Kamis, April 25, 2024

Membangun Gerbang Maritim Indonesia di Asia

Rina Wibowo
Rina Wibowo
S1 Ekonomi Pembangunan, Universitas Airlangga

Indonesia memiliki semua persyaratan untuk menjadi negara besar di dunia. Indonesia memiliki cakupan wilayah yang sangat luas dengan populasi penduduk yang tinggi. Dua hal itu bukan hanya syarat sebagai negara maju tetapi juga menjadi negara yang berpotensi tumbuh sebagai kekuatan global.

Ditambah lagi letak strategis, baik geopolitik maupun ekonomi yang dimiliki Indonesia, yang memungkinkan negara kita ini menjadi golden bridge, tak hanya pelayaran antar benua, ekonomi maupun politik, tetapi juga jembatan antar peradaban dari Timur, Islam dengan Barat. Tentu kita semua tahu bahwa negara kita juga memiliki potensi sumberdaya alam yang kaya, energi termasuk energi surya yang terbesar di seluruh dunia.

Tentu saja apa yang dikemukakan di atas baru pada batas potensi yang dimilikinya. Artinya masih banyak yang perlu dilakukan untuk mengolah potensi-potensi yang ada agar menjadi aktual dan nyata. Indonesia dapat menjadi negara maju dengan kemandirian, daya saing dan peradaban yang unggul dan mulia. Apakah ketiga syarat ini telah terpenuhi?

Jawabannya tampaknya mudah, tanpa perlu riset panjang, harus kita ketahui bahwa kemandirian belumlah kita capai. Begitu juga halnya jika berbicara tentang produk yang memiliki daya saing di tingkat Asia, terlebih lagi di tingkat global, tampaknya juga belum bisa diandalkan.

Produk-produk yang laku dari Indonesia biasanya adalah bahan mentah, seperti kayu, hasil tambang atau bahkan pasir. Tetapi untuk produk-produk yang menggunakan sentuhan teknologi, Indonesia masih tertinggal jauh bahkan lebih mengandalkan impor. Karena itu harus dikatakan bahwa dua syarat itu masih jauh untuk dapat dipenuhi.

Syarat ketiga tentang peradaban yang unggul dan mulia yang harus dimiliki Indonesia, rasanya juga merupakan hal yang cukup sulit untuk direalisasikan. Jika yang dimaksudkan peradaban unggul adalah rakyat Indonesia memiliki integritas intelektual dan kemampuan, rasanya hal itu sudah kita miliki.

Namun jika disyaratkan pula dengan peradaban mulia, yang terkait dengan akhlak atau integritas moral, sepertinya kita harus meratapinya. Di sinilah kemudian makna dan keunggulan intelektual itu tereduksi. Meski demikian kita memiliki optimisme yang cukup kuat dan maju dan memimpin Asia di masa mendatang.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia dengan rata-rata lebih dari 6% setiap tahunnya dalam beberapa tahun terakhir, menjadikan Indonesia sebagai negara dengan tingkat pertumbuhan tercepat setelah China di G-20. Berdasarkan riset dari McKinsey & Company, Indonesia akan menduduki peringkat ke tujuh secara ekonomi di dunia pada 2030. Selain menggunakan indikator-indikator ekonomi untuk kemajuan Indonesia, kita bisa menilik posisi Indonesia berdasarkan Legatum Prosperity Index (LPI).

LPI mengukur kesejahteraan negara melalui delapan indikator: pendidikan, kesehatan, perekonomian, keamanan, kebebasan, modal sosial, kewirausahaan dan kesempatan, serta pemerintahan. Berdasarkan LPI prestasi Indonesia cukup mengagumkan –tingkat kesejahteraan Indonesia selalu meningkat sejak tahun 2009.

Sedangkan berdasarkan indikator-indikator Millenium Development Goals (MDGs), Indonesia merupakan Top Five Performer. Jadi terlalu pesimis dengan keadaan Indonesia saat ini juga tidak perlu dan tidak semestinya bagi manusia yang memiliki visi besar.

Fakta-fakta di atas diharapkan kembali membangkitkan kepercayaan diri sebagai bangsa besar untuk menapaki masa depan. Kepercayaan diri adalah modal utama dan di atasnya harus dibangun visi besar yang dapat dikalkulasikan dengan modal kerja dan perencanaan pembangunan yang sehat dan keberanian untuk mengambil resiko.

Visi besar inilah yang menunjukkan arah bagi bangsa Indonesia untuk menapak masa depan. Sedangkan keberanian adalah syarat mutlak bagi seorang pemimpin. Namun tanpa keberanian aksi yang nyata, bukan tak mungkin warisan kultural sebagai bangsa bahari pun bisa tinggal kenangan di masa mendatang. Padahal pembangunan maritim Indonesia sebenarnya pengulangan sejarah dari kejayaan maritim Nusantara yang terhenti karena pembangunan yang terlalu bervisi kontinental.

Tampaknya sekarang adalah momentum penting untuk kembali mewujudkan Indonesia sebagai negara maritim terbesar di Asia. Hal ini penting mengingat budaya agraris sedikit berbeda dengan maritim. Perbedaan ini terletak pada pertimbangan yang mendapatkan tekanan utama dalam menentukan pola kerja dan keputusan serta perencanaan bisnis itu sendiri. Hal yang penting dalam budaya agraris adalah cara berproduksi yang sederhana, konstan dan rutin, adapun pemikiran strategis terkait pemasaran, inovasi produk dan menyiapkan persepsi konsumen masih di nomor sekian.

Sedangkan di dalam budaya maritim, yang menjadi fokus utama adalah end user, maka dari itu pihak yang mampu mengembangkan budaya maritim yang dilakukan terlebih dahulu adalah memahami perilaku konsumen, respons dan kecenderungannya. Di sinilah penting untuk memahami konsep muara bisnis, yang harus ditempatkan lebih dahulu daripada sektor hulu yang sudah jelas ada. Muara bisnis inilahyang menjadi gerbang untuk menyapa target market.

Di sini promosi, komunikasi bisnis dan pembenahan berbagai fasilitas tentu harus dilakukan dengan memenuhi standar dan selera konsumen. Dengan pemikiran ini maka Indonesia dapat menempatkan “gerbang maritim”-nya di Asia. Apa yang sangat penting dilakukan oleh Pemerintah Indonesia untuk membangun “gerbang maritim” adalah apa yang seperti dilakukan oleh Pemerintah China untuk menghidupkan ekonomi rakyatnya.

Dengan campur tangan Pemerintah yang bijak, maka akan muncul stimulus perkembangan bisnis yang terkait dengan maritim dengan semua diversifikasinya. Selain campur tangan bijak, tentu semangat kemandirian dan keberanian sangat perlu untuk menata dan menyejahterakan rakyat berbasis kemaritiman. Hal ini pula yang menjadi mainstream pemikiran para pemimpin Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit era Gajahmada.

Rina Wibowo
Rina Wibowo
S1 Ekonomi Pembangunan, Universitas Airlangga
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.