Kamis, Oktober 3, 2024

Menelisik Impian Jokowi atas Space X dan Elon Musk

Ilhamdatha
Ilhamdathahttp://about.me/ilhamdatha
Wartawan. Humas. Penulis buku biografi. Asisten Peneliti DPD, Institute of International Studies, Departemen Ilmu Hubungan Internasional UGM. about.me/ilhamdatha

Presiden Joko Widodo telah berulang kali menegaskan bahwa Indonesia selayaknya berkaca dari kemajuan yang telah dirintis di negara-negara maju. Di mana kecerdasan buatan telah menjadi seni kriya, dan roket menuju ke Mars tak lagi khayalan di siang bolong. Dengan maksud agar negeri ini lebih fokus berkontribusi dengan karya nyata, alih-alih disibukkan perdebatan tak konstruktif dalam demonstrasi dan sosial media.

Namun, asa tersebut selayaknya dapat dimaknai lebih jauh. Jika memang, suatu saat nanti bangsa ini telah selesai dengan segala kegaduhannya, mampukah kita untuk benar-benar bersaing di angkasa dan menciptakan Space X selanjutnya? Menerbangkan anak bangsa kita menuju apa yang disebut baru-baru ini oleh Buzz Aldrin, salah seorang astronot pertama yang menjejakkan kaki di bulan, sebagai “tak terbatas dan melampauinya?”

Regulasi Menjadi Kunci

Guna memahami Space X dan bagaimana menduplikasi kesuksesan Elon Musk, mendudukkan pemahaman atasnya sebagai perseroan aeronautika berorientasi profit kemudian menjadi penting. Space X boleh saja dibangun berlandaskan angan sang empu yang menggebu-gebu. Tapi cita-cita itu bisa saja tak terwujud di Negeri Paman Sam, andai Presiden Obama bersama Kongres tidak mengesahkan US Commercial Space Launch Competitiveness Act pada 2015 lalu. Meskipun, tanpa menegasikan ekosistem STEM sang negara adidaya yang telah termasyhur sejak jauh hari lewat kampus Ivy League nya.

Regulasi setingkat undang-undang tersebut secara tegas menyatakan bahwa pemerintah Amerika Serikat tidak boleh menelurkan regulasi apapun berkaitan dengan pengembangan perjalanan luar angkasa yang dilakukan oleh perusahaan swasta, setidaknya untuk delapan tahun kedepan dan dapat diperpanjang. Termasuk, larangan bagi Federal Aviation Administration (sekelas Ditjen Perhubungan Udara di Indonesia) untuk mengatur standarisasi penerbangan antariksa komersil.

Dengan niatan, agar kebebasan tersebut memberikan peluang bagi insan kreatif layaknya Elon Musk untuk berkarya tanpa batasan apapun. Dan membuat Amerika Serikat menjadi jujugan utama industri aeronautika, alih-alih negara alternatif lain yang secara ekosistem keilmuan maupun bisnis belum begitu mendukung.

Namun, bukan berarti niatan yang dipandang pemerintah sebagai hal baik ini tak mengalami penolakan. bagi mereka yang berseberangan, membiarkan suatu bisnis tak berada dalam pantauan pemerintah juga dikhawatirkan akan membuat industri aerounatika tak memperhayikan faktor keamanan dan berorientasi profit secara tidak bertanggung jawab.

Terlebih lagi, luar angkasa bukanlah tempat yang ramah. Butuh konsistensi dan pengembangan keamanan tingkat tinggi dalam segala hal, agar memastikan keselamatan para astronot maupun penumpangnya. Sebuah serpihan besi di orbit bumi saja, dapat melesat bebas dengan kecepatan 30.000 km per jam. Jauh lebih cepat dan berbahaya, dari senapan laras panjang pada umumnya.

Perdebatan dan Keteladanan

Sedangkan dari pihak yang mendukung undang undang tersebut, kebebasan sedemikian rupa menurut mereka ialah opsi terbaik untuk mengembangkan kreativitas penelitian masing-masing perusahaan. Hal ini dikarenankan pemerintah, juga masih belum memiliki parameter dan rujukan yang jelas, jikalau harus membatasi penerbangan antariksa komersil. Ditengah kenyataan bahwa penerbangan serupa belum pernah dilakukan sepanjang sejarah umat manusia.

Perusahaan aerounatika juga punya kepentingan dalam mendukung aturan tersebut, guna menjadikannya sebagai kesempatan inkubasi pengembangan bisnis aerounatika yang tergolong masih prematur. Atas dasar itulah, perusahaan aerounatika melakukan lobi secara masif pada anggota kongres untuk menjaga dukungan kongres atas undang-undang pembatasan regulasi tersebut. Space X sendiri, dikutip dari New York Times (24/01/2017), menggelontorkan dua juta dollar untuk melobi kongres pada tahun 2016

Tapi dibalik diskursus itu, undang-undang yang memberikan kesempatan bagi Space X untuk bebas berkarya itu telah diganjar dengan bukti nyata. Kini, Space X memiliki roket Falcon 9 yang dapat digunakan kembali selepas digunakan (reusable shuttle), dan telah mampu meluncurkan beberapa satelit tanpa kendala apapun. Termasuk, satelit Telkom Indonesia 4 yang akan diterbangkan roket tersebut tak lama lagi.

Pengalaman Amerika Serikat atas Space X selayaknya dapat menjadi bahan refleksi bagi Indonesia. Untuk meneladani betapa pentingnya pembatasan regulasi, jika kelak hendak mengembangkan aeronautika sebagai corak industri baru di negeri ini dengan bekal kreativitas putra putri terbaik bangsa. Sehingga impian ini tidak akan bernasib serupa ketika bangsa sempat menyematkan mimpi industri mobil listrik di pundak Ricky Elson, namun harus gagal karena berbelitnya birokrasi pemerintah.

Selain itu, aspek kemudahan dan kepastian bisnis Indonesia yang dalam status quo masih rendah, juga menjadi vital untuk ditingkatkan agar menarik investasi besar yang sedemikian rupa. Sembari mengusahakan tersedianya ekosistem penelitian aeronautika yang baik di Indonesia. Hal ini bisa dilakukam lewat lembaga antariksa yang sudah ada, maupun kampus-kampus unggulan negeri ini.

Memang butuh waktu lama, dan memerlukan konsistensi pengembangan yang tak boleh berhenti pada satu era kepemimpinan saja. Tapi dengan upaya keras dan semangat negeri ini untuk kerja bersama menyongsong kemerdekaan RI ke-72, impian tersebut seharusnya takkan jauh dari genggaman negeri ini. Mewujudkan takdir bangsa untuk terus menjadi petualang laksana nenek moyang dalam kemahirannya sebagai pelaut, guna memacu seluruh insan negeri ini agar kelak menaklukkan angkasa. Semoga.

Ilhamdatha
Ilhamdathahttp://about.me/ilhamdatha
Wartawan. Humas. Penulis buku biografi. Asisten Peneliti DPD, Institute of International Studies, Departemen Ilmu Hubungan Internasional UGM. about.me/ilhamdatha
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.