Akhir tahun 2022, saya mengalami suatu kondisi kesehatan yang membuat saya ketakutan dan cemas berkepanjangan. Bagaimana tidak, saya sehari-hari bekerja dengan aktivitas tinggi, berhadapan dengan banyak orang (guru, siswa, dan mahasiswa), serta jam kerja di atas delapan jam satu hari. Suatu ketika merasakan keanehan pada tubuh saya. Saya meras kliyengan (badan terasa bergoyang), jantung berdebar kencang, keringat dingin, serta ketakutan yang teramat kuat.
Menindaklanjuti keadaan kesehatan saya tersebut, saya pun ditemani istri beberapa kali berobat ke fasilitas kesehatan terdekat, berkonsultasi dengan tenaga medis, dan membaca beragam artikel kesehatan, alhasil pulang hanya diberi obat magg. Kok obat magg? Saya terheran-heran. Saya memang penderita magg sedari menjadi mahasiswa. Akan tetapi, apakah sakit magg mengakibatkan efek sedemikian rupa tersebut?
Beginilah awalnya saya mendeteksi, mengobati, dan berupaya menjalani hidup secara “normal” kembali selepas tahu bahwa saya penderita GERD (Gastroesophageal Reflux Disease). Setelah mempelajari beberapa kondisi tubuh yang saya alami, dikaitkan dengan obat magg yang saya terima, saya kemudian berkesimpulan bahwa beberapa kondisi kesehatan yang saya alami adalah sebuah dampak sensasi dari GERD yang saya derita. Parahnya, semua kondisi tersebut membuat saya takut beraktivitas, bertemu orang ramai, dan sedikit depresi.
Mengalami kondisi psikologis yang kurang bagus tentu menghambat pekerjaan saya sebagai pengajar. Saya sangat cemas bertemu orang ramai, termasuk bertemu siswa di kelas. Saya pun kemudian mengobati kondisi ini, yang saya yakini berasal dari efek GERD yang saya derita. Efek sakit magg ini memang dapat mengganggu kondisi psikologi, seperti anxiety dan panic attack. Saya kemudian memutuskan untuk mengobati GERD yang saya alami dan meredam kepanikan secera perlahan.
Berdasarkan pengalaman saya pribadi, berikut beberapa tahapan yang saya lakukan untuk mengobati anxiety disorder dan GERD yang saya alami dua tahun lalu.
Pertama, mengatur pola tidur. Ternyata, setelah berdiskusi dengan beberapa rekan yang juga bekerja sebagai tenaga medis, penyebab GERD dan seranga panik sangat bisa disebabkan oleh pola dan waktu tidur yang berantakan. Kondisi ini mengakibatkan kualitas tidur menjadi tidak baik, serta kondisi ini sudah terjadi sangat lama sehingga dampaknya baru terasa setelah beberapa tahun.
Untuk itu, dalam tahap pengobatan GERD dan anxiety disorder, saya mengatur ulang pola dan waktu tidur secara teratur untuk mengembalikan kualitas tidur dalam kategori baik. Pengaturan pola tidur ini saya laksanakan selama dua minggu secara kontinu dan tertib.
Kedua, mengatur pola makan. Sudah menjadi pengetahuan bersama bahwa magg merupakan penyakit yang disebabkan oleh pola makan yang berantakan, sering telat, terlalu banyak, dan tidak teratur.
Nah, saya kemudian melakukan pengaturan pola makan dengan cara mengonsumsi makanan ringan setiap tiga jam sekali. Kemudian, berupaya untuk makan sesuai dengan jam makan secara teratur, tidak terlalu banyak, dan makan secara perlahan. Dengan mengatur pola makan dan tidur selama dua minggu, sebenarnya saya suda merasakan dampak baik, terutama dari sisi panic attack sudah mulai berkurang.
Ketiga, menghindari makanan pencetus asam lambung. Selain mengatur pola dan waktu makan, saya juga mengatur beberapa jenis makanan pemicu asam lambung untuk sementara waktu diberhentikan untuk dikonsumsi. Beberapa makanan yang saat itu saya berhenti konsumsi, yaitu kopi, teh, minuman es main, makanan pedas, asam, dan terlalu asin. Beberapa makanan tersebut menjadi pantangan saya selama satu bulan masa penyembuhan. Hasilnya luar biasa baik bagi tubuh dan menurunkan dampak buruk GERD secara signifikan.
Keempat, meminum probiotik. Sebenarnya, saat masa pengobatan saya juga mengonsumsi obat magg tipe tertentu yang sudah diresepi oleh dokter. Akan tetapi, saya juga melengkapinya dengan meminum probiotik. Probiotik yang saya konsumsi saat itu adalah satu minuman berbakteri baik yang baik untuk pencernaan. Probiotik ini sangat baik membantuk pengobatan GERD kita dalam upaya memperbaiki kualitas pencernaan selama pemulihan GERD dan anxiety disorder.
Kelima, mengonsumsi madu dan cuka apel. Nah, pembaca sekalian, saya secara pribadi juga mengonsumsi madu dan cuka apel. Madu yang menjadi pilihan karena praktis untuk dikonsumsi dan dapat memberikan tambahan tenaga saat beraktivitas di luar rumah. Untuk itu, saya selalu membekali diri dengan madu kemasan kecil di tas kerja untuk dapat dikonsumsi sebanyak satu sendok makan setiap tiga jam sekali. Selain madu, saya juga mengonsumsi cuka apel yang sudah dicampur dengan madu asli untuk menjaga kadar asam lambung di tubuh. Kadar asam lambung yang stabil dapat mengatasi GERD dengan cepat.
Keenam, mengatur pola pikir. Terakhir, apabila asam lambung sudah normal karena kebiasaan baik sudah kita lakukan selama dua minggu sampai satu bulan, kita tentu harus mengatur pola pikir dan kecemasan kita. Pada dasarnya, sesuai yang saya alami, kadar asam lambung yang sudah terkondisi dengan baik, secara otomatis anxiety dan panik akan berkurang. Nah, kita tinggal mengendalikan pikiran kita dengan jernih.
Pikiran yang positif dan bersih akan kondisi tubuh kita akan memberikan dampak baik yang luar biasa bagi tubuh. Dengan demikian GERD dapat teratasi dan anxiety disorder (gangguan kecemasa), serta serangan panik menjadi teratasi dengan sempurna.
Puji syukur setelah melakukan beberapa hal tersebut selama satu bulan secara rutin, kehidupan saya dalam bekerja, bermasyarakat, berkeluarga, dan beraktivitas dapat kembali normal. Saya sudah santai mengajar, bertemu banyak orang, berbelanja ke pusat perbelanjaan, dan menghadiri beragam acara dan undangan menjadi narasumber. Tentu ini adalah berdasarkan pengalaman pribadi saya. Para pembaca sekalian bisa jadi cocok dan bisa sembuh dengan cara tersebut, atau bisa dengan cara pengobatan lain sesuai dengan kondisi fisik dan kesehatan pembaca semua.
Salam sehat.