Sabtu, April 27, 2024

Mengatasi Obesitas di Masa Pandemi

Meuthia Irene
Meuthia Irene
Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Kondisi pandemi covid-19 di Indonesia masih belum berakhir, penyebaran virus ini semakin hari semakin meningkat.  Pandemi menjadi krisis kesehatan utama di Indonesia yang telah mengubah berbagai aspek kehidupan masyarakat.

Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk menurunkan angka infeksi dan kematian akibat covid-19, mulai dari menerapkan protokol kesehatan, mengadakan program vaksinasi, dan penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Hal ini tentu menimbulkan perubahan dari aspek ekonomi, sosial, dan pola perilaku pada masyarakat.

Penularan yang cepat dari virus ini membuat pembatasan pergerakan pada manusia. Mengerjakan aktivitas seperti bekerja hingga sekolah dari rumah membawa perubahan kebiasaan perilaku hidup aktif menjadi lebih santai, akibatnya dapat mengubah pola hidup seseorang.

Pola hidup sehat merupakan gaya hidup yang memperhatikan segala aspek kondisi kesehatan agar terhindar dari segala hal yang dapat menyebabkan penyakit. Terlebih pada masa pandemi saat ini, penerapan pola hidup sehat dan menjaga imunitas tubuh menjadi hal yang paling utama agar terhindar dari virus covid-19.

Perlu disadari pentingnya menjaga kesehatan bagi tubuh di masa pandemi. Beberapa orang di sekitar kita atau mungkin kita sendiri mengalami peningkatan berat badan selama isolasi mandiri akibat perubahan kebiasaan. Jika semakin lama dibiarkan hal ini dapat mengacu pada obesitas, tentu hal ini menjadi masalah kesehatan yang cukup serius karena orang yang sudah obesitas cenderung lebih malas untuk beraktivitas. Akibatnya obesitas berpotensi menimbulkan beraneka ragam penyakit.

Apa itu obesitas? Obesitas merupakan keadaan berat badan seseorang yang melebihi berat badan normal dengan kondisi indeks massa tubuh (BMI) di atas 30. Obesitas terjadi karena adanya ketidakseimbangan  antara energi yang keluar dan energi yang masuk ke dalam tubuh. Banyaknya asupan energi dari mengonsumsi makanan melebihi energi yang digunakan untuk metabolisme dan aktivitas fisik sehari-hari, kelebihan energi inilah yang akan menimbulkan lemak.

Studi pada orang dewasa menunjukkan bahwa faktor risiko peningkatan berat badan selama masa pandemi ialah akibat kekurangan tidur, kebiasaan mengemil setelah makan malam, kurangnya aktivitas fisik termasuk olahraga, dan kebiasaan makan sebagai respon terhadap stres. Obesitas juga dapat terjadi pada usia yang lebih muda bahkan anak-anak yang memang rentan, dapat dikatakan bahwa obesitas bisa dirasakan oleh semua kalangan usia.

Menurut WHO (World Health Organization), terdapat berbagai dampak yang ditimbulkan oleh obesitas adalah sebagai berikut.

  1. Mata, masalah yang disebabkan obesitas dapat memengaruhi pembuluh darah di bagian mata, sehingga akan mengganggu penglihatan.
  2. Kulit, perubahan hormon akan mengakibatkan kulit menjadi tipis dan gelap.
  3. Pikiran, dapat menimbulkan depresi klinis serta kecemasan hingga merujuk pada gangguan mental.
  4. Persendian, beban berat tubuh memberi ketegangan pada sendi tubuh yang dapat menyebabkan kerusakan sendi, tulang rawan, dan tulang dalam.
  5. Sistem peredaran darah, banyaknya lemak yang tertimbun di sistem peradaran darah dapat menyebabkan serangan jantung dan tekanan darah meningkat.

Adanya pandemi covid-19 berdampak pada meningkatnya kasus obesitas di Indonesia. Berdasarkan data CDC (Centers for Disease Control and Prevention) pada tahun 2020 diperkirakan 22% penduduk dewasa mengalami kenaikan berat badan selama pandemi. Masalah ini menjadi masalah yang patut di perhatikan oleh setiap orang. Untuk mencegah obesitas, terlebih pada masa pandemi saat ini dapat dilakukan cara sebagai berikut.

Mengurangi aktivitas yang menetap

Dampak teknologi mengakibatkan penurunan jumlah kegiatan seseorang untuk tetap aktif, seperti menonton televisi, bermain games, dan bermain smartphone sehingga pengeluaran energi semakin kecil. Tindakan ini sebaiknya diganti dengan membersihkan rumah, bersepeda atau jalan santai dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.

Mengatur pola hidup sehat

Perbanyak mengonsumsi makanan empat sehat lima sempurna untuk mengurangi lemak di tubuh. Memperbanyak minum air putih juga dapat membantu untuk mengurangi keinginan makan lebih banyak. Jangan lupa untuk selalu berpikir positif dan istirahat yang cukup, sebab kehidupan yang baik merupakan kehidupan yang sehat.

Melakukan olahraga rutin

Olahraga merupakan aktivitas yang perlu dilakukan oleh setiap orang bahkan di masa pandemi seperti saat ini. Olahraga bisa dilakukan dimanapun dan kapanpun, dapat dilakukan di dalam rumah seperti senam dan yoga. Akan tetapi, olahraga yang tepat bagi penderita obesitas, yaitu renang, aerobik, dan jalan kaki.

Berdasarkan pernyataan tersebut, obesitas sudah seperti lingkaran setan karena dapat memicu beraneka ragam penyakit. Adanya pembatasan pergerakan di tengah pandemi membuat tingkat kemalasan meningkat yang berakibat pada kelebihan berat badan. Untuk itu, masyarakat perlu melakukan pencegahan obesitas dengan menerapkan pola hidup sehat dan olahraga rutin. Jangan menjadikan pandemi sebagai suatu penghalang untuk memiliki tubuh serta jiwa yang sehat.

Sumber:

Asri, I. H., Lestarini, Y., Husni, M., & Yul, Z. M. (2021). Edukasi Pola Hidup Sehat Di Masa Covid-19. Jurnal Abdi Populika, 02(1), 56–63.

Hastuti, P. (2018). Genetika Obesitas. Gadjah Mada University Press.

Pusat Data dan Analisa Tempo. 2021. “Ragam Pemicu Obesitas”.

Setyaningrum, D. A. W. (2020). Pentingnya olahraga selama pandemi COVID-19. Jurnal Biomedika Dan Kesehatan, 3(4), 166–168.

Meuthia Irene
Meuthia Irene
Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.