Jumat, April 19, 2024

Membela Gus Muwafiq dari Hoaksnya NU Garis Lurus

Muhammad Ulil Abshor
Muhammad Ulil Abshor
Mahasiswa IIQ An-Nur Yogyakarta. Minat pada bidang Ushuluddin dan Kajian Sosial.

Saat tulisan ini dibuat, di media daring sedang menyeruak kontroversi ceramah Gus Muwafiq yang seolah “merendahkan Nabi Muhammad”. Kontroversi itu dikarenakan isi potongan video yang menggambarkan Gus Muwafiq mengatakan bahwa kelahiran Nabi Muhammad biasa saja, tak bercahaya, dan masa kecilnya tidak terawat.

Lagi-lagi media visual terindikasi dimanfaatkan oknum untuk membuat penggiringan opini yang menyesatkan. Kali ini sasaran yang dituju merupakan tokoh NU yang punya pamor yang cukup mentereng.

Ada dua konten (artikel dan video) pemicu kontroversi ini. Keduanya hasil dari sumber yang sama, yakni ceramah Gus Muwafiq di acara Tempel Bersholawat. Dari dua konten itu, muncul komentar negatif yang mendiskreditkan Gus Muwafiq. Mulai dari pelabelan “munafiq” bahkan “kafir” untuk sang penceramah kondang tersebut.

Tulisan ini bermaksud membela Gus Muwafiq dengan dua pendekatan: 1) Analisis Wacana Kritis; 2) teori hukum Islam. Dalam hal ini Gus Muwafiq pantas dibela karena dia “terancam dirugikan” oleh oknum yang menyelewengkan konten dan dengan sengaja membuatnya; untuk mewacanakan hal tertentu.

Konten dan Penafsiran Pemirsa

Konten visual yang terpampang di media daring, pada lain dimensi juga merupakan bahan bacaan laiknya teks. Di dalamnya ada bahasa, simbol-simbol, dan nuansa yang bisa dipahami oleh pembaca yang akan menafsirkannya.

Dalam kasus video kontroversi Gus Muwafiq saat ini, ternyata konten tersebut merupakan konten yang sudah direduksi dengan memotong bagian video tertentu saja, dengan mengabaikan keutuhannya. Demi transparansi, saya katakan: akun Youtube yang mengunggah potongan video tersebut bernama NU Garis Lurus (NUGL).

Nama dari akun tersebut telah jamak diketahui merupakan representasi dari orang-orang cenderung berseberangan dengan NU mayoritas yang di bawah kepemimpinan K.H. Said Aqil Siradj.

Lalu ada sebuah artikel yang terindikasi sebagai penekanan dari keberadaan video tersebut:

Mari kita menganalisa kedua konten tersebut. Bahwa keduanya ketika telah diunggah di media daring merupakan dokumen yang bisa dibaca siapa saja. Di sini, saya punya klaim sah untuk mengungkap dan mengkritisi wacana konten tersebut, karena saya telah belajar langsung dengan pakar Analisis Wacana Kritis; Dr. Haryatmoko SJ, di sebuah workshop.

Kembali ke bahasan utama. Konten yang menyudutkan Gus Muwafiq itu, bila ditinjau dari pengunggahnya (NUGL), terindikasi sebagai penggiringan opini secara sengaja oleh kelompok yang tidak suka dengan eksistensi Gus Muwafiq; sebagai bagian dari NU mayoritas yang berseberangan dengan NUGL.

Dalam video yang berdurasi 50 detik itu, tedapat pemberian judul dengan kalimat yang bersayap: “Sebut Nabi Muhammad Lahirnya Buruk, Gus Muwafiq Menghina Nabi???”, begitulah judul lengkapnya.

Dalam ilmu Analisis Wacana Kritis, ada partikel istilah, yaitu otonomisasi teks (Paul Ricoeur), bahwa sebuah bacaan (dalam kasus ini ialah konten visual juga) tidak menyediakan ruang komunikasi dengan pembuatnya. Pada kasus kontroversi Gus Muwafiq ini, para penonton video dan pembaca artikel, ketika melihat konten, tidak punya ruang untuk berkomunikasi dengan akun Youtube NUGL, terlebih dengan Gus Muwafiq.

Para penonton sangat mungkin akan menangkap maksud dari potongan video atau artikel tersebut dengan berbagai penafsiran mereka sendiri. Nah, ketika itu, mereka dihadapkan pada konten yang bersifat otonom, yanga mana dapat melahirkan wacana positif atau negatif. Karena di balik teks (atau konten visual juga) ada wacana yang tersembunyi.

Misal penafsiran positif ialah; bahwa Gus Muwafiq dalam ceramahnya mengungkapkan asumsi logis, bahwa Nabi Muhammad sebagai calon utusan Allah ditutupi pangkatnya dengan masa kecil biasa saja, tidak terawat dan lain sebagainya.

