Selasa, Mei 14, 2024

Kesakralan Masyarakat Perspektif Emile Durkheim

Muhammad Adress Prawira Negara
Muhammad Adress Prawira Negara
Saya merupakan lulusan s1 Aqidah Filsafat Islam di Univeristas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung dan saat ini saya sedang menempuh program Pascasarjana jurusan Studi Agama-agama di Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung. jika kalian minat dengan tulisan-tulisan saya, dapat di akses melalui link di bawah ini: https://scholar.google.com/citations?user=u4DdrwsAAAAJ&hl=id

Latar Belakang Pemikiran Emile Durkheim

Pada dasarnya Durkheim bukanlah orang yang pertama kali mengkaji terkait persoalan masyarakat. Sebelum ia membahas terkait persoalan masyarakat, tentu pemikir-pemikir sebelumnya telah membahasnya. Misalnya Baron de Montequeuieu yang merupakan seorang filosof berkebangsaan Perancis abad ke 18 yang mengkaji terkait budaya dan lembaga politik Eropa dengan seksama.

Tulisan-tulisan yang dihasilkan oleh Montesqueieu menunjukan bahwa struktur sosial dapat diamati melalui metode ilmiah. Durkheim juga mengamati karya-karya Saint Simon yang merupakan salah satu pemikir sosialis awal abad ke 18 yang memiliki pandangan bahwa seluruh hak milik pribadi harus diberikan kepada negara.

Durkheim juga terkesan dengan pemikiran Ausgust Comte seorang pemikir Perancis menunjukan alur evolusi peradaban manusia yang hampir mirip dengan pendapat Tylor dan Frazer. Dalam hal ini, pemikiran manusia awalnya dipengaruhi oleh teologi yang kemudian dibantah oleh pemikiran-pemikiran para pemikir melalui metode ilmiah yang kemudian mempengaruhi pengkajian terhadap fakta yang menjadi kunci seluruh pengetahuan melalui metode ilmiah.

Semenjak ilmu pengetahuan didasarkan kepada fakta, kemanusiaan telah menggantikan agama, dan filsafat dipinggirkan. Melalui pemikiran Comte, Durkheim menyadari bahwa manusia selalu terikat oleh suatu lembaga atau komunitas. Selain itu, Durkheim memiliki komitmen untuk menganalisa persoalan sosial yang menggunakan metode ilmiah.

Selain para pemikir yang telah disebutkan di atas menjadi faktor-faktor yang membentuk pemikiran Durkheim, keadaan sosial di Perancis pun menjadi salah satu faktor terbentuknya pemikiran Durkheim. Misalnya pada akhir tahun 1800-an, Perancis dan Eropa mengalami revolusi ekonomi dan politik.

Bagi Durkheim, kedua fenomena tersebut merupakan faktor yang telah mengubah budaya Barat secara langgeng. Durkheim menyatakan bahwa awal peradaban Eropa ditandai dengan budaya pertanian, kelas sosial, kepemilikian aristokrasi dan monarki, kepercayaan, dan struktur gereja. Namun, kedua revolusi tersebut telah mengubah kemapanan masyarakat Barat yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Akibat yang dihasilkan oleh kedua fenomena di atas adalah bergesernya sumber pendapatan yang awalnya bertani menjadi pabrik, kekayaan yang awalnya dirasakan oleh para bangsawan berpindah tangan kepada para pengusaha dan pedagang, dan agama mulai ditinggalkan karena penjelasan-penjelasannya mulai tidak dipercaya oleh masyarakat. Dalam keadaan ini, Durkheim membagi situasi ini ke dalam empat pola:

  1. Sistem sosial Eropa yang dulu terikat oleh komunitas, kekeluargaan, dan agama bergeser dan digantikan oleh kontrak sosial yang merupakan individualism dan kepentingan pragmatis seperti uang terlihat lebih menguasai.
  2. Perilaku, moral, dan nilai-nilai kesakralan yang awalnya diyakini oleh masyarakat melalui agama dan gereja, saat ini ditentang oleh kepercayaan baru yang lebih mengutamakan rasionalitas. Kebahagiaan di dunia lebih diutamakan daripada keinginan untuk masuk surga dan bebas dari siksa neraka.
  3. Dalam bidang politik, lahirnya demokrasi dalam tatanan masyarakat bawah dan kuatnya kekuasaan yang dikuasai oleh masyarakat atas telah merubah kontrol sosial alami masyarakat.
  4. Dalam hal pribadi, kebebasan individu yang terlepas dari kerangka lama telah membangun kesempatan besar dengan resiko yang besar untuk melahirkan eksistensi diri walaupun selalu dibayangi oleh rasa kesepian.

