Jumat, April 19, 2024

Kolaborasi Pentahelix, Solusi Membangkitkan Industri Perfilman

Bagus Satrio Nugroho
Bagus Satrio Nugroho
Mahasiswa S1 Administrasi Publik, Universitas Airlangga. Bergiat di komunitas Klub Seri Buku Surabaya.

Salah satu subsektor industri kreatif yang berkembang begitu pesat satu dekade belakang ialah subsektor film, animasi dan video. Subsektor ini kini menjadi salah satu media paling populer di masyarakat yang ditandai dengan semakin mudah aksesibilitasnya. Salah satu faktor pendorongnya ialah perkembangan teknologi dan informasi yang begitu pesat. Perkembangannya bisa kita lihat melalui peralihan pemutaran film di bioskop ke layanan streaming digital. Hal ini kita temui di beberapa film nasional yang tayang di platform seperti klikfilm, bioskoponline, atau festival film yang diadakan secara daring. Fakta ini harus kita syukuri, meskipun film memang sangatlah terguncang di masa pandemi yang belum kita ketahui kapan akan berakhir ini.

Saat ini kita tak bisa lagi melihat film hanya sebagai produk hiburan semata. Lebih dari itu film merupakan sebuah produk kebudayaan yang mencerminkan nilai dan karakter suatu bangsa. Hal ini tercermin dari bagaimana sebuah film mengikat kita pada suatu diskursus wacana tertentu dalam masyarakat. Selain itu tentu bagaimana sebuah industri film dapat menyediakan berbagai bidang pekerjaan sehingga mampu menggerakkan perekonomiaan. Melalui kedua aspek tersebut penting untuk melakukan suatu strategi berkelanjutan dalam membangkitkan industri perfilman kita.

Kolaborasi Model Penta Helix

Dibutuhkan kolaborasi antar aktor dalam mengembangkan strategi pengembangan perfilman kita saat ini. Kolaborasi seakan menjadi kata kunci kita hari ini dalam menghadapi berbagai tantangan dan permasalahan publik. Oleh karena suatu permasalahan tak bisa diselesaikan hanya oleh satu aktor saja, melainkan interseksi antar aktor yang memiliki sumber daya dan peranan mereka yang khas. Dalam perspektif model penta helix, terdapat lima aktor yang terdapat dalam suatu program pembangunan. Kelima aktor tersebut antara lain akademisi, pebisnis, komunitas, pemerintah dan media.

Akademisi berperan sebagai konseptor, dimana mempunyai peran sentral dalam memproduksi pengetahuan akan seluk beluk sinema. Kehadiran lembaga seperti perguruan tinggi seni, sekolah kejuruan maupun pelatihan-pelatihan produksi film menjadi titik berangkat dimana produksi pengetahuan dimulai.  Akademisi memiliki peran dalam produksi pengetahuan sinema dari proses awal pengkaryaan, pasca produksi, hingga bentuk-bentuk produksi pengetahuan lain seperti kritik film. Insan akademis ini nantinya yang menciptakan sineas yang berkualitas dan berdaya saing.

Pebisnis berperan sebagai enabler, memiliki peran sentral dalam penyediaan sumber daya ekonomi pada pembangunan sarana dan prasarana perfilman. Hal ini dapat kita lihat pada peran investor yang mampu menaikkan kualitas film dan jumlah penonton film tanah air. Misalnya pada tahun 2016 dimana pemerintah mengeluarkan Perpres No. 44 Tahun 2016 yang mengeluarkan industri film dari Daftar Negatif Investasi (DNI). Dengan begitu perfilman tanah air kembali bergairah dengan masuknya modal investasi dari luar negeri. Peran pebisnis dalam investasi dana nasional dan internasional sangatlah diperlukan untuk menciptakan kualitas film yang kompetetif di kancah internasional.

Komunitas berperan sebagai akselerator, dimana memiliki peran penting guna mewadahi masyarakat yang memiliki ketertarikan terhadap sinema. Melalui sumber daya mereka, komunitas dapat mengembangkan program serta menghubungkan dengan aktor di dunia sinema lainnya. Komunitas dalam banyak program pengembangan merupakan aktor berperan strategis menjadi mitra. Komunitas mengetahui bagaimana seluk-beluk ekosistem kreatif dan dapat memberikan umpan balik kepada pihak-pihak yang terlibat.

Sedangkan pemerintah berperan sebagai regulator. Selayaknya tugas pokok pemerintah melalui legitimasi yang dimilikinya, berkewajiban membuat regulasi yang mendukung pengembangan perfilman nasional. Selain menyusun strategi pengembangan perfilman dan bermitra dengan berbagai aktor dalam model penta helix lainnya. Pemerintah melalui sumber daya yang cukup melimpah dapat mengembalikan gairah perfilman melalui dana insentif dan hibah.

Helix terakhir yang berperan strategis ialah media. Melalui berbagai pengaruhnya yang besar dalam penyebaran arus informasi saat ini. Tak bisa dipungkiri media merupakan mitra kolaborasi yang harus dilibatkan dalam pengembangan perfilman. Melalui ekspansi informasi dari media, industri kreatif perfilman dapat hadir dan dilihat oleh masyarakat. Media dapat menjadi wadah promosi yang strategis untuk menghadirkannya dalam berbagai platform digital maupun konvensional.

Tak Hanya Formalitas, Proses Kolaborasi Harus Berkelanjutan 

Dalam sebuah platform kolaborasi untuk dapat mencapai tujuan optimalnya dibutuhkan kerja keras yang konsisten dari masing-masing pihak. Sehingga tak hanya menjadikan suatu program pengembangan selesai di tengah jalan, tetapi dapat terus berkelanjutan. Dengan begitu proses kolaborasi tersebut sudah seharusnya diwadahi dalam suatu kelembagaan yang diurus secara serius. Peran pemerintah sebagai inisiator dalam hal ini menjadi penting untuk membaca peluang dan tantangan yang dihadapi dalam proses kolaboratif tersebut.

Salah satu masalah yang kerap muncul dalam proses kolaboratif yakni dalam hal komunikasi dan ego sektoral. Meskipun telah diwadahi dalam suatu kelembagaan, tak memungkiri masalah tersebut tetap muncul. Oleh karena itu dalam proses kolaborasi harus dapat dipastikan bahwa tiap pihak haruslah diuntungkan. Sehingga tiap helix yang berkolaborasi dapat terus konsisten menjalankan perannya. Serta keluaran yang dihasilkan dapat benar-benar memuaskan yakni: bangkitnya industri perfilman tanah air hingga ke kancah internasional.

Bagus Satrio Nugroho
Bagus Satrio Nugroho
Mahasiswa S1 Administrasi Publik, Universitas Airlangga. Bergiat di komunitas Klub Seri Buku Surabaya.
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.