Jumat, April 26, 2024

KPAI VS Djarum: Kisah Pertarungan Dua Gajah

Zacky Aulia El Syahiq
Zacky Aulia El Syahiq
Penikmat film, Pemuja Seno Gumira Ajidarma

Dalam sebuah artikel media daring diberitakan bahwa Pornhub, sebuah situs video porno terbesar di dunia baru saja merilis sebuah video berjudul ‘The Dirtiest Porn Ever’. Video ini dilabeli embel embel “The Dirtiest” bukan semata mata berdasar aktivitas seksual yang dilakukan sepasang pemeran di dalamnya. Melainkan pantai sebagai latar tempat dalam video itu memang kotor secara literal. Adegan seronok ini terjadi di Pantai yang dipenuhi sampah dan onggokan plastik di mana mana.

Pada klimaks video ini, pantai yang tadinya kumuh mendadak jadi pantai yang bersih dan sedap dipandang mata. Dalam laman resminya, Pornhub menyatakan bahwa setiap kali video ini ditonton, Pornhub berencana akan menyumbang sejumlah uang kepada Ocean Polymers, perusahaan daur ulang berbasis di Britania yang berupaya membersihkan pantai di berbagai negara menggunakan teknologi pemrosesan ulang sampah menjadi bahan bakar terbarukan.

Tentu tidak keliru jika publik berasumsi bahwa jika situs video porno adalah ladang dosa dan maksiat. Pornhub sendiri mengakui itu. Dan sebagai situs penyedia konten dewasa, Pornhub tentu bukan lembaga amal. Donasi mereka terhadap isu lingkungan hidup hanya mengurangi pundi pundi pendapatan mereka. Lagipula, apa hubungan situs bokep dengan soal kebersihan pantai dari sampah plastik? Apa pula keuntungan Pornhub dalam aksi ini?

Ada agenda tersembunyi yang disematkan dalam video berdurasi 11 menit tersebut. Aksi ini bukan sekedar penggugur dosa melalui gelontoran dana CSR. Bisa jadi Pornhub sedang  melakukan retargetting market dalam rangka ekspansi bisnisnya. Dengan mendompleng isu lingkungan hidup, tampaknya dedek dedek traveller berjiwa aktivis adalah ceruk potensial untuk meningkatkan brand awareness Pornhub. Mereka berusaha meraup pasar di luar pelanggan yang sudah ada.

Jika kita jeli menilai, Pornhub tidak sedang menjual produk perangsang libido di video ini. Mereka justru sedang melakukan investasi besar dengan membeli persepsi publik. Pornhub berusaha bergerak dari ujung satu pendulum persepsi ke ujung lainnya sekaligus menghancurkan sekat moralitas yang ada di antaranya. Pornhub sedang membangun narasi untuk menciptakan citra positif bagi kepentingan bisnisnya,

Harapannya,  dengan kampanye berselubung video porno ini, publik bisa menilai Pornhub dengan lebih “bersih”. Para calon penonton akan jadi “ringan hati” dan lebih sukarela untuk menelusuri ruang ruang di dalam laman situs mereka.

Bisa diandaikan Pornhub sedang menggoda dedek dedek itu dengan bujukan: “Yaaaa… mampir mampir dulu lah sini. Siapa tahu nanti khilaf dan jadi kerasan.”

Barangkali menonton video ini tidak serta merta menghapus dosa zina mata, apalagi kok dilakukan sambil ena ena masturbasi. Tapi paling tidak, ada pengandaian kesetimbangan dari ganjaran pahala yang diperoleh berkat donasi atas kebersihan pantai dari sampah.

Ujung ujungnya, tentu saja agar citra positif ini mempu meningkatkan jumlah pelanggan dan menaikkan profit bisnis mereka.

Hal yang sama persis telah dilakukan oleh PT Djarum sejak puluhan tahun lalu.

