Selasa, November 19, 2024

Keprotokoleran sebagai Passenger & Baggage Handling Services di Bandara

Dr. Afen Sena, M.Si. IAP, FRAeS
Dr. Afen Sena, M.Si. IAP, FRAeS
Profesional dan akademis dengan sejarah kerja, pendidikan dan pelatihan di bidang penerbangan dan bisnis kedirgantaraan. Alumni PLP/ STPI/ PPI Curug, Doktor Manajemen Pendidikan dari Universitas Negeri Jakarta, International Airport Professional (IAP) dari ICAO-ACI AMPAP dan Fellow Royal Aeronautical Society (FRAeS).
- Advertisement -

Latar Belakang

Bandar udara merupakan salah satu infrastruktur strategis dalam sistem transportasi udara yang berperan penting dalam mendukung mobilitas penumpang, barang, dan logistik. Dalam operasionalnya, kegiatan Passenger and Baggage Handling Services menjadi inti dari pelayanan bandara yang efisien dan aman. Proses ini meliputi pengelolaan penumpang dari titik kedatangan hingga keberangkatan serta penanganan bagasi dengan berbagai standar operasional dan prosedur keselamatan yang ketat.

Namun, dengan meningkatnya jumlah penumpang, kompleksitas operasi, dan tuntutan akan pelayanan yang lebih personal, muncul kebutuhan akan sistem keprotokoleran. Kegiatan keprotokoleran memberikan layanan khusus, baik untuk penumpang reguler yang memanfaatkan layanan premium maupun penumpang VIP/VVIP yang memerlukan penanganan berbeda. Hal ini mencakup pengelolaan akses, percepatan proses keamanan (fast track), dan penanganan bagasi prioritas, yang melibatkan koordinasi lintas fungsi.

Dalam kaitannya dengan penyelenggaraan program keamanan bandar udara, pengelolaan keprotokoleran memainkan peran signifikan. Program keamanan bandara (Aviation Security Program) bertujuan untuk mencegah dan mengelola risiko terhadap keamanan penerbangan, termasuk ancaman seperti penyelundupan barang berbahaya, tindak terorisme, atau pelanggaran akses area terbatas. Proses keprotokoleran yang terintegrasi dengan kebijakan keamanan menjadi tantangan penting dalam menciptakan keseimbangan antara kenyamanan layanan dan pemenuhan standar keselamatan.

Kondisi ini menuntut pendekatan manajemen yang holistik, di mana keprotokoleran tidak hanya diorientasikan pada efisiensi pelayanan, tetapi juga dirancang untuk mendukung program keamanan bandara secara keseluruhan. Dengan demikian, pengelolaan kegiatan ini harus mempertimbangkan tiga aspek utama:

  1. Standar Operasional Keamanan; Keprotokoleran harus tetap mematuhi protokol keamanan seperti pemeriksaan bagasi dan penumpang yang sesuai dengan regulasi internasional (ICAO dan IATA).
  2. Koordinasi Lintas Fungsi; Melibatkan kerja sama antara Aviation Security, ground handling, dan otoritas terkait dalam memastikan bahwa layanan keprotokoleran tidak mengganggu proses keamanan reguler.
  3. Inovasi Teknologi; Penggunaan teknologi seperti biometrik, smart tracking, dan integrasi data dapat meningkatkan efisiensi keprotokoleran sekaligus menjaga tingkat keamanan yang tinggi.

Melalui sinergi yang kuat antara pelayanan keprotokoleran dan program keamanan bandar udara, bandara dapat mencapai tujuan utamanya: memberikan pelayanan terbaik kepada penumpang sekaligus memastikan keselamatan penerbangan yang optimal.

