang, 50 persen berakhir di tempat pembuangan sampah, 19 persen dibakar, dan 22 persen tidak ter tangani dan mencemari lingkungan.

Upaya untuk mengatasi masalah sampah plastik melibatkan berbagai pihak, termasuk pemerintah,industri, dan masyarakat. Peningkatan kesadaran akan pentingnya daur ulang dan penggunaan plastik yang lebih ramah lingkungan menjadi kunci dalam mengurangi dampak negatif tersebut. Inovasi dalam desain produk, pengembangan bahan baku alternatif, dan kebijakan lingkungan yang lebih ketat juga menjadi langkah-langkah penting dalam menghadapi tantangan global terkait sampah plastik.

Alternatif Pengganti yang Lebih Ramah Lingkungan

Bio plastik dapat membantu mengatasi masalah lingkungan yang disebabkan oleh pembuangan sampah yang salah. Salah satu keuntungan utama bio plastik adalah terbuat lebih banyak dari sumber daya terbarukan daripada bahan bakar fosil.

Penggunaan sumber daya terbarukan yang lebih rendahakan mengurangi emisi gas rumah kaca. Pembuatan bio plastik, dibandingkan dengan plastik berbasis minyak bumi, menghasilkan emisi CO2 sebesar 80% lebih sedikit ke atmosfer. Selain itu, proses pembuatan bio plastik membutuhkan energi sebesar 65% lebih banyak daripada proses pembuatan plastik petrokimia.

- Advertisement -

Bio plastik juga dapat mengurangi masalah lingkungan seperti pembuangan sampah yang tidak diatur di darat dan laut serta bahan kimia berbahaya yang terkait. Untuk memanfaatkan manfaat bio plastik, yang ramah lingkungan, kita perlu mengintegrasikan proses bio based dengan sumber daya terbarukan. Kita juga harus meningkatkan kesadaran masyarakat tentang manfaat produk berbasis hayati dari pada plastik konvensional yang berbahaya dan tidak terbarukan. Selain itu, kita harus meningkatkan produksi plastik berbasis bio.

Selain bio plastik, pilihan lain yang dapat diandalkan sebagai pengganti plastik konvensional adalah bahan daur ulang. Daur ulang plastik telah menjadi solusi yang semakin populer dalam upaya mengurangi limbah plastik di lingkungan. Proses daur ulang plastik melibatkan pengumpulan,pemilahan, dan pemrosesan kembali material plastik bekas menjadi produk baru. Langkah ini membantu mengurangi tekanan terhadap sumber daya alam dan mengurangi kebutuhan akan produksi plastik baru. Dengan mendaur ulang plastik, kita dapat meminimalkan dampak lingkungan yang merugikan karena pembuangan sampah plastik yang tidak terurai.

Selain memberikan alternatif langsung untuk penggantian plastik, kita juga dapat mengembangkan kebijakan dan regulasi yang mendukung penggunaan bahan ramah lingkungan. Pemerintah dan industri dapat bekerja sama untuk memberikan insentif bagi produsen yang menggunakan bahan ramah lingkungan, seperti bio plastik atau bahan daur ulang.

Selain itu, pendidikan masyarakat tentang pentingnya pengurangan penggunaan plastik dan penerapan praktik ramah lingkungan dapat menjadi kunci kesuksesan dalam mengatasi masalah limbah plastik. Dengan menggabungkan pendekatan ini,kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih berkelanjutan dan mengurangi dampak negatif plastik terhadap ekosistem kita.

Upaya untuk Mengurangi Penggunaan Plastik

Di tengah-tengah masalah lingkungan global saat ini, mengurangi penggunaan plastik adalah kebutuhan mendesak. Pertama dan terpenting, masyarakat harus lebih dididik tentang dampak negatif plastik terhadap lingkungan. Pendidikan di sekolah, kampanye publik, dan penyuluhan di seluruh masyarakat dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya mengurangi penggunaan plastik.

Pemahaman yang lebih baik tentang keuntungan beralih ke metode yang lebih ramah lingkungan,seperti kantong belanja kain, tempat minum yang dapat digunakan kembali, dan barang-barang yang terbuat dari bahan alami, dapat membantu mengubah perilaku pelanggan.

Untuk mengurangi penggunaan plastik secara signifikan, peraturan pemerintah juga harus diperkuat. Regulasi lingkungan yang mendukung penggunaan plastik yang lebih bertanggung jawab dapat berupa undang-undang yang membatasi penggunaan plastik sekali pakai, membatasi produksi plastik,dan mendorong perusahaan untuk menggunakan produk yang lebih ramah lingkungan. Pemerintah juga dapat mendorong penelitian dan pengembangan bahan plastik alternatif yang dapat terurai dalam lingkungan dengan cepat.

Terakhir, sektor bisnis memainkan peran penting dalam mengurangi penggunaan plastik. Perusahaan dapat memainkan peran penting dalam mengadopsi praktik bisnis yang berkelanjutan seperti mengurangi kemasan plastik, mendaur ulang limbah plastik, dan mendukung pengembangan produk yang ramah lingkungan.

Konsumen juga dapat memberikan tekanan positif melalui pembelian yang bijak, menggunakan bahan yang mudah terurai. Akibatnya, pemerintah, masyarakat, dan sektor bisnis dapat bekerja sama untuk mendukung keberlanjutan lingkungan dan mengurangi penggunaan plastik.

Cintya Amanda
Cintya Amanda
Mahasiswa Manajemen Universitas Pembangunan Jaya
Facebook Comment
- Advertisement -

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.