Tepat pada tanggal 6 Februari 1925, Pramoedya Ananta Toer atau yang lebih dikenal Pram lahir. Kelahiran Pram membawa arah baru bagi misi kemanusiaan dan kebebasan yang telah lama mengikis di bumi manusia. Dengan pembawaan karakter dan ciri khas sebagai novelis ulung, Pram telah membuat sejarah baru terhadap peradaban manusia.
Hari ini kita mengenang kembali kelahiran Pram dengan misi utama kemanusiaan yang dilandasi nilai kebebasan (liberte). Hal ihwal ini tentu tidak bisa dipahami jika kita tidak pernah menyentuh akar pemikiran dan gagasan Pram.
Disana semua itu terjewantahkan lewat karya Pram, seperti Bumi Manusia, Gadis Pantai, Arus Balik, Pulau Buru dan masih banyak karya Pram yang mengandung pesan kemanusiaan dan kebebasan.
Menariknya beberapa bagian dari buku-buku tersebut (serta beberapa buku) dilarang diterbitkan pada rezim orde baru. Mengapa menarik? Bukankah dengan dilarang artinya kebenaran akan sejarah menjadi runyam, kabur dan tidak ternilai sama sekali?
Di sini sebetulnya menurut hemat saya karya tersebut mengandung kebenaran yang membahayakan. Kebenaran yang membahayakan kekuasaan tidak mudah langgeng apalagi disebarkan kepada banyak pihak. Kekuasaan selalu mendaku diri paling benar dan suci sehingga kebenaran lain diluar versi mereka akan selalu dicap sebagai bentuk penyimpangan.
Dengan ini otomatis karya Pram menjadi buruan kekuasaan untuk dimusnahkan. Sebagai karya yang lahir dari rasa kemanusiaan dan dengan nilai kebebasan, Pram tetap menyanggah seluruh karyanya dalam menerobos dan merobohkan bentuk-bentuk kekuasaan yang menghilangkan kemanusiaan serta meniadakan kebebasan manusia.
Bagi Pram, eksistensi manusia harus diakui dengan menghormati kemanusiaan (harkat dan martabat) serta kebebasan sebagai nilai paling fundamental dalam kehidupan manusia di bumi manusia.
Sudut pandang Pram memandang kemanusiaan nampak lewat seluruh karya-karyanya yang terus memperjuangkan kemanusiaan sebagai peradaban modern. Konstruksi pemikiran seperti ini menghidupi manusia dalam kerangka yang lebih luas yaitu mampu menjadi manusia dengan cita-cita kemanusiaan. Artinya, kemanusiaan harus tertuang dalam sikap dan pemikiran bahwa kemanusiaan harus diletakkan diatas segalanya.
Untuk itu memahami Pram hanya dengan membaca karyanya secara spontan, kita tidak akan menemukan nilai paling utuh dari Pram yaitu kemanusiaan dan kebebasan. Darisanalah semua itu terbentuk dan menjadi dasar bahwa manusia yang hidup di bumi manusia harus sadar bahwa kemanusiaan tidak bisa diprasyaratkan dengan apapun tetapi harus melampaui hal apapun.
Hal apapun itu tidak disekat apalagi mengalami segregasi, karena dengan mengorbitkan kemanusiaan berarti eksistensi manusia akan terus terjaga dalam setiap peradaban yang semakin maju dan kompleks.
Di tengah ambruknya tatanan sosial masyarakat kita hari ini, pemikiran Pram bagi saya dapat menengahi problematika yang semakin menghimpit dan nyaris menenggelamkan. Sadar atau tidak justru tatanan sosial tersebut sebetulnya lahir dan terbentuk karena penghormatan terhadap kemanusiaan.
Meletakkan kemanusiaan bagi tatanan sosial sebagai perekat ditengah sosial kemasyarakatan akan menumbuhkan semangat kemanusiaan yang lahir karena didorong oleh perasaan senasib. Bagi saya, tatanan sosial harus dibangun dengan bangunan yang memperkuat tatanan tersebut yaitu kemanusiaan.
Kesadaran Bersama
Ditengah pesatnya kemajuan informasi terutama bahan bacaan, karya Pram masih relevan untuk tetap dibaca oleh siapapun yang hendak memahami pemikiran Pram. Namun tidak berhenti di situ, karya Pram menyuguhkan suatu bacaan yang menarik karena mengilhami setiap karyanya dengan misi kemanusiaan. Misi besar ini sangat nampak dalam setiap karya Pram sehingga Pram sebagai novelis akan terus dibaca.
Untuk itu kesadaran bersama harus digiatkan kembali dalam memahami gagasan pemikiran Pram sebagai pejuang yang terus mengupayakan kemanusiaan. Sekolah yang menjadi tempat terbentuknya nilai kemanusiaan (teoritis) harus betul-betul sadar untuk terus memacu para siswa dengan bacaan-bacaan Pram.
Kita tidak ingin generasi mendatang mengalami kemunduran karena terjebak memahami kemanusiaan. Pram telah menyuguhkan karya yang menarik untuk dibaca agar pemahaman kita terhadap kemanusiaan terus melekat dan terawat.
Kesadaran inilah yang mesti diperlihatkan oleh siapapun yang sadar akan kemanusiaan sebagai nilai (value) dalam masyarakat. Dari sini setiap orang akan lebih melihat bahwa kemanusiaan yang tumbuh di bumi manusia merupakan hal mendasar yang dapat menumbuhkan semangat kebersamaaan bagi terwujudnya kedamaian.
Di tengah kehidupan masyarakat kita yang multikultur, kemanusiaan merupakan hal paling penting yang dapat terus merekatkan kita untuk selalu sadar bahwa perbedaan adalah soal identitas. Sementara kemanusiaan tidak pernah memandang identitas melainkan terus tumbuh bagi siapa saja.
Menghormati kemanusiaan berarti kita ingin mewujudkan kebersamaan. Pram telah menunjukan bahwa karyanya adalah suatu bacaan yang ternilai untuk memahami kemanusiaan. Hampir seluruh karyanya tetap mendaraskan pada misi kemanusiaan untuk terus meyakinkan setiap orang bahwa tanpa menghormati kemanusiaan, kita tidak mungkin dapat memahami kehidupan.
Meskipun Pram telah pergi tetapi semua karya dan pemikirannya akan terus menjadi abadi bagi kita yang hidup di bumi manusia. Trimakasih Pram, selamat ulang tahun.