Banyaknya demo,kritikan yang tertuju kepada rezim saat ini sebab utang luar negeri Indonesia semakin membengkak, hal ini sebenarnya bisa dikaji dari beberapa faktor. Bisa disebut Indonesia saat ini berada di tengah ‘Medan Perang’ ekonomi global. Dan sadisnya Indonesia terkena (mungkin kutukan) Warkop, “maju kena mundur kena”. Karena Indonesia sudah sejak lama ingin masuk sendiri ke Medan perang ini meskipun tidak menyadari bahwa hal ini akan berdampak panjang dan buruk. Dimulai dari awal orde baru, Indonesia yang saat itu membuka lebar-lebar pasar bebas, benar benar dihabisi oleh korporasi asing atas semua lahan potensi seperti pertambangan semisal. Semua dikuasai asing! Padahal selama pak Karno memimpin, pak Karno lebih memilih menunggu anak cucu bangsa bisa mengelola potensi alam bangsa kita ini. Namun apa daya, hal itu sudah menjadi bubur basi semenjak peristiwa lengser nya pak Karno. Hal ini semakin diperparah pada tahun 1994. Pada tahun itu(April)kalau tidak salah, pak Harto menyetujui perjanjian AFTA atau bisa disebut ekonomi Asean. Kita sudah selangkah maju ke Medan perang. Kalau kita menoleh lagi ke belakang kita pasti pernah dengar istilah yang sering disebut pak Karno “Nekolim” mungkin ekonomi global ini lah yang di maksud dengan nekolim tersebut meskipun muncul dengan nama lain. Pada tahun 2000an ada seorang penulis dari Amerika (lupa namanya) menulis buku yang berjudul “Globalitation Unmask” atau globalisasi tanpa topeng. Di buku itu jelas jelas si penulis menyebut globalisasi adalah evolusi dari kolonial dan imperial. Dengan hal ini maka istilah pak Karno tersebut bisa dikatakan terjadi. Pada tahun 2003 pemerintah Indonesia mau tidak mau harus melangkah kan kaki selangkah lebih maju lagi ke Medan perang dengan adanya perjanjian CAFTA (Ekonomi Asean+China). Keadaan semakin buruk karena pengusaha dan korporasi China sudah mulai banyak yang menguasai lahan potensial Indonesia. Tahun 2015 kemarin Indonesia sudah benar benar berada di titik paling tengah Medan perang karena adanya ekonomi global yang melibatkan seluruh bangsa dunia. Investasi besar-besaran, korporasi asing semakin tak terhitung jumlah nya. Ditambah lagi dengan teknologi yang semakin maju dan berkembang. Industri sudah mulai memakai jasa robot untuk mengolah bahan bahan. Muncul lagi permasalahan, jikalau industri bangsa kita juga memakai jasa robotika, Indonesia bakal kesusahan menarik pajak pekerja. Apa robot bayar pajak? Coba pikirkan apa yang salah dengan negara kita? Permasalahan yang semakin memperkeruh adalah kita hanya bisa mengkritisi kebijakan pemerintah Sekarang. Pakai isu PKI lah,antek asing,China dan sebagainya. Bukan nya mau membela rezim saat ini. Tapi alangkah baiknya yuk kita perbaiki diri, belajar sejarah apa yg telah terjadi di masa lalu karena bukan sepenuhnya dosa rezim saat ini keadaan jadi seperti ini. Ada beberapa peristiwa masa lalu yang ikut andil menyeret kita semua dalam keadaan sekarang ini. Terus semangat karena kita adalah warga dunia yang sudah terhubung dengan semua penghuni dunia. Merdeka !