Sabtu, Desember 7, 2024

Memahami Tradisi Baduy pada Analisis Cultural Studies

Saniyati Raudatul Zanah
Saniyati Raudatul Zanah
Mahasiswa aktif semester 6 universitas muhammadiyah program studi llmu komunikasi peminatan public relations
- Advertisement -

Cultural studies merupakan kritik kebudayaan, sesuai yang dikatakan Mark Bracher (12) dalam bukunya membahas tentang kritik kebudayaan psikoanlisis yang bersumber dari pemikiran Jacques Lacan.

Bracher menukil Richard Johnson yang mengatakan pertanyaan yang terus diajukan cultural studies merupakan terkait pengaruh nilai budaya dan konsep kebudayaan. Konsep kebudayaan ini terkait pada popularitas, kenikmatan,serta membutuhkan membaca, memahami dalam nilai kebudayaan dan pengaruhnya pada budaya yang menjadi tempat seseorang berada, namun hal ini sering ditinggalkan.

Menurut dalam pemikiran Richard Johnson, sebab karena tiadanya teori subjektivitas post-strukturalis yang memadai. Karena, kebutuhan mendesak dalam cultural studies adanya sebuah teori subjektivitas yang bisa menjelaskan bagaimana nilai kebudayaan bisa memengaruhi manusia.

Cultural studies, menurut Bracher, merupakan suatu praktik bagaimana dunia ini membangun serta menggambarkan suatu konteks secara social dalam budaya. Untuk ini diperlukan eksplorasi pembentukan makna tekstual. Dengan memaknakan budaya dalam memiliki materialitas tertentu, yang melekat pada bunyi, prasasti, objek, citra, dan buku. Serta diproduksi, diinformasikan, digunakan serta dapat dipahami dalam konteks sosial tertentu.

Seperti kasus yang ditemukan ada sejumlah warga Baduy mengikuti tradisi Ritual “Seba Baduy” di Pendopo Gubernur Banten, di Serang, Sabtu 7 Mei 2022. Ritual itu ditandai penyerahan hasil bumi kepada wakil pemerintah. Tradisi ini kembali dilakukan secara terbuka setelah sempat tertunda selama dua tahun akibat pandemi COVID-19.

Baduy yang dapat dikenal sebagai daerah yang sampai saat ini sangat menekunkan nilai kebudayaan yang sudah dibentuk dari leluhurnya tanpa ada perubahan sampai dimasa modern saat ini. Dicmana banyak sekali daerah yang budaya maupun adatnya sudah disesuaikan oleh kondisi saat ini.

Namun, daerah baduy tersebut justru berpegang teguh dengan budaya dan Keunikan dalam tradisi Baduy yang sudah dibangun dari kegigihan dan kesetiaan dalam menjalankan amanah leluhur, yang didalamnya terdapat nilai-nilai kesederhanaan, kejujuran, kearifan dalam menjaga keharmonisan alam semesta, kemampuan menjaga keaslian tradisi dengan menutup diri dari budaya luar.

Fenomena yang berhubungan dengan fenomena lain yaitu kemampuan berdagang, dimana profesi tersebut memerlukan interaksi dengan dunia luar dan kemampuan komunikasi yang baik. Selain keunikan yang dimiliki,daerah baduy juga memiliki kegigihan dalam menjaga dan mempertahankan prinsip kehidupan yang sudah di “Amanat Buyut” atau amanah yang diwariskan nenek moyang.

Masyarakat baduy dalam sangat ketat dalam mematuhi aturan adat seperti larangan penggunaan teknologi modern, menjaga kelestarian lingkungan, serta menjalani hidup harus dengan sederhana tidak diperbolehkan seperti dikota ataupun mengikuti fashion yang sesuai trendnya

Mereka percaya bahwa menjaga tradisi ini merupkan cara untuk menghormati leluhur dan menjaga keseimbangan alam. Maupun Baduy Luar, meskipun lebih terbuka terhadap pengaruh luar, tetap berpegang pada nilai-nilai dasar komunitas, seperti gotong royong dan ketaatan pada pemimpin adat.

