Dewasa ini setelah kasus yang melibatkan Rafael Alun Trisambodo, seorang pegawai Direktorat Jendral Pajak, membuat pejabat lain merasa resah. Hal ini dikarenakan kepemilikan harta tak wajar oleh seorang pejabat Negara menjadi sorotan dan perhatian masyarakat.
Kasus awalnya disebabkan oleh Mario Dandy yang melakukan penganiayaan terhadap David, anak dari seorang petinggi GP Ansor. Namun, kasus ini kemudian menyeret nama Rafael Alun Trisambodo, seorang pegawai Direktorat Jendral Pajak, karena kepemilikan harta tak wajarnya.
Harta tak wajar yang dimiliki Rafael Alun Trisambodo diperkirakan mencapai sekitar 50 miliar. Bahkan PPATK telah memblokir puluhan rekening yang diduga berkaitan denga Rafael Alun Trisambodo. Besarannya pun tidak main-main, dengan nilai transaksi diperkirakan mencapai 400 miliar.
Dengan fakta-fakta ini, masyarakat tentu tidak tinggal diam. Bahkan, KPK telah meminta bantuan masyarakat untuk membantu mengungkap setiap kekayaan yang dimiliki oleh pejabat Negara melalui kampanye memviralkan setiap temuan harta tidak wajar seorang pejabat negara di media sosial.
Hal ini tentu merupakan langkah jitu untuk mengungkap pejabat negara yang terindikasi memiliki harta tak wajar. Jari-jemari Netizen Indonesia sudah cukup terbukti dalam mengungkap berbagai kasus kejahatan di Indoensia, mulai dari Ferdy Sambo cs sampai yang terbaru adalah Rafael Alun Trisambodo. Apalagi, saat ini perkembangan era digital sangatlah luas sehingga tentu akan memudahkan proses pencarian informasi.
Terkait dengan fenomena pengungkapan harta tak wajar yang dilakukan oleh masyarakat atau Netizen, saat ini mereka terlebih dahulu melakukan background checking. Mulai dari informasi tentang siapa pejabat tersebut, pangkatnya, gaji serta tunjangannya, dan harta yang dilaporkan ke Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN).
Setelah semua proses tersebut, terdapat suatu hal yang menarik, yaitu seringkali pejabat Indonesia justru memperlihatkan celahnya untuk didalami oleh Netizen. Hal ini dikarenakan dapat diketahui bahwa antara laporan harta dan harta sesungguhnya berbeda. Semua ini dapat terlihat dari gaya hidup setiap pejabat Negara, mulai dari pamer MOGE (motor gede) sampai dengan mobil mewahnya.
Namun di beberapa kasus, tidak semua pejabat negara lalai atau tidak pintar menyembunyikan hartanya. Ada pula pejabat Negara yang hidup dengan sederhana, namun kekeliruannya adalah tidak memperhatikan gaya hidup keluarganya.
Fakta ini dapat terlihat dari banyaknya anak pejabat yang flexing (memamerkan) harta kekayaan orangtuanya, seperti yang terbaru adalah anak kepala bea cukai Makassar. Karena seringnya memperlihatkan gaya hidup mewah di media sosial akhirnya hal tersebut tercium oleh Netizen. Barang branded yang dikenakan sampai rumah tak luput dari perhatian Netizen.
Kemudian, fenomena lainnya setelah kasus Rafael Alun terkuak, didapati terdapat MOGE yang dijual secara bersamaan dalam satu waktu. Akhirnya muncul kecurigaan bahwa barangkali ini merupakan bentuk dari upaya pejabat Negara untuk mengamankan diri dari kejaran KPK.
Saat ini, netizen terus bergerilya untuk mencari setiap kejanggalan harta kekayaan seorang pejabat Negara. Atas hal ini mau bagaimanapun tentu menjadi ancaman bagi setiap pejabat Negara yang terindikasi memiliki harta kekayaan yang tidak wajar.