Terlepas dari berbagai persoalan akademi yang menjadi prioritas utama, mahasiwa juga merupakan bagian dari warga negara dan agen perubahaan masa depan dituntut untuk pekah terhadap persoalan-persoalan politik. Sebagai bagian dari akademisi-akademisi yang diyakini memiliki pengetahuan yang lebih dengan daya berpikir yang jelih, jernih, dan cerdas, mahasiswa diharapkan untuk memberikan kontribusi dalam proses perpolitikan.
Dalam kenyataannya, mahasiswa partisipasi dalam dunia politik sudah terlihat. Hal ini didukung oleh adanya berbagai perhimpunan yang dipelopori banyak mahasiwa. Situasi ini tentunya menjadi satu harapan yang baik dari proses perwujudan dan penyataan keberadaan mahasiswa dalam partisipasinya sebagai bagian dari agen perubahan.
Dalam sejarah perjalanan bangsa, mahasiswa merupakan bagian penting dari keberhasilan suatu negara. Hal ini bukan didasarkan pada posisi atau jabatan yang diemban, tetapi pada kreativitas berpikir mahasiswa yang dianggap lebih inovatif dan transformatif serta memiliki pengaruh yang sangat besar.
Selain itu, kekuatan mahasiwa terletak pada pemikiran yang tidak dibangun atas dasar satu orang tetapi oleh pemikiran bersama melalui diskusi dan bahkan mungkin perdebatan. Kekuatan yang dibangun atas dasar tekad pemikiran bersama inilah menjadi fondasi dari partisipasi mahasiwa yang kuat dan sangat diharapkan dalam aktivitas politik. Oleh karena itu, partisipasi mahasiwa diharapkan murni sebagai bagian dari seluruh warga yang menyuarakan kebenaran dan keadilan tanpa ada pengaruh dari pihak-pihak. Bahwasannya, partisipasi mahasiswa dalam aktivitas politik bukanlah untuk satu kepentingan tertentu tapi sungguh-sungguh sebagai bagian dari suara rakyat.
Ditengah berbagai apresiasi terhadap peran mahasiswa terhadap aktivitas politik, tentunya keterlibatan mahasiswa dalam praktik politik menjadi sebuah tantangan yang mesti dilihat dengan jelih. Sejauh mana mahasiswa memahami persoalan politik, sehingga tidak mudah terjebak dan dipengaruhi kelompok tertentu tetapi sungguh-sungguh memahami dalam menyuarakan kebenaran. Hal ini tentunya menjadi perhatian utama, keterlibatan mahasiwa dalam praktik politik bukanlah sebuah ajang unjuk diri, pengaruh dan kedekatan dengan tokoh-tokoh politik tertentu, tetapi sungguh-sungguh mewakili suara rakyat yang berani bersuara dari pinggir melawan ketidakadilan.
Mahasiswa dalam Persoalan Politik
Peran mahasiswa dalam aktivitas politik yang meskipun diyakini sebagai bagian dari suara rakyat tetap harus dilihat secara kritis. Hal ini disebabkan oleh adanya kecenderungan mahasiwa yang dalam kenyataannya lebih sering ikut-ikutan dalam aktivitas politik tanpa memilik sikap kritis. Hal ini tidak terlepas dari kurangnya literasi politik yang menyebabkan mahasiswa kurang memahami persoalan politik.
Seorang mahasiswa yang tidak mempunyai kapasitas pemikiran yang baik, tentunya akan menimbulkan persoalan. Situasi ini berimbas pada kemunduran partisipasi dan ketidakpeduliaan mahasiwa dalam politik. Pada akhirnya keikutsertaan dalam politik hanya menjadi simbol yang terselubung berbagai iming-iming. Adapun sikap acuh tak acuh yang dilandasi oleh opini bahwa siapapun pemimpin, tentunya tidak mempengaruhi hidupnya sendiri. Pemikiran seperti ini tentunya menjadi suatu kekhawatiran yang harus diwaspadai karena dalam situasi ini bisa saja seorang mahasiswa bisa dipengaruhi oleh berbagai janji palsu.
