Senin, Mei 6, 2024

Ketimpangan Sosial dan Kemiskinan di Perkotaan

wening utami
wening utami
Mahasiswi Sosiologi Agama, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Saat ini negara kita Indonesia sedang menghadapi masalah sosial berupa kemiskinan yang sangat kompleks di berbagai wilayah yang berakibat terjadi ketimpangan sosial, hal itu dapat terjadi karena adanya perbedaan ekonomi, sosial dan budaya. Sifat manusia yang selalu ingin berlomba lomba mengalahkan orang lain menyebabkan terjadinya ketimpangan sosial di masyarakat.

Ketimpangan diartikan sebagai ketidak seimbangan, perbedaan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat. Jadi ketimpangan sosial merupakan keadaan adanya suatu ketidak imbangan yang terjadi di masyarakat karna perbadaan status sosial, ekonomi, maupun budaya.

Dampak dari ketimpangan sosial menyebabkan kualitas pendidikan di masyarakat semakin rendah, tingkat kriminalitas semakin tinggi, kemiskinan, dan pengangguran. Salah satu dari dampak tersebut yang paling dirasakan oleh masyarakat yaitu kemiskinan, karena kemiskinan di perkotaan lebih berat dan lebih sulit ditangani.

Faktor yang menyebabkan kemiskinan sulit ditangani antara lain kurangnya empati terhadap satu sama lain, sulitnya mencari pekerjaan, keterbatasan sumber daya alam maupun sumber daya modal, kemalasan dalam bekerja, kualitas Kesehatan yang buruk, modal yang terbatas, harga kebutuhan yang tinggi.

Faktor-faktor diatas mengakibatkan tingginya tingkat pengangguran, kriminalitas yang tinggi, angka kematian tinggi, dan tertutupnya akses pendidikan. sebenarnya angka kemiskinan penduduk di Indonesia di tahun 2019 mengalami penurunan dibanding tahun-tahun sebelumnya, tetapi semenjak pandemi covid-19 terjadi presentase kemiskinan di Indonesia terutama di perkotaan mengalami kenaikan yang cukup signifikan, dikarenakan tahun 2020 hingga 2021 ini terjadi PHK masal di banyak perusahaan yang terkena dampak pandemi ini.

Di Ibu kota Jakarta misalnya, kenaikan angka kemiskinan mencapai 2,76 juta jiwa pada September 2020, tetapi itu bukan kota dengan kemiskinan tertinggi di Indonesia karna ada wilayah lain yang angka kemiskinannya sangat tinggi yaitu papua, papua barat, nusa tenggara timur, maluku, gorontalo, aceh, bengkulu, nusa tenggara barat, sulawesi tengah dan sulawesi selatan.

Pemerintah sendiri telah melakukan berbagai upaya untuk memulihkan ekonomi negara dengan berbagai cara yaitu dengan menyalurkan bantuan sosial (bansos) dan bantuan pangan nontunai (BPNT) kepada masyarakat, jumlah bantuan ditingkatkan hingga mencapai anggaran sebesar Rp 203,9 triliun yang di salurkan melalui program PKH, cara lainnya dengan memberikan dana pada Kartu Prakerja sebesar Rp 20 triliun.

Kartu Prakerja itu diberikan kepada masyarakat yang belum memiliki pekerjaan  untuk membeli paket pelatihan  kerja di berbagai platform yang telah bekerja sama dengan pemerintah. Tujuannya agar dapat meningkatkan keahlian masyarakat, sehingga masyarakat dapat lebih mudah untuk membuka usaha atau mencari pekerjaan.

Pemerintah juga memberikan subsidi listrik 100 persen bagi konsumen yang menggunakan daya 450 watt, dan 50 persen (subsidi) tagihan untuk yang 900 watt, dan ada BLT dana desa, tunai sebesar Rp 31 triliun. Bantuan juga diberikan kepada pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) melalui penjaman modal di bank milih BUMN.

Berbagai macam bantuan program pengentasan kemiskianan sudah dijalankan oleh pemerintah untuk mengatasi kemiskinan, namun sejauh ini yang terjadi belum bisa mengatasi permasalahan kemiskinan secara tuntas. Berbagai faktor penghambat muncul dan menyebabkan kegagalan mengatasi kemiskinan di Indonesia terutama di kota. Kurang tepat pemerintah untuk mengatasi permasalahan ini mengakibatkan kemiskinan akan terus ada dan akan terus meningkat. Hal ini bisa terjadi karena kurangnya pemahaman pemerintah akan kemiskinan tersebut. Dan masih banyak juga faktor-faktor lainnya yang mana masih menganggu jalannya program kemiskinan dari pemerintah.

Untuk menanggulangi kemiskinan di perkotaan ini, sebaiknya pemerintah harus mengeluarkan kebijakan yang jelas untuk memenuhi penyebab dan dampak dari kemiskinan tersebut yang berupa pemenuhan hak penduduk atas sandang, pangan dan papan memperoleh rumah layak huni, bantuan sosial setiap bulan, jaminan kesehatan dan pendidikan gratis bagi rakyat miskin. Dengan program-program tersebut sedikit demi sedikit kemiskinan di perkotaan dapat diminimalisir dengan baik.

wening utami
wening utami
Mahasiswi Sosiologi Agama, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.