Senin, April 29, 2024

Membaca Pengalaman Keagamaan Kanjeng Nabi

Salman Akif Faylasuf
Salman Akif Faylasuf
Alumni PP Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo, Situbondo. Sekarang Nyantri di PP Nurul Jadid, sekaligus kader PMII Universitas Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo. Penikmat kajian keislaman dan filsafat.

Agama merupakan hasil pengalaman seorang nabi bertemu dengan yang sakral. Sebagai bagian dari pengalaman, agama Islam tentu saja mengikuti Nabi Muhammad Saw. Secara pribadi, Nabi Muhammad Saw. mengalami perkembangan menuju kematangan dan penyempurnaan diri.

Pengalaman keagamaan Nabi Agung umat Islam itu pun, baik pengalamannya yang bersifat personal-spiritual maupun pengalamannya yang bersifat sosial kemasyarakatan, juga berkembang menuju kematangan dan penyempurnaan. Lalu bagaimana bentuk pengalaman keagamaan Nabi Muhammad Saw itu?

Syahdan, pengalaman keagamaan Nabi Muhammad Saw. bisa dilihat dari segi waktu, bentuk, proses, dan kualitas. Dari segi waktu, Nabi Muhammad Saw. mempunyai dua bentuk pengalaman, yakni pengalaman keagamaan sebelum diangkat menjadi nabi. Pengalaman keagamaan yang dialaminya sebelum diangkat menjadi nabi bisa disebut semacam pengantar atau tanda-tanda kenabian. Misalnya, dalam bentuk kejadian-kejadian aneh dan spiritual yang ia alami.

Alkisah, ketika mengikuti Abu Thalib berdagang ke Syam, yang kala itu masih berumur sembilan tahun, ditengah perjalanan keduanya bertemu dengan Pendeta Bahira. Pendeta Nasrani ini melihat ada tanda kenabian pada diri Muhammad kecil. Setelah menjamunya, Pendeta Bahira meminta Abu Thalib membawanya kembali pulang dan merahasiakan status Muhammad yang sebenarnya kepada orang-orang, terutama kepada kaum Yahudi.

Karena mendapat saran Pendeta itu, paman dan keponakan itu akhirnya kembali ke Makkah. Muhammad kecil rupanya juga permah mengalami peristiwa pembedahan terhadap dadanya oleh seseorang yang konon katanya Malaikat utusan Allah Swt. untuk membersihkan dan mempersiapkan Muhammad untuk menjadi Nabi-Nya.

Dari segi bentuk dan prosesnya, Nabi Muhammad Saw. mempunyai dua bentuk pengalaman, yakni pengalaman yang bersifat personal-spiritual dan pengalaman yang bersifat sosial kemasyarakatan yang dalam bahasa al-Jabiri adalah “fenomena qur’ani” (zhahiriyah qur’an).

Pengalaman keagamaan yang bersifat personal-spiritual terkadang melalui perantara Malaikat Jibril (tidak bersifat langsung) dan terkadang tanpa perantara (langsung). Pengalaman keagamaan yang melalui perantara Jibril diyakini mengambil dua bentuk.

Pertama adalah, Malaikat Jibril hadir dengan bentuk aslinya yang bersifat ruhani; kedua, Malaikat Jibril hadir melalui bentuk manusia. Sedangkan pengalaman keagamaannya yang bersifat langsung mengambil bentuk kehadiran dan penglihatan langsung kepada Allah Swt., misalnya dalam peristiwa Isra Mi’raj.

Bentuk pertama, yakni pengalaman keagamaan melalui perantara Malaikat Jibril sebagaimana yang dikisahkan oleh al-Qur’an surah al-Alaq [96]: 1-5. Hingga akhirnya setelah peristiwa itu, beliau menceritakan pengalamannya kepada istri tercintanya, yakni Siti Khadijah Ra.

Sang istri tak tinggal diam, ia langsung mendatangi pamannya yang bernama Waraqah bin Naufal, dan menanyakan peristiwa aneh sang suami. Dari jawaban Waraqah inilah, Nabi Muhammad Saw. semakin yakin bahwa, dirinya benar-benar dipilih sebagai utusan Allah Swt. untuk memperbaiki kehidupan umat manusia.

Bentuk kedua dikisahkan ketika Nabi Muhammad Saw. didatangi Malaikat Jibril pada saat Nabi sedang duduk dan mendakwahkan agama bersama sahabat, sebagaimana yang dikisahkan di kitab Shahih Muslim bi Syarh an-Nawawi.

Sosok manusia berbaju putih yang bertanya tentang Islam, iman, dan ihsan itu tidak diketahui oleh para sahabat. Nabi bertanya kepada para sahabat beliau tentang siapa yang berbaju putih itu, dan para sahabat menjawab hanya Allah dan Nabi-Nya yang tahu. Nabi Muhammad kemudian memberitahukan bahwa sosok yang berbaju putih itu adalah Malaikat Jibril.

