Sabtu, April 20, 2024

Langkah Ciamik Gus Ipul Menggandeng Via Vallen-Nella Kharisma

Gerry Katon Mahendra
Gerry Katon Mahendra
Dosen Administrasi Publik Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta

Memasuki tahun 2018, sebanyak 171 daerah, yang terdiri dari 17 provinsi, 115 kabupaten dan 39 kota akan menyelenggarakan Pilkada langsung dan serentak. Pilkada serentak 2018 sedianya akan dilaksanakan pada tanggal 27 Juni 2018.

Menyambut gelaran “pesta rakyat” lima tahunan sekali tersebut, tentu saja banyak pihak yang serius mempersiapkan diri dalam menghadapi pilkada serentak. Mulai dari pemerintah yang serius mempersiapkan anggaran dan kelengkapan hukum penyelenggaraan pemilu, KPU mempersiapkan segala kebutuhan logistik pemilu, partai politik yang menyiapkan kader terbaik untuk diusung sebagai calon kepala daerah, dan juga calon kepala daerah yang dengan maksimal mempersiapkan strategi dan “amunisi” terbaik dalam upaya memenangkan pemilihan kepala daerah.

Bicara mengenai salah satu strategi unggulan yang dipersiapkan partai politik dan calon kepala daerah, pada umumnya tidak terlepas dari melibatkan para artis sebagai salah satu “amunisi” unggulan ketika menghadapi masa-masa kampanye.

Melibatkan para artis dalam mengarungi masa kampanye pemilu sejatinya bukan merupakan hal yang baru. Bahkan hal tersebut sudah terjadi sejak era orde baru, meskipun perannya belum terlalu signifikan seperti saat ini. Jika pada zaman dulu, artis sering dihadirkan pada saat kampanye dengan tujuan hanya untuk menarik massa dan mengisi hiburan dikala jeda orasi kampanye.

Namun seiring dengan perkembangan zaman, kehadiran artis dalam kampanye tidak hanya dianggap sebagai pelengkap, namun juga memiliki tugas dan peran yang lebih besar yakni sebagai salah satu “tokoh yang memiliki pengaruh” untuk “membantu” para pemilih pemula dalam menentukan pilihannya.

Contoh terbaru yang menarik perhatian banyak pihak, menjelang kontestasi pilkada Jawa Timur, salah satu calon kepala daerah yakni Saifullah Yusuf-Puti Guntur Soekarno (Gus Ipul-Mbak Puti) resmi menggandeng artis dangdut top Jawa Timur, Via Vallen dan Nella Kharisma sebagai bagian dari tim pemenangan dalam pertarungan menuju Jawa Timur 1.

Dua artis yang sedang naik daun tersebut tidak hanya dipersiapkan untuk mengisi hiburan semata namun juga diyakini memiliki pengaruh yang sangat efektif bagi para pemilih pemula (pemilih milenial) yang jumlahnya sangat signifikan dan potensial. Patut diakui, langkah tim Gus Ipul merekrut Via-Nella sebagai bagian dari tim kampanye merupakan langkah yang cerdas dan brillian.

Sebagaimana diketahui bahwa Jawa Timur merupakan “surganya” dangdut koplo. Tua, muda, masyarakat kalangan apapun sangat menikmati alunan-alunan musik dangdut koplo yang sangat easy listening. Via-Nella saat inipun dianggap menjadi dua tokoh sentral yang mampu merubah persepsi dangdut yang sebelumnya dianggap musik penuh goyangan yang terkadang kurang sopan menjadi dangdut modern yang enak didengar, enak dilihat, dan dengan syair yang ramah untuk semua kalangan. Selain itu, imbas dari keberhasilan mereka merubah stigma musik dangut tentu saja mereka memiliki fans fanatik dengan jumlah yang luar biasa.

Kita ambil contoh, pada salah satu akun media sosial, yakni instragram. instagram Via Vallen memiliki pengikut 4,7 juta dan Nella Kharisma memiliki pengikut 2 juta. Angka tersebut tentu saja bukan angka yang sedikit, meskipun tidak semua pengikutnya berasal dari Jawa Timur.

Namun tentu saja jumlah pengikut yang melimpah ditambah fanatisme militant dari para Vianisty dan Nella Lovers (sebutan untuk fans Via dan Nella) tentu saja akan memberikan keuntungan bagi calon kepala daerah yang mereka usung. Setidaknya dua artis tersebut dinilai akan mampu untuk mempengaruhi para swing voters (pemilih mengambang) untuk menentukan pilihan yang sama dengan artis idolanya.

Selama tidak melanggar aturan berkampanye, tentu saja hal ini sah-sah saja dilakukan. Namun disamping popularitas dan pengaruh yang dimiliki oleh para artis, tetap saja proses pendidkan politik memiliki peranan penting yang tidak bisa dilupakan.

Seiring sejalan dengan tujuan kampanye politik yaitu sebagai ajang untuk mengenalkan calon beserta programnya maka bekal politik dan pengetahuan akan masalah-masalah publik tentu saja harus ditanamkan dengan baik oleh tim pemenangan kepada artis yang “ikut berlaga”.

Masalah terkini yang terkait dengan masalah birokrasi, regulasi dan pembangunan harus dikuasai dengan baik. Jangan sampai kehadiran artis yang tadinya diharapkan membantu proses pemenangan justru menjadi senjata makan tuan akibat dari ketidaktahuan akan isu-isu politik pemerintahan yang terjadi.

Akhir kata, dengan segala potensi yang dimiliki oleh kedua artis fenomenal Jawa Timur tersebut saat ini dan juga ketokohan Gus Ipul dan Mbak Puti, mari kita lihat apakah kombinasi fenomenal tersebut cukup efektif untuk merebut hati dan suara para masyarakat Jawa Timur dalam upaya menuju kursi Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur. Salam Oo Aa Oo Ee.

Gerry Katon Mahendra
Gerry Katon Mahendra
Dosen Administrasi Publik Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.