Minggu, Desember 8, 2024

Korea Selatan: Antara Pesona dan Tantangan Bagi Wisatawan Muslim

Mohammad Musafak
Mohammad Musafak
Mahasiswa Pascasarjana Perekonomian Islam dan Industri Halal- Universitas Negeri Surabaya (UNESA), Pascasarjana Manajemen Bisnis- Institut ASIA Malang, EVERTECH's International Sales Manager. Tertarik meneliti isu-isu Manajemen, Bisnis, Ekonomi Islam dan Industri Halal Global.
- Advertisement -

 

Korea Selatan telah menjadi salah satu destinasi wisata terpopuler di dunia, dikenal dengan keindahan dan keragaman empat musimnya, sejarah dan warisan budaya yang kaya, serta industri hiburan yang mendunia. Secara umum bagi wisatawan asing, perjalanan ke Korea Selatan memiliki pesona tersendiri. Namun bagi wisatawan Muslim, pesona bisa jadi setimpal dengan  tantangan yang dihadapi.

Pesona Wisata Korea Selatan

Korea Selatan menawarkan berbagai daya tarik yang memikat hati wisatawan, mulai dari pemandangan alam yang memukau seperti Pulau Jeju dan Taman Nasional Seoraksan, hingga kekayaan budaya yang terlihat dalam istana-istana bersejarah, kuil-kuil, dan desa-desa tradisional. Seoul, ibu kota negara ini, juga menawarkan berbagai pengalaman modern dengan pusat perbelanjaan besar, hiburan meriah, dan kuliner khas pinggir jalan seperti di Myeongdong Street yang menggugah selera.

Bagi wisatawan Indonesia yang terbiasa dengan iklim tropis, musim dingin di Korea Selatan menyajikan pengalaman liburan yang unik, termasuk sensasi menikmati salju turun. Selain itu, musim semi dan gugur dengan temperatur udara yang sejuk juga merupakan waktu yang ideal untuk berkunjung, dengan keindahan bunga sakura dan pesona warna-warni daun maple yang berjatuhan.

Menurut laporan dari Korea Tourism Organization (KTO), jumlah wisatawan Muslim yang mengunjungi Korea Selatan telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2019, Korea Selatan menerima sekitar 1 juta wisatawan Muslim, angka yang terus meningkat seiring dengan upaya pemerintah dan sektor swasta untuk menarik lebih banyak pengunjung dari negara-negara Muslim.

Pengaruh Industri Entertainment

Industri hiburan Korea Selatan, khususnya K-Pop dan K-Drama, telah menjadi magnet kuat yang menarik wisatawan dari seluruh dunia. Banyak penggemar datang ke Korea Selatan untuk merasakan langsung atmosfer yang mereka lihat di layar kaca. Mengunjungi lokasi-lokasi syuting drama favorit, membeli merchandise resmi artis K-Pop, dan bahkan menghadiri konser. Selain itu, Wisatawan juga dapat menikmati penampilan penari jalanan ala K-Pop di Hongdae Street setiap hari.

Dengan berkunjung, melihat, dan merasakan langsung, wisatawan seolah masuk ke dalam fantasi yang telah lama mereka impikan. Pengaruh ini begitu kuat sehingga sering kali menjadi alasan utama bagi banyak orang untuk memilih Korea Selatan sebagai destinasi liburan mereka.

Popularitas budaya Korea Selatan yang mendunia menempatkan negara ini di puncak ekspor budaya dan Soft Power. Istilah “Soft Power,” yang dicetuskan oleh ilmuwan politik Joseph Nye pada akhir 1980-an, merujuk pada kemampuan mempengaruhi tanpa paksaan. Korea Selatan memanfaatkan Soft Power melalui K-Pop, drama, film, dan kuliner yang menarik perhatian global. Hallyu, atau Gelombang Korea, meningkatkan ekonomi lewat pariwisata dan ekspor budaya, sekaligus memperkuat posisi diplomatik Korea Selatan di dunia.

Tantangan Bagi Wisatawan Muslim

Meski memiliki banyak pesona, Korea Selatan masih menghadirkan tantangan bagi wisatawan Muslim, terutama dalam hal menemukan tempat sholat dan makanan halal. Meskipun sudah ada peningkatan dalam sektor industri halal, kenyataannya Korea Selatan masih belum bisa dikatakan sebagai negara tujuan wisata yang ramah Muslim sepenuhnya. Selain Masjid Sentral Seoul di Itaewon, beberapa masjid dan Islamic Center telah berdiri di kota-kota lain. Diaspora Muslim Indonesia yang mayoritas adalah pekerja migran juga berhasil mendirikan 58 masjid di berbagai kota di Korea Selatan hingga saat ini. Namun demikian, fasilitas tempat sholat masih sangat sulit dijumpai di tempat-tempat umum seperti pusat perbelanjaan, terminal, stasiun, dan tempat wisata.