The Elementary Forms of The Religious Life

Ada dua hal yang harus diperhatikan dari buku yang berjudul The Elementary Forms of The Religious Life yakni judul dan cara Durkheim memulai buku tersebut. Buku ini merupakan suatu upaya untuk menemukan hal yang paling mendasar yang terdapat dalam agama. Durkheim memulai bukunya ini dengan menunjukan latar belakang yang membentuk kebiasaan dan tradisi dalam suatu masyarakat.

sebagaimana halnya Tylor, Frazer, dan Freud yang sibuk dengan ide konvensionalnya bahwa agama merupakan suatu kepercayaan kepada kekuatan supranatural seperti Tuhan dan Dewa. Namun, Durkheim tidak berpendapat seperti itu. Bagi Durkheim, masyarakat primitif tidak berpikir tentang dua dunia yang berbeda yakni natural dan supernatural yang biasa dipikirkan oleh orang-orang yang beragama. Masyarakat modern tentu sangat dipengaruhi oleh dengan pendapat-pendapat dan hukum-hukum yang diberikan oleh sains sedangkan masyarakat primitif tidak.

Di samping itu, konsep terkait kepercayaan terhadap kekuatan supranatural seperti Dewa atau Tuhan juga bagi Durkheim bermasalah, karena tidak semua agama mempercayai adanya Tuhan walaupun mempercayai adanya satu kekuatan supranatural. Contohnya budha menolak ritus kelompok masyarakat yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan roh.

Dalam hal ini, Durkheim melihat bahwa dalam menentukan awal untuk menganalisa, tentu harus mencari definisi baru terkait persoalan kepercayaan terhadap Tuhan dan menghilangkan asumsi-asumsi lama. Setelah itu, Durkheim menemukan karakteristik yang paling mendasar dari setiap kepercayaan agama yang ternyata bukan terletak pada kekuatan supranatural, melainkan pada konsep “Yang Sakral”.

Dua konsep ini tentu memiliki perbedaan yang mendasar. Dalam masyarakat beragama, dunia tentu di bagi menjadi dua yakni “dunia sakral” dan “dunia profan”. Dunia sakral selalu dianggap sebagai sesuatu yang lebih unggul, dihormati, dan berkuasa dalam kondisi normal dunia tersebut tidak dapat disentuh. Sedangkan dunia profan merupakan bagian keseharian dari hidup manusia yang bersifat biasa-biasa saja. Kemudian Durkheim menegaskan bahwa biasanya prioritas dan konsentrasi agama terletak kepada Yang Sakral.

Dalam interpretasi Durkheim tentang agama, ia mengatakan bahwa agama adalah sistem kepercayaan dengan perbuatan-perbuatan yang selalu berhubungan dengan sesuatu yang diluar diri manusia yakni Yang Sakral. Tindakan-tindakan ini disatukan menjadi komunitas moral, yang disebut gereja.

Kata kunci Durkheim adalah komunitas dan gereja. Sakral tentunya berdampak pada masyarakat, seperti menentukan kesejahteraan. Sedangkan yang profan tidak memiliki sedikit pengaruh terhadap kehidupan manusia, karena yang profan hanya mencerminkan kehidupan sehari-hari setiap orang, termasuk aktivitas pribadi dan kebiasaan publik.

Kemudian Durkheim menjelaskan bahwa Yang Sakral dan Yang Profan bukanlah suatu pembagian moral seperti kebaikan dan kejahatan. Tentu kebaikan dan keburukan terdapat dalam Yang Sakral dan yang profan. Namun keduanya tidak bisa berubah, misalnya Yang Sakral berubah menjadi Yang Profan begitu pun sebaliknya. Yang Sakral timbul terutama berkaitan dengan sesuatu yang menjadi prioritas masyarakat, sedangkan Yang Profan sesuatu yang menjadi prioritas individu.

Referensi

Durkheim, E. (1995). The Elementary Forms of Religious Life. New York: THE FREE PRESS

Pals, Daniel L. (2006). Nine Theories of Religion. New York: OXFORD UNIVERSITY PRESS

Muhammad Adress Prawira Negara
Muhammad Adress Prawira Negara
Saya merupakan lulusan s1 Aqidah Filsafat Islam di Univeristas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung dan saat ini saya sedang menempuh program Pascasarjana jurusan Studi Agama-agama di Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung. jika kalian minat dengan tulisan-tulisan saya, dapat di akses melalui link di bawah ini: https://scholar.google.com/citations?user=u4DdrwsAAAAJ&hl=id
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.