Minggu, November 24, 2024

Menunggu Sikap Konkrit Taliban Menarik Gelombang Pengungsi

Nihaya Rina
Nihaya Rina
Freelancer.
- Advertisement -

Sudah sebulan lebih lamanya Taliban menduduki Afghanistan untuk kedua kalinya sejak tahta dialihkan dari Ashraf Gani. Ashraf Gani mengungkapkan kemenangan Taliban melalui cuitan Twitternya pada 15 Agustus 2021 waktu setempat.

“Taliban telah menang dengan pedang dan senjata mereka, sekarang mereka bertanggung jawab atas kehormatan, properti dan pertahanan diri warga negara mereka” ujar Ashraf Gani. Gani sendiri disebut-sebut segera pergi dari Kabul ke Tajikistan.

Kependudukan Taliban yang kedua ini memancing keributan baik di Kabul ataupun Afghanistan keseluruhan. Serta-merta masyarakat membayangkan hukum Taliban di pemerintahan sebelumnya. Taliban pernah berkuasa pada 1996 hingga 2001 dimana pada saat itu diberlakukan hukum ketat konservatif yang mengatur negara dan hak-hak perempuan.

Mullah Nooruddin Turabi, pemimpin Taliban mengungkapkan statementnya bahwa:

“Tidak ada seorang pun yang akan mengatur hukum yang seharusnya kami terapkan. Kami akan menggunakan hukum kami berdasarkan Al-Qur’an.”

Kebangkitan kembali Taliban di tanah Afghanistan menimbulkan gelombang pengungsi dan pencari suaka berbondong-bondong keluar dari negara tersebut. Video unggahan di mendia sosial saat sekelompok orang menaiki pesawat Amerika yang hendak meninggalkan bandara. Kengerian tersebut tergambarkan jelas lewat orang-orang yang berjatuhan dari badan luar pesawat.

Gelombang Awal Pengungsi Afghanistan

Berdasarkan data Migrasi pada 2 September 2021, 558.000 orang Afghanistan berpindah dalam negeri, 515.000 orang mengungsi ke luar negeri. Jumlah tersebut terakumulasi bahwa sekitar 2,8 juta pengungsi dan pencari suaka Afghanistan tersebar di seluruh dunia, menjadikannya negara ketiga dengan populasi imigran terbesar di dunia.

Gelombang pengungsi Afghanistan pertama pada saat invasi Soviet 1979 dan akhir masa rezim Taliban 2001 sekelompok besar pengungsi menuju Pakistan, Iran dan negara Barat. Namun, kebijakan penerimaan pengungsi Afghanistan mereka hentikan pada 1997.

Respon Negara-negara Dunia Terhadap Gelombang pengungsi Afghan 2021

Pakistan dan Iran sebagai tetangga Afghanistan menerima pengungsi paling banyak lebih dari 3 juta pengungsi. Kedua negara tersebut memiliki kebijakan yang berbeda terhadap pengungsi. Misalnya, Pakistan memberikan kebebasan kepada pengungsi Afghan, sedangkan Iran memberikan batasan ketat. Di Pakistan, pengungsi tinggal di kampung pengungsi sedangkan di Iran, pengungsi Afghan hidup di area Urban. Namun, kesamaan diantara kedunya adalah laporan beberapa kasus penjagaan yang kurang bahkan melanggar HAM pengungsi, termasuk deportasi paksa, hukuman dan penganiayaan fisik.

Berdasarkan Kantor Statistik Jerman, pengungsi Afghan mencapai 272.000 di 2020. Turki hanya menjadi negara transit bagi para migrant menuju Eropa, bahkan berdasarkan laporan media CRUX, Turki membangun pembatas tembok agar gelombang pengungsi Afghan tidak bisa masuk ke perbatasan Turki.

- Advertisement -

Presiden Korea Selatan Moon Jae In menyambut hangat 391 pengungsi Afghanistan yang pernah bekerja dengan pemerintahan Korea Selatan. Korea Selatan memberikan julukan ke mereka dengan sebutan ‘special merit’ (bukan ‘refugee’ (pengungsi).

Selain Korea Selatan, 4 negara-negara  NATO yaiti Kanada, Prancis, Inggris dan Jerman berkonstribusi menampung pengungsi Afghanistan. Caroline Van Buren perwakilan UNHCR Afghanistan menganjurkan seluruh negara tetangga Afghanistan untuk mmebuka perbatasan dan menampung pengungsi.

Menunggu Kebijakan Taliban Mampukan Menarik Pengungsi Kembali?

Meningkatnya angka pengungsi Afghan menimbulkan pertanyaan yang mengenai kepemimpinan Taliban, mungkinkah mampu memberikan rasa aman bagi para masyarakatnya dibawah hukum Syari’ah.

Terdapat beberapa pilihan berat yang ditunggu dari Taliban kedepannya:

1. Negosiasi politik Taliban seharusnya menggunakan jalan damai tanpa kekerasan untuk menghindari situasi bertambahnya rakyat sipil melarikan diri dari negaranya.

2. Taliban perlu mencari partner internasional untuk memulai membangun kembali Afghanistan terutama organisasi kemanusiaan.

3. Kemampuan Taliban untuk merekonstruksi pemerintahan dan pergerakan politik domestik untuk menumbuhkan rasa percaya baik didalam dan luar negeri.

4. Pemimpin Taliban memiliki peranan penting dalam ketegasan pemerintahan, toleransi HAM, memberi perhatian serius pada isu korupsi, pelayanan terbaik bagi masyarakat Afghanistan termasuk perhatian Taliban terhadap pengungsi dan mengembalikan para migrants. Dimana aspek-aspek ini akan menentukan masa depan Afghanistan.

Nihaya Rina
Nihaya Rina
Freelancer.
Facebook Comment
- Advertisement -

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.