- Advertisement -

Baduy memiliki tantangan dalam modernisasi namun meliputi salah satu tantangan utama yang dihadapi oleh Suku Baduy yaitu tekanan dari modernisasi dan globalisasi. Hal ini termasuk pembangunan struktur di sekitar wilayah mereka, akses yang meningkat ke pendidikan dan media, serta wisatawan yang datang ke daerah mereka. Masyarakat Baduy sering menghadapi kebimbangan dalam ingin mempertahankan tradisi atau memenuhi kebutuhan ekonomi yang berkembang.

Sementara itu, baduy Luar lebih mudah disesuaikan dalam menyesuaikan diri dengan perubahan ini. Adapun Identitas Budaya dan ketahanan yang dimiliki, serta identitas budaya Baduy sangat kuat dan menjadi pusat kehidupan mereka. Mereka menggunakan identitas ini sebagai bentuk pertahanan terhadap perubahan yang dipaksakan dari luar. Pendidikan adat dan cerita-cerita leluhur terus diajarkan kepada generasi muda sebagai cara untuk memastikan bahwa nilai-nilai dan tradisi Baduy tetap hidup.

Dampak studi ini menunjukkan bahwa meskipun berada di bawah tekanan modernisasi, masyarakat Baduy berhasil mempertahankan identitas budaya mereka. Dalam konteks masyarakat Baduy, baik Baduy Luar maupun Baduy Dalam, studi budaya dapat memberikan wawasan mendalam tentang bagaimana identitas, tradisi, dan praktik budaya mereka dipertahankan dan bertransformasi di tengah perubahan zaman.adapun perbedaan antara Baduy dalam dan luar. Serta baduy dalam meliputi dalam kehidupan tradisional dengan masyarakat Baduy Dalam dikenal sangat menjaga tradisi dan adat-istiadat mereka.

Kearifan lokal berupa pengetahuan, kepercayaan, pemahaman, wawasan, dan adat istiadat atau etika yang menjadi pedoman perilaku manusia dalam menjalani kehidupan, erat kaitannya dengan kondisi wilayah dan masyarakat yang diwariskan secara turun-temurun sehingga terbentuklah kearifan lokal

Adapun yang penting diketahui dari tradisi baduy yang meliputi dari sisi Kepercayaan dan Ritual memiliki sistem kepercayaan, masyarakat Baduy berpusat pada ajaran Sunda Wiwitan, yang memuja roh leluhur dan kekuatan alam. Mereka menjalankan berbagai ritual dan upacara untuk menjaga keseimbangan dan keharmonisan dengan alam.

Selain itu larangan dan Aturan Adat Kehidupan sehari-hari diatur oleh serangkaian larangan yang mencakup larangan penggunaan teknologi modern, seperti larangan bepergian jauh, dan larangan bagi orang luar untuk tinggal dalam jangka waktu yang lama di wilayah Baduy dalam.serta struktur Sosial Masyarakat Baduy memiliki hierarki sosial yang jelas, dengan pimpinan adat yang disebut Pu’un. Pu’un bertanggung jawab untuk menjaga tradisi dan memimpin berbagai upacara adat.

Dari sisi kehidupan sehari-hari masyarakat Baduy dicirikan oleh kesederhanaan dan kemandirian. Mereka membangun rumah dari bahan-bahan alami tanpa paku, berjalan kaki kemana pun tujuannya , dan mengandalkan sumber daya alam sekitar untuk memenuhi kebutuhan.

Saniyati Raudatul Zanah
Saniyati Raudatul Zanah
Mahasiswa aktif semester 6 universitas muhammadiyah program studi llmu komunikasi peminatan public relations
Facebook Comment
- Advertisement -

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.