Bisnis Proses

Pengelolaan kegiatan keprotokoleran dalam Passenger and Baggage Handling Services di bandara bertujuan untuk memberikan layanan yang terstruktur, cepat, dan personal kepada penumpang khusus, seperti VIP/VVIP, atau delegasi tertentu. Namun, dalam konteks program keamanan bandar udara, terutama di area yang masuk kategori Daerah Keamanan Terbatas (Security Restricted Area), bisnis proses keprotokoleran harus memenuhi ketentuan ketat untuk menjaga keselamatan operasional penerbangan.

Daerah Keamanan Terbatas mencakup area-area sensitif di bandara, seperti ruang tunggu keberangkatan steril (sterile area), apron, ruang bagasi, hingga boarding gate. Kegiatan keprotokoleran di area ini tidak hanya menuntut efisiensi pelayanan tetapi juga pengendalian keamanan yang tinggi untuk mencegah potensi ancaman seperti akses tidak sah, penyelundupan, atau ancaman terorisme.

Berikut adalah bisnis proses pengelolaan kegiatan keprotokoleran di bandara dalam hubungannya dengan program keamanan:

- Advertisement -
  1. Proses Awal: Perencanaan Layanan Keprotokoleran

Identifikasi Penumpang: Penumpang yang akan dilayani melalui keprotokoleran, seperti pejabat negara, delegasi khusus, atau pengguna layanan premium, diidentifikasi terlebih dahulu.

Penyusunan Rencana Operasional: Tim keprotokoleran, bekerja sama dengan unit ground handling dan keamanan (Aviation Security/Avsec), menyusun rencana pergerakan penumpang dan bagasi secara rinci, termasuk jalur akses, waktu layanan, serta koordinasi dengan otoritas terkait.

  1. Proses di Check-In Area

Pemeriksaan Dokumen: Tim keprotokoleran memeriksa kelengkapan dokumen perjalanan seperti paspor, tiket, dan izin akses ke area tertentu.

Koordinasi dengan Avsec: Setiap bagasi, baik tercatat maupun kabin, diperiksa melalui screening x-ray sesuai standar keamanan sebelum diserahkan untuk penanganan khusus.

Labeling Bagasi Prioritas: Bagasi VIP diberi label khusus untuk memastikan pengelolaan cepat namun tetap aman hingga tujuan.

  1. Proses di Security Check Point (SCP)

Pemeriksaan Penumpang dan Bagasi Kabin: Meski dalam layanan keprotokoleran, seluruh penumpang tetap diwajibkan melalui prosedur pemeriksaan di SCP sesuai dengan regulasi ICAO Annex 17.

Fast Track: Penumpang VIP/VVIP dilayani melalui jalur khusus yang diawasi oleh petugas Avsec untuk mempercepat waktu pemeriksaan tanpa mengabaikan standar keamanan.

  1. Proses di Sterile Area

Pengawalan Penumpang: Setelah lolos SCP, tim keprotokoleran mengawal penumpang menuju ruang tunggu khusus (lounge VIP) atau langsung ke gate keberangkatan. Koordinasi dilakukan dengan Avsec untuk memastikan area steril tetap terjaga.

Penerapan Protokol Identifikasi: Penggunaan teknologi seperti biometrik atau boarding pass scanner memastikan bahwa penumpang yang diizinkan memasuki sterile area sesuai dengan manifest yang terdaftar.

  1. Proses di Apron dan Boarding

Pergerakan Terkoordinasi: Penumpang VIP yang diantar langsung ke pesawat menggunakan kendaraan khusus harus melewati pengawasan Avsec sebelum memasuki apron. Hal ini bertujuan untuk mencegah pelanggaran akses oleh pihak tidak berwenang.

Verifikasi Data dan Akses: Avsec bekerja sama dengan petugas ground handling untuk memastikan setiap orang dan barang yang memasuki pesawat telah melalui prosedur keamanan.

  1. Proses Bagasi

Handling Bagasi Khusus: Bagasi penumpang keprotokoleran diprioritaskan namun tetap melalui proses keamanan standar, termasuk pemeriksaan tambahan di baggage make-up area jika diperlukan.

