Sabtu, April 20, 2024

Lolos dari Jebakan “Lost Generation”

Ayub Simanjuntak
Ayub Simanjuntak
Pengajar di Unity School Bekasi

Dampak yang paling ditakutkan dari pandemi Covid-19 yang telah berjalan kurang lebih dua setengah tahun  ini selain dari kematian karena virus sendiri adalah “lost generation”. Lost generation atau hilangnya generasi adalah sebuah keadaan dimana satu generasi yang terdampak hebat dalam hal ini secara negatif baik secara akademis, psikologis maupun fisik karena peristiwa luar biasa seperti perang atau pandemik. Beberapa hal seperti resiko melahirkan pada masa pandemi, sulitnya akses imunisasi bagi bayi serta masalah perkembangan anak yang terlambat masuk sekolah dan tentu segudang persoalan turunannya.

Seperti kita ketahui bersama pemerintah telah memproyeksikan satu program yang bernama “Indonesia Emas 2045”. Pada usia kemerdekaan Indonesia yang ke-seratus tahun itu diperkirakan jumlah penduduk kita akan mencapai sekitar 310 juta orang dengan kata lain Indonesia mendapat bonus demografi orang-orang muda yang potensial. Asumsi Indonesia emas akan terjadi jikalau semua syarat-syaratnya terpenuhi artinya generasi yang sekarang sedang mengenyam pendidikan di bangku sekolah formal mendapat hak dan akses yang menyeluruh terhadap pendidikan dan kesehatan.

Bonus demografi yang dimaksud tentu adalah munculnya satu kekuatan baru anak-anak muda berpikiran maju dengan produktifitas tinggi. Mereka diharapkan dapat membangun bangsa ini dengan kecepatan yang lebih dari generasi terdahulu. Anak-anak muda yang membawa semangat perubahan zaman, pembaharuan dan kreativitas tinggi karena mereka lahir di dalam arus kecanggihan teknologi informasi.

Generasi emas ini tentu satu generasi yang telah dipersiapkan dalam keadaan normal” dimana sekolah-sekolah baik itu tingkat TK sampai Universitas membuka pelayanan maksimal dalam hal ini seluruh metode dan kurikulum yang terancang baik. Dalam kondisi belajar normal saja, sangat sulit untuk mengejar kemajuan pendidikan negara-negara Asia Tenggara dalam hal pendidikan apalagi kalau harus belajar secara daring mengingat kompleksitas masalah pendidikan di negeri ini mulai dari tidak meratanya akses internet, minimnya perpustakaan, kualitas guru-guru dan sekolah-sekolah minim sarana-prasarana di daerah terpencil.

Sebagai perbandingan tingkat literasi Indonesia ada di posisi 62 dari 70 negara. Peringkat yang cukup mengkhawatirkan mengingat besarnya alokasi dana yang dianggarkan pemerintah kepada dunia pendidikan mencapai 550 triliun atau meningkat 5 kali lipat dari periode penganggaran sebelumnya.  Kenaikan fantastis itu ditengarai untuk membendung dampak pandemi terhadap para siswa, orangtua dan guru. Program seperti bantuan kuota internet gratis dan perluasan program beasiswa menjadi beberapa bantuan strategis pemerintah.

Indonesia emas terancam gagal karena kenyataan sekarang sekolah-sekolah menyelenggarakan pembelajaran secara daring. Kita tentu mengapresiasi metode belajar ini tetapi juga harus objektif melihat pembelajaran yang berlangsung sekarang belum maksimal. Banyak sekali sekolah-sekolah yang hanya memberikan pembelajaran melalui metode penugasan semata tanpa pengayaan materi, pendampingan berbasis video call dan lain sebagainya. Kebanyakan pembelajaran secara daring hanya sebagai syarat kalau sekolah sedang berjalan baik.

Masalah klasik seperti susahnya sinyal di banyak daerah terpencil, tidak adanya kuota internet dan juga banyak peserta didik yang belum mempunyai laptop atau bahkan smartphone membuat masalah pendidikan menjadi semakin buram. Sebagian besar siswa-siswi di luar Pulau jawa tidak sungguh-sungguh terakomodir hak belajarnya.

Pemerintah melalui Kemendikbud Ristek tentu telah mengkaji segala faktor-faktor diatas. Oleh karena itu Menteri Nadiem Makariem menyatakan sekolah harus segera dibuka kembali. Sekolah-sekolah harus meneruskan perannya sebagai habitat mencerdaskan masyarakat. Bagi sekolah-sekolah yang memiliki fasilitas baik dan golongan orang tua yang mampu, tentu dapat memakai haknya tetap belajar secara daring.

Tentu ada banyak pertimbangan dalam pembukaan kembali sekolah. Yang pertama adalah asesmen yang dilakukan oleh pemerintah terhadap sekolah-sekolah. Hanya sekolah-sekolah yang memenuhi syarat lah yang akan mendapat izin dari kementrian. Syarat-syarat teknis seperti seluruh guru dan siswa yang berusia 12 tahun harus sudah divaksin lengkap, sarana cuci tangan yang memadai, satgas Covid sekolah, kerjasama dengan Puskesmas terdekat manakala ditemukan siswa atau guru terpapar virus corona dan lain-lain.

Pembukaan sekolah juga melalui beberapa tahap. Dalam tahapan pembukaan,sekolah akan melakukan uji coba terbatas. Kemudian setelah melalui evaluasi menyeluruh  pelaksanaan  pembatasan waktu belajar akan terlaksana minimal 2-3 kali seminggu tergantung jumlah siswa dan kesiapan sekolah.

Beberapa minggu terakhir pelaksanaan PTMT (Pembelajaran Tatap Muka Terbatas) telah dilakukan dan mendapat respon yang amat positif terutama oleh peserta didik dan wali murid. Pemerintah  telah melakukan keputusan yang terbaik karena adanya dua hak yang dipenuhi oleh orangtua dan siswa. Orang tua dapat memilih sistem pembelajaran mana yang paling cocok dengan keadaan putra-putrinya. Jika orang tua merasa sangat perlu untuk mengirim anaknya ke sekolah maka mereka dapat melakukannya atau mereka dapat memilih belajar kembali secara daring. Sekali lagi disiplin dan prokes menjadi kunci suksesnya program PTMT ini.

Pendidikan adalah kunci membangun bangsa. Pendidikan yang berkualitas harus diusahakan oleh seluruh stakeholder. Kunci untuk belajar dalam kondisi pandemik adalah disiplin. Jika seluruh stakeholder disiplin dalam protokol kesehatan, maka pembelajaran tatap muka terbatas akan berjalan dengan baik.

Ayub Simanjuntak
Ayub Simanjuntak
Pengajar di Unity School Bekasi
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.