Jumat, April 26, 2024

Menuju Hubungan Diplomatik Indonesia-Israel, Mungkinkah?

Syafran Naufal
Syafran Naufal
Currently Majoring in International Relations at Universitas Islam Indonesia

Israel, mungkin ketika mendengar nama negara tersebut sebagai besar masyarakat Indonesia memliki stigma negatif terhadap salah satu negara yang belakangan ini dinilai berhasil menangani pandemi COVID-19.

Stigma negatif yang “menetap” di sebagian besar masyarakat Indonesia ini bukan tidak beralasan, latar belakang historis ketika Presiden Soekarno memutuskan untuk “mengusir” delegasi Israel pada event tahunan Asian Games 1962 yang dihelat di Indonesia.

Keputusan untuk tidak mengundang Israel disebabkan desakan oleh negara-negara Arab yang saat itu sedang berkonflik. Dari contoh tersebut sebenarnya kita sudah menyadari bahwa dari awal Israel tidak dianggap sebagai prioritas oleh Indonesia.

Namun seiring berjalannya waktu dan perkembangan zaman yang semakin modern, Indonesia dan Israel sering dikaitkan satu sama lain hingga desas-desus akan diresmikannya hubungan antara kedua negara ini.

Dalam sebuah jurnal yang ditulis oleh Greg Barton yang berjudul “Indonesia and Israel: A Relationship In Waiting” dipaparkan beberapa kesamaan serta hubungan kerjasama yang telah dijalin oleh Indonesia dan Israel. Sebagai pemantik artikel ini penulis ingin mengajukan pertanyaan “Salahkah jika kita bermimpi beberapa tahun kedepan hubungan diplomatik Indonesia dan Israel akan terwujud?”

Jerussalem adalah ibukota dari Israel, namun Jerussalem juga menjadi saksi pada 14 Oktober 2018 dalam Christian Media Summit Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dalam pidato nya secara terang-terangan mengakatakan bahwa ingin memiliki hubungan yang baik dengan Indonesia.

Salah satu kutipan pidato Netanyhu yaitu ia mengatakan “Indonesia is very, very important to us, it’s one of the last countries on earth that doesn’t have an open and robust relationship with Israel”. Pernyataan Perdana Menteri Israel ini semakin menguatkan kemungkinan terwujudnya kerjasama antara kedua negara ini. Sementara di Indonesia sentiment terhadap konflik Palestina dan Israel yang mengarah ke Israel sangat tinggi. Banyak masyarakat Indonesia yang menganggap dirinya mempunyai kedekatan batin tersendiri dengan negara Palestina yang notabene juga negara mayoritas Islam.

Di Indonesia bendera Palestina bukanlah sesuatu yang asing, dari demonstrasi, pertandingan olahraga maupun acara keagamaan, bendera Palestina sering hadir diantara kerumunan orang-orang di Indonesia. Namun jika kita berpikir lebih luas, Indonesia juga dihuni oleh 23,5 juta orang yang beragama Kristen.

Dari sinilah penulis akan mulai mengarahkan bahwa umat Kristiani di Indonesia juga membutuhkan adanya hubungan yang resmi serta harmonis dengan Israel. Lalu muncul pertanyaan, memang apa untungnya jika kedua negara ini memiliki hubungan yang baik?

Tsunami melanda Palu, Sulawesi Tengah pada tahun 2018 lalu, siapa yang menyangka Israel menjadi salah satu negara yang menyumbangkan bantuan terbanyak. Hal ini menunjukkan bahwa Israel sendiri sudah menunjukkan sinyal untuk segera menjalin hubungan diplomatik dengan Indonesia, walaupun pemerintah Indonesia pada tahun 2018 menolak untuk berkomentar terkait bantuan yang diberikan oleh Israel.

Belum memilki hubungan diplomatik yang resmi tidak membuat Indonesia dan Israel tidak melakukan kerjasama, contohnya dalam bidang keamanan. Indonesia mengimpor Alutsista dari Israel. Seperti yang kita ketahui Indonesia membeli peswat Skyhawk dari Israel.

Tidak hanya dalam bidang keamanan, menurut data dari Badan Pusat Statistik Indonesia dan Israel telah melakukan kerjasama ekspor dan impor sejak tahun 2000an, walaupun dalam datanya tidak dijelaskan secara detail, namum hal ini membuktikan bahwa selama ini Indonesia dan Israel memliki hubungan yang baik dan saling bergantung satu sama lain.

Sektor wisata juga menjadi salahsatu sektor yang menguntungkan kedua negara. Pada tahun 2018 Israel mengalami lonjakan turis yang berasal dari negara muslim yang berkunjung ke Jerussalem, dari data yang dihimpun jumlah ini mencapai 55,000 orang. Warga negara Israel yang mengunjungi Indonesia juga memiliki angka yang cukup besar, hal ini berlatar belakang jumlah umat Kristen di Indonesia yang tergolong sangat besar, meskipun pada awal tahun hubungan ini tercoreng akibat pencabutan sementara visa dari kedua negara ini.

Konflik Israel-Palestina tentunya memiliki pengaruh yang besar terhadap hubungan Israel dan Indonesia. Masyarakat Indonesia yang sudah memliki kedekatan tersendiri dengan Palestina juga membuat hubungan Israel dan Indonesia masih memilki beberapa jalan yang terjal untuk terwujud.

Namun sekali lagi hal itu masih mungkin dan sangat mungkin terjadi, karena Indonesia jug dihuni oleh jutaan Kristiani yang sangat mendambakan hubungan ini segera terlealisasi kan.

Bak tanaman putri malu, hubungan Indonesia dan Israel sebenarnya sangat amat intensif namun kedua negara memilih tidak memperlihatkan nya di dunia Internasional. Kerjasama di beberapa bidang sudah membuktikan bahwa hubungan ini sebenarnya tinggal menunggu titik terang. Pada akhirnya masih boleh kan berharap bahwa suatu saat hubungan diplomatik ini akan terwujud? 

Syafran Naufal
Syafran Naufal
Currently Majoring in International Relations at Universitas Islam Indonesia
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.