Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Pada 6-9 Februari 2020 telah melaksanakan Tanwir yang ke XXVIII. Musyawarah tertinggi setelah Muktamar ini, berhasil dan sukses di laksanakan. Lombok, Nusa Tenggara Barat merupakan saksi sejarah pelaksanaan kegiatan rutin ini.
Para Peserta Musyawarah yang merupakan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) IMM dari seluruh provinsi di Indonesia, dalam proses musyawarahnya saling menerima, menghormati dan menghargai berbagai perbedaan pendapat. Hal ini menunjukan bahwa Tanwir yang dilaksanakan di pulau seribu masjid ini berjalan dengan aman, damai, sejuk bahkan menggembirakan.
Sebagai organisasi otonom dari Muhammadiyah dan merupakan salah satu entitas komunal yang berada di negara demokratis, dalam Tanwir ini IMM menunjukan bahwa organisasi berlambangkan pena ini mengejewantahkan dan mengamalkan nilai-nilai demokrasi.
Perbedaan pendapat dalam forum adalah sebuah kewajaran, namun saling menerima dan memahami adalah suatu keharusan. Sikap dewasa inilah yang ditunjukan oleh para musyawirin Tanwir.
Bersatu Memajukan Indonesia, merupakan tema yang diangkat pada tanwir ke XXVII ini. Tema tersebut lahir karena berdasarkan semangat IMM dalam mengajak semua pihak untuk saling bahu membahu bergotong royong, saling memikul berkarya memajukan kualitas hidup bangsa indonesia.
Semua pihak harus sadar bahwa keributan dan segala konflik yang terjadi hanya akan menimbulkan kerugian. Maka tema ini merupakan komitmen IMM dan jalan moderasi dalam mencapai persatuan dan kemajuan Indonesia.
Dalam sambutan Ketua Umum Pimpinan Pusat IMM pada pembukaan Tanwir yang disampaikan langsung oleh Immawan Najih Prasetyo, sebagai salah satu peserta tanwir yang hadir dalam pembukaan, ada satu hal yang penulis tangkap, yakni; Immawan Najih mengatakan bahwa IMM salah satunya harus berfokus pada gerakan intelektual, sebagaimana hal ini tertera dalam salah tri kompetensi IMM.
Intelektual ini harus di maknai dengan semangat membaca , memperbincangkan berbagai wacana ilmu serta menulis. Karena lewat semangat dan gerakan intelektual ini, akan menentukan kejayaan, kemajuan dan persatuan suatu bangsa.
Hal ini kemudian selaras dengan salah satu pesan yang disampaikan oleh Pak Haidar Nashir yang merupakan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Dalam sambutan sekaligus membuka kegiatan Tanwir ke XXVII Ini. Beliau mengatakan bahwa IMM harus menjadi pilar gerakan Intelektual Islam di Indonesia.
Kader IMM harus mempelajari dan memperbincangkan wacana keilmuan apapun hatta itu ilmu sekuler, liberal dan ateis. Berbagai Ilmu itu kemudian diperbincangkan dalam bingkai burhani, bayani dan irfani sebagai metodologi islam dalam membaca dan menganalisa ilmu-ilmu tersebut.
Bagaimana anda bisa tahu ilmu-ilmu itu, kalau anda tidak mempelajarinya. Dalam sambutan yang penuh dengan semangat keilmuan dari pak Haidar ini kemudian disambut tepuk tangan para peserta pembukaan Tanwir.
Hal ini kemudian menandakan bahwa IMM memang menjadi pos strategic dalam Muhammadiyah untuk menjadi surplus kader-kader intelektual, cendekiawan dan para akademisi yang mumpuni dalam wacana keilmuan di Indonesia. Pak Haidar kemudian melanjutkan bahwa Tanwir yang mengangkat tema “Bersatu memajukan Indonesia” menjadi wadah perdebatan intelektual dan tajdid serta diikuti dengan keadaban akhlak.
Persatuan dan berkemajuan salah satu aspek yang menentukan adalah sumber daya manusia yang potensial dan sumber daya ini bukan hadir dari kevakuman ruang namun lahir dari rahim intelektual yang diisi dengan semangat membaca, memperbincangkan khazanah keilmuan dan spirit dalam menciptakan berbagai tulisan. Meskipun kader IMM dalam berorganisasi selalu disibukkan oleh hal-hal teknis, namun hal-hal espistemologis jangan sampai diterlantarkan.
Risalah Kota Mataram
Tanwir ke XXVII ini menghasilkan risalah yang merupakan manifesto dan komitmen IMM dalam bersatu memajukan Indonesia. Dalam perjalanan kebangsaan yang sudah berumur puluhan tahun bangsa Indonesia terus berdinamika dengan berbagai gejolak yang terjadi dalam skala kecil maupun skala besar.
Gejolak skala kecil yang terjadi seperti penegakkan hukum yang dipandang bulu, aksi-aksi kejahatan dan penolakan hasil pemilu dengan jalan inskontitusional. Sementara gejok dalam skala besar seperti pemberontakan kebangsaan, Intoleransi masih terus berlangsung serta terorisme. Kemudian permasalahan kerusakan lingkungan yang masif terjadi di Indonesia.
Maka untuk itu dalam Tanwir ini IMM berkomitmen untuk mewujudkan cita-cita konstitusi sebagaimana yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945 serta menjadi pelopor dalam mewujudkan kehidupan banga Indonesia yang lebih baik dan maju. Komitmen untuk memajukan bangsa dan negara dipertegas melalui tema “Bersatu Memajukan Indonesia”. Dengan ini; IMM kemudian menyatakan peran dan memajukan Indonesia sebagai berikut:
1. Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah menegaskan bahwa napas keislaman dan kebangsaan serta kemanusiaan adalah satu napas kehidupan berbangsa dan bernegara. Dengan demikian, sumber agama (Al-Qur’an dan sunah) terkait dengan kemanusiaan universal serta 4 konsensus kebangsaan (UUD 1945; Pancasila, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika) memiliki misi yang luhur dan diwujudkan untuk keadilan dalam berbangsa dan bernegara.
2. Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah berkomitmen memajukan bangsa dengan berperan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dengan menampilkan praktik kehidupan yang mencerahkan dengan menampilkan karya nyata untuk bangsa dan negara, berperan dalam segala lini kehidupan, baik kepada lembaga negara maupun lembaga masyarakat untuk kemajuan bangsa dan negara.
3. Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah memahami bahwa segala elemen unsur negara dengan keberagamannya (suku, ras, agama dan antargolongan) harus Bersatu untuk memajukan Indonesia. Bersatu adalah kekuatan untuk saling bergotong royong, berkolaborasi dan elaborasi dalam memajukan bangsa dan negara. Perbedaan ide dan gagasan harus diselesaikan dengan musyawarah sesuai dengan konstitusi negara, bukan dengan kekerasan yang menimbulkan tindak perlawanan fisik yang merugikan kehidupan kebangsaan dan bernegara.
4. IMM Menyadari bahwa kerusakan lingkungan menjadi ancaman kehidupan manusia sehingga IMM berkomitmen untuk menjaga, melestarikan, dan mengadvokasi ketika terjadi kerusakan terhadap alam. Advokasi ini sebagai gerakan nyata IMM untuk menumbuhkan gerakan ekologi yang terancam akibat ulah dari manusia itu sendiri.
Anggun dalam moral. Unggul dalam intelektual. IMM Jaya!