Hidup di negara yang bersistem demokrasi memang sangat diuntungkan dengan masyarakatnya yang bebas bersuara dan berpendapat untuk kemajuan tanah air tercinta.
Di kalangan masyarakat yang modern saat ini yang luas dan kompleks, ada banyak pendapat atau aspirasi yang berkembang baik secara langsung ataupun secara tidak langsung, masyarakat saat ini lebih cenderung kepada politik globalisasi, mereka menyatakan pendapatnya dengan mudah melalui media sosial.
Pendapat atau aspirasi seseorang maupun kelompok akan hilang tak berbekas seperti suara dipadang pasir apabila tidak ditampung dan digabung dengan pendapat dan aspirasi orang lain yang senada maupun tidak senada. Disini penulis ingin sedikit membahas masalah konspirasi politik yang sering menggunakan emblem “Demokrasi”.
Pemahaman Makna Demokrasi
Politik dan demokrasi memiliki kaitan yang sangat erat sekali. Keduanya memiliki output yang sama yaitu untuk kebijakan dan kepentingan bersama. Makna demokrasi yang sudah sangat jelas yaitu kekuasaan ada ditangan masyarakat, dari rakyat, oleh rakyat, dan kembali untuk rakyat.
Hidup di negara majemuk yang banyak sekali perbedaan membuat demokrasi semakin menarik. Masin-masing pribadi atau kelompok berlomba-lomba untuk menyatakan pendapatnya jika ada yang membuat mereka tidak puas terhadap kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah.
Seorang wakil rakyat atau pemerintah wajib mengerti makna, fungsi, tujuan demokrasi yang sesungguhnya agar pelaksanaan demokrasi memang benar-benar terjadi dengan baik. Masyarakat tidak bisa berbuat banyak selain beraspirasi jika ada kebijakan-kebijakan yang tidak sesuai dengan makna demokrasi.
Sistem negara kita yang demokrasi membuat kita untuk bebas berpendapat dan bersuara untuk kepentingan kita bersama bukan untuk kepentingan kelompok tertentu. Sebagai masyarakat pun seharusnya juga bersuara dan berpendapat sesuai alur dan fakta yang terjadi sesuai dengan aturan berdemokrasi sehingga tidak asal berpendapat dan bersuara saja.
Perwujudan Demokrasi Di Indonesia
Demokrasi sampai sekarang masih menjadi topik dan sangat digemari. Karena dalam prinsip demokrasi merupakan sistem yang kosntruktif dan mampu menjadikan keberbedaan suku, beragama, dan berfikir ke arah yang sama, tanpa membedakan faktor-faktor dan identitas sebagai pemisah, ini yang dicita-citakan masyarakat. Namun faktanya, lain istilah lain cara mempraktikkan, praktik demokrasi yang sebenarnya belum dirasakan sepenuhnya oleh masyarakat indonesia.
Banyak para elit politik maupun pejabat yang menjajikan masyarakat dipimpin secara demokratis namun pada realisasinya demokrasi hanya milik kalangan elite politik yang dirinya dekat dengan yang memimpin. Hal tersebut sangatlah berbahaya karena membuat masyarakat kecewa dan dapat melahirkan kelompok-kelompok yang mengatasnamakan dirinya kelompok perubahan dan pembaruan. Sebagai contoh kelompok-kelompok separatisme merupakan kelompok yang haus akan iming-iming “Demokrasi”.
Demokrasi sebagai alat
Demokrasi pada saat ini nyatanya hanya sebagai embel-embel politik saja. Contoh terbaru saat ini yang sedang viral, #2019GantiPresiden. Benar, isu tersebut memang tidak salah dan merupakan salah satu contoh pelaksanaan demokrasi. Namun nyatanya ada “maksud lain” di balik itu semua.
Istilah demokrasi hanya sebagai pelindung agar isu tersebut terlihat benar dan tidak salah. Jika ditanya masalah tersebut salah atau tidak, pasti tidak dan alasannya hal tersebut adalah contoh “Demokrasi”, kasarnya, sama saja dengan menjual demokrasi.
Pengalaman orde baru mengajarkan kepada bangsa indonesia bahwa pelanggaran terhadap demokrasi membawa kehancuran bagi negara dan penderitaan rakyat. Pada masa itu proses demokratisasi dilakukan. Banyak sekali langkah-langkah demokratisasi yang telah dilakukan dan yang kita rasakan hingga saat sekarang.
Memang didalam tulisan kali ini penulis sedikit terlalu dalam membahas masalah demokrasi. Sistem Demokrasi di indonesia sudah di atur dengan sebaik-baiknya. Tinggal kita saja lagi yang melaksanakannya dengan baik pula, agar tujuan demokrasi yang sesungguhnya memang benar-benar terlaksana sehingga terjadi sinkronisasi yang baik dalam pemerintahan antara masyarakat dan pemerintah. Demokrasi akan menjadi “basi” jika tidak diiringi dengan Konstribusi dan partisipasi dari masyarakat itu sendiri.