Di Korea Selatan, saat ini setidaknya tiga lembaga sertifikasi halal, yaitu Korea Muslim Federation (KMF), Korea Halal Authority (KHA), dan Korea Halal Association (KOHAS). Dua dari lembaga ini, KMF dan KHA, telah mendapatkan kerjasama MRA (Mutual Recognition Agreement) dari BPJPH Indonesia pada event H-20 di Jakarta pada November 2023 yang lalu. Namun demikian, produk makanan dengan sertifikasi halal masih sulit ditemukan di pasaran seperti supermarket, minimarket, dan pasar tradisional. Meski ada restoran yang menawarkan menu daging ayam atau sapi, kebanyakan juga menawarkan menu babi. Selain risiko kontaminasi, proses penyembelihannya sangat berpotensi tidak memenuhi syariat Islam.

- Advertisement -

Sertifikasi halal masih merupakan hal yang belum sepenuhnya diterima oleh penduduk lokal dan pasar Korea Selatan. Banyak produk makanan halal yang hanya berputar di kalangan komunitas Muslim, sehingga akses untuk wisatawan Muslim yang tidak tinggal di Korea menjadi terbatas. Meskipun restoran dan tempat makan yang menyajikan makanan halal sudah makin bertambah, namun masih belum merata dan terkonsentrasi di area tertentu saja, seperti Itaewon di Seoul, Ansan, Gimhae, dan lain-lain.

Tips Bagi Wisatawan Muslim

Untuk mengatasi tantangan ini, berikut beberapa tips bagi wisatawan Muslim yang berencana mengunjungi Korea Selatan:

1. Penelitian Sebelum Berangkat: Lakukan penelitian tentang restoran halal dan toko bahan makanan halal yang tersedia di kota-kota yang akan dikunjungi. Aplikasi peta dan ulasan online bisa sangat membantu.

2. Menginap di Hotel Ramah Muslim: Meskipun sedikit sekali, beberapa hotel di Korea Selatan telah mulai menyediakan fasilitas ramah Muslim, seperti sajadah, arah kiblat, dan makanan halal. Pilihlah akomodasi yang menyediakan fasilitas tersebut.

3. Bawa Makanan Ringan: Sebagai langkah antisipasi, bawalah makanan ringan halal, mie instan, dan lauk kering dari rumah untuk mengatasi kemungkinan kesulitan menemukan makanan halal selama perjalanan. Pastikan makanan yang dibawa tidak mengandung daging agar tidak terkena cekal saat pemeriksaan bagasi di Bandara Incheon.

4. Gunakan Aplikasi Halal: Ada beberapa aplikasi yang dapat membantu menemukan restoran halal, masjid, dan fasilitas ramah Muslim di Korea Selatan. Aplikasi “Mufko,” yang dikembangkan oleh seorang mahasiswa Indonesia asal Surabaya sangat berguna saat berbelanja makanan ringan di minimarket dengan cara memindai barcode produk. Secara real-time, aplikasi ini akan menampilkan apakah produk tersebut aman dikonsumsi, mengandung babi, alkohol, atau terkontaminasi oleh salah satu atau keduanya.

5. Bertanya Pada Komunitas Muslim Indonesia: Bertanya dan melakukan komunikasi dengan komunitas Muslim Indonesia dapat memberikan informasi berharga tentang tempat-tempat yang menyediakan makanan halal. Media sosial seperti @ikmi.korea, @pcinukoreaselatan, @mes.korea, @imuska.korea, dan @kmi.korsel di Instagram adalah sumber yang berguna. Informasi tentang masjid di Korea Selatan juga tersedia di website berbahasa Indonesia, http://www.masjidkorea.com.

Korea Selatan dengan pesonanya yang luar biasa tetap menjadi destinasi yang menarik untuk dikunjungi. Dengan persiapan yang tepat, wisatawan Muslim dapat menikmati keindahan negara ini tanpa khawatir tentang kebutuhan halal mereka, sambil menikmati pesona industri hiburan yang telah memikat hati jutaan orang di seluruh dunia.

Mohammad Musafak
Mohammad Musafak
Mahasiswa Pascasarjana Perekonomian Islam dan Industri Halal- Universitas Negeri Surabaya (UNESA), Pascasarjana Manajemen Bisnis- Institut ASIA Malang, EVERTECH's International Sales Manager. Tertarik meneliti isu-isu Manajemen, Bisnis, Ekonomi Islam dan Industri Halal Global.
Facebook Comment
- Advertisement -

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.