Minggu, Desember 8, 2024

Ketika Tradisi Kurban Berpadu dengan Gelak Tawa

Salsabila Putri Damayanti
Salsabila Putri Damayanti
Mahasiswa S-1 Program Studi Ilmu Lingkungan, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sebelas Maret
- Advertisement -

Siapa sangka momen Idul Adha yang identik dengan ritual kurban hewan justru bisa menjadi ajang keceriaan dan kebersamaan yang mengundang tawa? Ya, begitulah yang terjadi di Masjid Nurul Huda, desaku tercinta. Setiap tahunnya, hari raya kurban ini selalu disambut dengan antusiasme tinggi, tidak hanya dari para jamaah, tetapi juga remaja masjid dan karang taruna.

Beberapa hari menjelang Idul Adha, suasana di masjid sudah mulai hiruk-pikuk. Para remaja masjid dan karang taruna bergotong-royong mempersiapkan segala sesuatunya, mulai dari pendataan warga yang akan berkurban hingga penyediaan lahan untuk penyembelihan hewan kurban. Tidak lupa, mereka juga membersihkan area masjid agar siap menyambut hari besar umat Muslim ini.

Ketika malam Idul Adha tiba, para remaja masjid yang asyik menggelar takbiran akbar di serambi masjid. Suara takbir yang bergema dan riuh rendah mengiringi langit malam yang cerah. Ada semangat kebersamaan dan kegembiraan yang terpancar dari wajah mereka. Beberapa remaja berlomba-lomba mencoba memperdalam suara takbir mereka, sambil sesekali tertawa dan bercanda. Mereka saling memberikan semangat dan dukungan untuk membuat takbiran kali ini menjadi yang terbaik. Atmosfer yang santai dan riang ini membuat malam Idul Adha semakin meriah dan tak terlupakan.

Keesokan paginya, ketika seluruh warga berkumpul di masjid untuk melaksanakan shalat Idul Adha, suasana kembali diwarnai dengan tawa dan canda. Para remaja masjid dan karang taruna yang bertugas mengatur parkir kendaraan kerap kali bersenda gurau dengan para jamaah, menciptakan suasana akrab dan penuh keramahan. Bahkan, tidak jarang mereka membantu merapikan beberapa sandal para jamaah yang terlihat bertumpuk berantakan.

Seusai shalat Idul Adha, inilah momen yang paling dinanti-nanti: penyembelihan hewan kurban. Para remaja masjid dan karang taruna bergerak cepat, membantu warga yang hendak menyembelih hewan kurbannya. Dengan penuh semangat, mereka mengambil alih tugas-tugas berat seperti mengikat kaki hewan, memegangi tubuhnya, atau bahkan menyembelihnya langsung. Tentu saja, momen ini tidak luput dari kecelakaan-kecelakaan kecil yang mengundang tawa, seperti ketika seekor kambing berhasil melepaskan diri dari ikatan dan membuat para remaja kewalahan mengejarnya.

Namun, di balik tawa dan kegembiraan itu, ada makna yang lebih mendalam yang ingin disampaikan oleh tradisi kurban ini. Para remaja masjid dan karang taruna tidak hanya berperan dalam membantu pelaksanaan teknis kurban, tetapi juga menjadi corong untuk menyebarkan semangat berbagi dan kepedulian terhadap sesama. Mereka memastikan bahwa daging kurban tidak hanya dibagikan kepada keluarga, tetapi juga disalurkan kepada warga kurang mampu di wilayah desa.

Dengan penuh semangat, para remaja berkeliling dari rumah ke rumah, mengumpulkan daging kurban dan membagikannya secara merata kepada warga yang membutuhkan. Sungguh, melihat wajah bahagia mereka yang menerima daging kurban adalah pemandangan yang menghangatkan hati. Inilah momen di mana tradisi kurban benar-benar mewujud sebagai simbol kepedulian dan kebersamaan.

Setelah penyembelihan hewan kurban dan pembagian daging kurban usai, para remaja masjid dan karang taruna biasanya diminta untuk membantu membersihkan area masjid. Bekerja sama layaknya semut, para remaja tersebut membersihkan darah dan kotoran dengan penuh semangat. Meski memang agak menjijikkan, tapi para remaja tersebut lakukan dengan gembira karena ini adalah bagian dari tradisi Idul Adha.

Setelahnya, barulah tiba acara makan bersama dengan menu istimewa: daging sapi dan kambing kurban yang lezat. Biasanya para ibu-ibu selalu memasaknya dengan bumbu yang sangat nikmat, seperti rendang, sate, atau gulai. Setelah masakan matang, bersama keluarga besar menyantap masakan tersebut dengan lahap sembari bertukar canda dan tawa.

Tentu saja, di balik keseruan tersebut, ada makna dan nilai luhur yang terkandung dalam tradisi kurban. Ini merupakan perintah Allah yang harus ditunaikan oleh setiap muslim yang mampu. Melalui pengorbanan hewan kurban, kita diingatkan untuk senantiasa bersyukur atas nikmat yang diberikan Tuhan. Selain itu, daging kurban juga menjadi sedekah bagi fakir miskin dan sesama muslim lainnya.

- Advertisement -

Saat hari raya usai dan liburan telah berakhir, beberapa memori indah Idul Adha tersimpan dalam sanubari. Mengingat kembali gelak tawa yang berpadu dengan tradisi luhur kurban, sudah pasti merasa tak sabar untuk menanti Idul Adha tahun depan tiba.

Itulah gambaran singkat dari momen Idul Adha di Masjid Nurul Huda, desaku tercinta. Sebuah perayaan yang menyatukan tradisi kurban dengan kebersamaan, keceriaan, dan kepedulian. Para remaja masjid dan karang taruna menjadi aktor utama yang mewarnai momen ini dengan gelak tawa dan semangat berbagi. Sungguh, inilah wujud nyata dari semangat Idul Adha yang sebenarnya: merayakan kebersamaan, menumbuhkan rasa syukur, dan berbagi kebahagiaan dengan sesama.

Salsabila Putri Damayanti
Salsabila Putri Damayanti
Mahasiswa S-1 Program Studi Ilmu Lingkungan, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sebelas Maret
Facebook Comment
- Advertisement -

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.