Hal ini dipicu lagi oleh sikap apatis dan ketakutan serta pengaruh yang digunakan oleh partai politik tertentu. Persoalan paling nyata yang kadang-kadang kurang disadari adalah manipulasi politik. Dalam persoalan ini, mahasiswa sering menjadi sasaran dari kelompok tertentu untuk kepentingan tertentu.
Akibatnya, persoalan menjadi semakin pelik antara kepentingan umum dan kepentingan golongan; antara lingkungan politik dan lingkungan akademik. Hal ini bisa jadi berimbas pada pertentangan yang tidak hanya terjadi antara mahasiswa dengan para partisipan politik tetapi juga antara mahasiswa dengan mahasiswa. Akibatnya mahasiswa tidak lagi mampu untuk berpikir lebih kritis dan mudah terprovokasi oleh berbagai persaingan yang kotor dan tidak sehat.
Arena politik bukan lagi menjadi ajang meraih kepentingan bersama, tetapi menjadi ajang perebutan posisi dan pengaruh serta memperlus kekuasaan. Kepentingan umum terlantar oleh karena persaingan antara kelompok yang seharusnya menjadi pelopor tercapainya kepentingan bersama. Akibatnya kepercayaan terhadap kredelibitas mahasiwa sebagai agen perubahan menjadi lemah. Mahasiswa tidak lagi dipandang sebagai bagian dari agen perubahan yang berani menyuarakan keadilan, tetapi sebaliknya dianggap sebagai bagian dari elit politik yang dipengaruhi oleh iming-iming dan janji palsu.
Mahasiswa dan Keadilan Politik
Mahasiwa dan politik merupakan dua tema sentral yang mempunyai relasi penting dalam kehidupan sosial. Terlepas dari pergulatannya dalam dunia akademik, mahasiswa merupakan bagian yang dianggap penting dalam proses politik sebagai bagian dari rakyat. Sebagai bagian rakyat berarti orientasi perjuangan mahasiswa dalam kekikutsertaannya dalam politik adalah untuk kepentingan bersama. Disini keadilan politik menjadi tujuan utama dalam menyuarakan aspirasi rakyat. Sejarah bangsa telah menunjukan kekuatan mahasiswa yang kreatif dan konsisten dalam perjuangan menjujung tinggi keadilan. Kreativitas ini harus tercermin dalam menyikapi setiap persoalan dengan cermat tanpa terburu-buru dan ikut-ikutan.
Sebagai bagian dari intlektual-intelektual muda, mahasiwa diyakini punya daya pemikiran yang lebih cerah dalam melihat persoalan dengan baik tanpa diladari oleh emosional yang menimbulkan berbagai kerusuhan. Sikap konsisten harus tercermin dalam ketulusan tanpa mudah dipengaruhi oleh pihak mana pun, dan sungguh-sungguh memperjuangkan kepentingan bersama. Sebagai masa depan dan harapan bangsa serta bagian dari suara rakyat, mahasiswa harus sungguh-sungguh menunjukan loyalitas diri sebagai pembela kebenaran dan keadilan serta menjunjung tinggi kejujuran.
Mahasiswa yang diyakini mempunyai pemikiran yang cerah, mesti menunjukan kapasitasnya dalam konteks yang lebih nyata yakni turut serta dalam proses membangun kehidupan politik yang selalu mengatasnamakn kejujuran dan keadilan untuk kepentingan bersama. Oleh karena itu, konsistensi mahasiwa untuk tidak mudah terpengaruh oleh pihak yang lain, menjadi dasar untuk membentuk kepribadian yang lebih kuat, jujur, terbuka serta sungguh-sungguh mendedikasikan diri menjadi pejuang keadilan dan kebenaran bagi banyak orang.