Bukan, Bukan… PT Djarum nggak pernah bikin video senggama sepasang karyawannya. Maksudnya, metode public relation atau praktek kehumasan semacam inilah yang dilakukan oleh PT Djarum melalui PB Djarum dan Djarum Foundation.

PB Djarum awalnya dibentuk sebagai wahana penyalur hobi bagi para karyawan pabrik PT Djarum di Kudus. Kemudian hari, klub ini berkembang menjadi pusat pembinaan atlet bulu tangkis. Dan kita semua tahu, ada banyak atlet nasional bulu tangkis yang tumbuh besar dari asuhan PB Djarum ini. Sebagian dari mereka bahkan mampu mengukir nama harum bagi prestasi Indonesia di kancah internasional.

Idealnya, program pembinaan atlet nasional merupakan peran negara sebagai bagian dari pemenuhan tanggung jawab kebutuhan warganya. Tapi rupanya pemerintah gagal menunaikan dan dengan cerdiknya, PB Djarum mampu mengisi celah kosong ini. PB Djarum telah menjadi tumpuan harap bagi pembinaan atlet bulu tangkis di Indonesia.

Belakangan ini muncul kisruh antara PB Djarum dengan KPAI. KPAI menuding bahwa Djarum Group telah melakukan eksploitasi anak dalam ajang pencarian bakat bulu tangkis. PB Djarum sebagai bagian dari Djarum Group merupakan entitas yang besar dari hasil penjualan tembakau. Sementara di sisi yang berseberangan, ada KPAI yang  merupakan perpanjangan tangan dari yayasan Bloomberg Initiative. Sebuah entitas anti anti rokok klub yang menjual isu pengendalian tembakau.

Meskipun berdiri dalam posisi biner yang saling berlawanan, perlu dicatat bahwa keduanya merupakan lembaga raksasa yang sama sama menangguk untung dari pasar tembakau. Bedanya, di Indonesia PB Djarum memiliki modal sosial yang lebih kuat ketimbang lawannya. PB Djarum dianggap lebih memiliki kontribusi positif bagi masyarakat. Kontribusi ini soal keberlangsungan posisi atlet bulu tangkis nasional di mata dunia. Dan ini adalah urusan ego kebangsaan.

Ketika KPAI mengusik soal penyelenggaran acara PB Djarum dan akhirnya mereka memutuskan untuk mundur dari gelanggang. Ada jutaan rakyat Indonesia yang dengan suka rela pasang badan untuk membela PB Djarum dan menyerang balik KPAI. Ironisnya, pihak pemerintah juga ikut kalang kabut dan memilih posisi untuk berdiri di sisi PB Djarum.

Bagaimana tidak, PB Djarum secara tidak langsung telah mengambil alih peran negara berkat ketidak becusan mereka sendiri. Jika PB Djarum mundur dari arena dan kembali menyisakan celah, maka pemerintah lah yang akan dituntut untuk kembali mengisi kekosongan tersebut. Dan tentu saja ini merepotkan bagi para penyelenggara negara.

Bisa dikatakan, PB Djarum telah berhasil menancapkan taji persepsi yang selama ini mereka bangun sekaligus mampu meraih simpati dan dukungan sebagian besar masyarakat Indonesia. PB Djarum telah menjelma menjadi sosok protagonis. Singkatnya, PB Djarum adalah kita. Sedangkan dalam teori oposisi biner, KPAI adalah wujud antagonis. Untuk itu KPAI adalah musuh  yang harus kita lawan bersama.

Saya membayangkan, pihak PB Djarum sedang tertawa jumawa: “Modar koen KPAI! Masih wani macem macem? Kuapokmu kapaaan cuk??! Hah…??!

Namun perlu diingat, kisruh ini adalah pertarungan dua gajah berwujud korporat raksasa. Dan siapapun yang jadi pemenang di antaranya, kita ini cuma pelanduk yang akan tetap mati di tengah tengah.

Zacky Aulia El Syahiq
Zacky Aulia El Syahiq
Penikmat film, Pemuja Seno Gumira Ajidarma
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.