Dewasa ini kita telah disuguhkan bagaimana riuhnya suasana menjelang Pemilu 2019, mulai dari deretan kampanye masing-masing calon ,hingga debat-debat yang terjadi di dunia maya maupun dunia nyata, tentang siapa yang lebih baik, tentang siapa yang lebih kuat. Masing -masing kubu mengklaim bahwa merekalah yang paling baik, namun kita sebagai masyarakat yang sangat jarang mengikuti poitik tentunya akan kebingungan untuk menentukan sikap politik kita.
Sempat terlintas dipikiran untuk tidak ambil bagian, akan tetapi hati nurani berbisik, “jika kita golput, bisa saja sebenarnya suara kita yang menentukan nasib bangsa ini”. Lalu bagaimanakah kita harus menyikapi hal ini. Haruskah kita tidak ambil bagian, atau memilih dengan asal?
Beberapa pekan telah saya lalui dengan merenung dan membaca beberapa artikel, dan akhirnya sebuah pemikiran terlintas , Mengapa kita tidak memilih sesuai dengan nilai-nilai Pancasila?, Bukankah Pancasila merupakan gambaran kepribadian bangsa ?, yang tentunya akan sangat cocok jika digunakan dalam segala aspek kehidupan bangsa ini. Tidak terkecuali dalam memilih seorang pemimpin.
Dalam sebuah buku tentang pancasila yang diberikan di mata kuliah saya pada semester ini, terdapat sebuah inti sari dari salah satu sila pada Pancasila yang mana kita harus mementingkan kepentingan golongan atau bersama diatas kepentingan pribadi.
Maka kenapa kita tidak menggunakan prinsip ini untuk memilih pemimpin negeri ini. Dari awal saya berpikir bahwa baik maupun tidaknya pemimpin negara ini tidak akan berpengaruh dengan desa saya, tapi saya lupa untuk berpikir bahwa hal tersebut sangat berpengaruh untuk saudara kita di Papua dan lainnya. Saya juga berpikir bahwa baik maupun tidak pemimpin bangsa ini tidak akan berpengaruh dengan hidup saya, tapi saya lupa berpikir bahwa itu sangat berpengaruh bagi para pencari kerja.
Segala yang selama ini kita jadikan indikator untuk memilih seorang pemimpin hanyalah pemikiran akan ego pribadi, tidak berpikir jauh kedepan, tidak berpikir apa yang akan terjadi dengan masyarakat Indonesia lainya, ketika kita manjatuhkan pilihan ke orang yang salah. Yang dengan kekuasaannya nanti ia akan ingkar dengan mengkhianati bangsanya sendiri, dengan jabatannya nanti ia justru mengurung bangsa ini dalam kemiskinan dan ketertinggalan.
Dari ideologi bangsa ini sendiri, sudah jelas bahwa kita harus mementingkan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi, Tapi kenapa kita selama ini berpikir dengan egois, tanpa memperdulikan saudara kita yang mana nasibnya di pertaruhkan dengan baik tidaknya pemimpin bangsa ini, jangankan saudara sebangsa setanah air kita yang jauh, bahkan mungkin saudara satu daerah yang tiap hari kita lihat dan kita sapa, telah lupa untuk kita pikirkan nasibnya.
Sebegitu egoiskah kita jika memilih seorang pemimpin hanya karena alasan pribadi, jika dia menang maka kita mendapatkan untung yang banyak, hanya karena jika dia kalah maka bisnis kita akan meredup, akan tetapi tidakkah kita melihat saudara kita. Bisa jadi sudara kita akan kelaparan jika seorang pemimpin yang tidak amanah yang terpilih. Bisa jadi mereka akan kehilangan pekerjaanya, bisa jadi bahkan negara kita yang akan kehilangan kedaulatannya.
Tulisan ini bukanlah ajang kampanye atau promosi salah satu calon, akan tetapi sebuah himbauan bagi kita semua untuk mengingat apakah pilihan kita dapat memberikan kemakmuran bagi seluruh rakyat Indonesia ataukah pilihan hanya akan memberikan manfaat bagi diri kita sendiri dan mengorbankan saudara-sudara kita lainya.
Tentukan pilihanmu, gunakanlah hatimu dan ingat tujuan negara kita adalah melindungi segenap bangsa bukan hanya melindngi diri kita, yang ingin kita capai adalah kemakmuran dan kesejahteraan bersama, bukan hanya kesejahteraan pribadi.