Proses bagaimana datang dan siapa yang datang hanya diketahui oleh Nabi Muhammad. Artinya, masalah-masalah ini tidak diketahui oleh siapapun selain nabi, karena ini adalah rahasia kenabian yang berhubungan dengan rahasia Wajibul Wujud yang memberinya wahyu. Hanya Nabi Muhammad Saw. yang mengetahui proses itu, dan proses ini merupakan bagian dari keimanan yang wajib di imani oleh setiap orang Islam.

Dari segi kualitasnya, sesuai dengan pribadi Nabi Muhammad Saw. yang mengalami perkembangan kematangan dan penyempurnaan diri pribadi beliau. Pengalaman keagamaan Nabi Muhammad Saw. yang bersifat personal-spiritual juga mengalami perkembangan. Dari pengalaman keagamaan yang rendah menuju pengalaman keagamaan yang lebih tinggi (dari pengalaman keagamaan sederhana menuju keagamaan sempurna).

Tak hanya itu, Nabi Muhammad Saw. juga pernah mengalami kebingungan atau sesat (dhalal), lalu Allah Swt. memberi beliau petunjuk: “Dan, ia mendapatimu sebagai orang yang bingung, lalu ia memberi petunjuk.” (QS. Adh-Dhuhaa [93]: 7). Nabi Muhammad Saw. juga pernah mengalami rasa takut ketika menerima surat pertama (QS. Al-Alaq [96]. Nabi Muhammad Saw. tidak mengetahui apa itu kitab suci dan apa itu iman. Lalu Allah Swt. memberi beliau petunjuk menuju jalan yang lurus (benar) (QS. Asy-Syura [62]: 52).

Setelah mengetahui kitab suci pun, Nabi Muhammad Saw. masih mengalami keraguan dan kebingungan, lalu Allah memperkuat hatinya beliau, sehingga keraguan dan kebingungan yang menimpa beliau menjadi lenyap (QS. Al-Furqan [25]: 32), (QS. Al-Isra’ [17]: 74-75). Begitu pun Nabi Muhammad Saw. sendiri berdoa agar kualitas ilmu agamanya semakin bertambah (QS. Thaha [20]: 114).

Sebelum wafat, dimana diri pribadi beliau mulai mencapai derajat kesempurnaan sebagai manusia (Insan Kamil), akhirnya wahyu turun secara sempurna kepada beliau: “Pada hari ini, telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Kucukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Kuridhai Islam menjadi agama bagimu. Maka, barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Maidah [5]: 3).

Pengembangan pengalaman keagamaan yang bersifat personal-spiritual berhubungan erat dengan pengembangan pengalaman keagamaanya yang bersifat sosial kemasyarakatan. Semakin banyak pengalaman keagamaannya yang bersifat personal-spiritual dan sosial-kemasyarakatan, semakin bertambah luas dan komprehensif agama Islam yang dibawa Nabi Muhammad Saw.

Pengalaman keagamaan Nabi Muhammad Saw. yang bersifat sosial-kemasyarakatan mengalami perluasan, karena beliau hidup di tengah-tengah masyarakat, bergaul dengan mereka, dan karena kelebihannya, beliau mendapat julukan al-Amin sebelum diangkat menjadi Nabi, dan mendapat julukan Shiddiq, Amanah, Tabligh, dan Fathanah.

Setelah diangkat menjadi Nabi, pengalaman sosial-kemasyarakatan Nabi Muhammad Saw. bertambah luas yang membentang dalam sepanjang kehidupan hidup beliau, baik selama di Makkah maupun di Madinah, dengan ragam suku, agama, kekuatan politik, ekonomi, dan budaya yang ada di dalamnya.

Al-Qur’an turun mengikuti perluasan dan pengembangan pengalaman sosial-kemasyarakatan Nabi Muhammad Saw. di dua tempat suci tersebut. Sehingga, muncullah kemudian istilah makkiyah dan madaniyah dalam surah-surah al-Qur’an dengan karakternya masing-masing.

Selama di Makkah, dari segi uslub-nya, ayat-ayat al-Qur’an berukuran pendek-pendek, agar nabi dan umat Islam mudah menghafalnya, dan dari segi tema, berbicara tentang tauhid, dan dari segi sifatnya, bernada memberi peringatan (inzar), dan menggunakan metode hikmah, maw’izah hasanah, dan dialog yang baik. Sedangkan selama di Madinah, ayat-ayat al-Qur’an mulai berbentuk panjang, mulai berbicara tentang syariat, negara, dan bernada membangun (bina’). Wallahu a’lam bis Shawab.

Salman Akif Faylasuf
Salman Akif Faylasuf
Alumni PP Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo, Situbondo. Sekarang Nyantri di PP Nurul Jadid, sekaligus kader PMII Universitas Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo. Penikmat kajian keislaman dan filsafat.
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.