Sementara penafsiran negatif bisa berupa asumsi bahwa Gus Muwafiq telah meghina Nabi Muhammad, dengan melabeli Gus itu sebagai munafik bahkan kafir karena telah merendahkan pangkat Rasulullah saw.

Melihat perkembangan isu ini, penafsiran kedualah yang sedang diupayakan dari keberadaan konten tersebut. Pada kolom komentar video tersebut banyak yang memberikan penilaian sangat negatif pafa Gus Muwafiq, seperti “pengikut Dajjal”, “tidak tahu Sirah” dan lainnya. Di sini saya juga bisa memberikan bukti berupa meme tuduhan “munafik” kepada Gus Muwafiq:

Gambar di atas saya dapatkan dari kawan dekat saya. Dia tahu siapa yang mengirimkannya, dan juga memberikan beberapa bukti lain yang menunjukkan adanya tuduhan kafir pada Gus Muwafiq. Sepertinya wacana yang demikianlah yang diinginkan pembuat konten, dalam kasus ini.

Solusi yang bisa saya tawarkan di sini ialah perlunya klarifikasi (tabayun) dari pihak yang merasa ada yang aneh dari materi ceramah yang disampaikan Gus Muwafiq. Dari referensi mana muatan ceramah itu dibawakan Gus Muwafiq, dan apa alasannya menyampaikan interpretasi yang demikian, apakah bertujuan merendahkan Rasulullah saw ataukah tidak?

Tanpa ada tabayun terlebih dahulu pihak NUGL, dapat dikatakan bahwa mereka (atau oknum di dalamnya) telah melakukan penyelewengan konten dengan sengaja, sehingga menyebabkan penyesatan publik yang merugikan nama baik Gus Muwafiq.

Semua Tergantung Tujuannya

Selain bukti di atas, saya juga mengantongi beberapa bukti yang mengindikasikan adanya upaya pelabelan “kafir” kepada Gus Muwafiq. Karena di sini saya memposisikan diri sebagai pembela Gus Muwafiq sebagai korban, maka argumen fiqih dirasa penting juga untuk disampaikan.

Argumen yang di bawa oleh pemasang label “kafir” pada pribadi Gus Muwafiq ialah teori “muntaqish ar-Rasūl”, di mana orang yang membuat pernyataan yang mengurangi derajat Rasulullah dikatakan sebagai kafir dan halal dibunuh (Imta’ al-Asma’ karya Al-Maqrizi), juga dari pendapatnya Muhammad bin Sahnun yang kurang lebih mengatakan hal yang sama.

Kedua referensi itu benar adanya, namun juga telah dilepaskan dari konteksnya oleh penggunanya; yang memakainya sebagai dasar mengkafirkan Gus Muwafiq.

Dalam Islam dikenal prinsip “al-umūru bi maqāshidiha”, semua tergantung maksud dan tujuan awal. Maka tidak serta merta bisa dengan mudah mengatakan Gus Muwafiq telah merendahkan Rasulullah saw dengan bukti video potongan, lalu mengkafirkannya. Penting sekali melihat konteks ceramah Gus Muwafiq lebih luas.

Sebenarnya ada video utuh yang memuat ceramah Gus Muwafiq itu. Di situ jelas bahwa Gus Muwafiq berceramah dalam acara memperingati kelahiran Rasulullah, di hadapan banyak kyai dan masyarakat santri juga. Andai ceramah Gus Muwafiq bermasalah, pastinya akan ada interupsi atau kritikan dari kyai lain pada saat acara itu.

Pertanyaannya, mengapa NUGL mengunggah potongan video dengan judul yang bersayap? Apa motifnya? Sudahkah bertabayun? Pertanyaan ini juga berlaku bagi pengunggah artikel terkait.

Akibat dari konten NUGL itu, Gus Muwafiq sebagai pihak dirugikan berhak menuntut pengunggah konten secara hukum, atau hanya memberikan klarifikasi sendiri.

Islam juga punya asas “al-hudūd tasquthu bi as-syubuhāt”, hukuman itu bisa gugur bila ada ketidakjelasan (syubhat). Pada kasus Gus Muwafiq masih dinaungi asas tersebut. Tidak boleh ada label munafik atau kafir pada pribadinya bila hanya berdasar potongan video yang syubhat, dan terindikasi hoaks.

NB: NU Garis Lurus berbeda dengan NU Garis Lucu.

Muhammad Ulil Abshor
Muhammad Ulil Abshor
Mahasiswa IIQ An-Nur Yogyakarta. Minat pada bidang Ushuluddin dan Kajian Sosial.
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.