Tracking dan Monitoring: Sistem pelacakan digital digunakan untuk memastikan bagasi diantar ke pesawat atau tujuan tanpa risiko kehilangan atau manipulasi.

Sinergi dengan Program Keamanan Bandar Udara

Kegiatan keprotokoleran harus memenuhi persyaratan keamanan dengan mengintegrasikan prosesnya ke dalam Airport Security Program melalui:

  1. Koordinasi Lintas Divisi: Kolaborasi antara tim keprotokoleran, ground handling, Avsec, dan otoritas bandara untuk memastikan kelancaran proses di seluruh area.
  2. Penerapan Teknologi Keamanan: Memanfaatkan teknologi seperti CCTV, biometrik, dan access control untuk memastikan bahwa seluruh layanan tetap sesuai dengan protokol keamanan.
  3. Peningkatan Kompetensi Petugas: Pelatihan khusus bagi petugas keprotokoleran dalam memahami aspek keamanan, terutama dalam penanganan VIP di area terbatas.

Pengelolaan keprotokoleran dalam Passenger and Baggage Handling Services di bandara bukan hanya berorientasi pada kenyamanan penumpang tetapi juga menjadi bagian integral dari penyelenggaraan program keamanan bandar udara. Dengan bisnis proses yang dirancang secara cermat dan patuh pada regulasi, keprotokoleran dapat meningkatkan pelayanan tanpa mengorbankan keamanan, terutama di Daerah Keamanan Terbatas yang menjadi area paling sensitif dalam operasional bandara.

Pros dan Cons

Pengendalian keamanan dan keselamatan penerbangan dalam kegiatan keprotokoleran Passenger and Baggage Handling Services di bandara memiliki peran penting dalam menjaga integritas Program Keamanan Bandar Udara, terutama di Daerah Keamanan Terbatas (Security Restricted Area). Namun, upaya ini memiliki berbagai kelebihan (pros) dan tantangan (cons) yang perlu dipahami agar implementasinya dapat berjalan optimal.

Pros (Keuntungan):

  1. Peningkatan Keamanan Penerbangan

Deteksi Ancaman yang Lebih Baik: Proses pengawasan ketat di Daerah Keamanan Terbatas memastikan bahwa penumpang dan bagasi yang mendapatkan layanan keprotokoleran tidak membawa barang terlarang atau berisiko.

Pengendalian Akses Terbatas: Penerapan teknologi biometrik dan sistem kontrol akses mencegah masuknya pihak yang tidak berwenang ke area sensitif seperti apron dan boarding gate.

  1. Kepatuhan terhadap Regulasi Internasional

Standar ICAO dan Regulasi Nasional: Pelaksanaan pengendalian keamanan memastikan bandara mematuhi aturan internasional dan nasional, yang dapat meningkatkan kredibilitas di mata regulator dan masyarakat.

  1. Peningkatan Efisiensi Operasional

Koordinasi Lintas Fungsi yang Lebih Baik: Melalui prosedur standar yang disesuaikan dengan keamanan, unit keprotokoleran, ground handling, dan Avsec dapat bekerja sama lebih efektif untuk mendukung keselamatan penerbangan.

Pelayanan yang Tertata: Pengendalian keamanan mendorong penerapan sistem jalur khusus (fast track) bagi penumpang VIP/VVIP, sehingga waktu layanan lebih efisien tanpa mengurangi standar keselamatan.

  1. Reputasi dan Kepercayaan

Citra Positif Bandara: Pelaksanaan pengendalian yang ketat namun tetap ramah layanan meningkatkan kepercayaan pengguna jasa, terutama VIP/VVIP, terhadap kualitas pelayanan bandara.

Cons (Tantangan):

  1. Potensi Konflik antara Layanan dan Keamanan

Penumpang VIP/VVIP Kurang Sabar: Beberapa penumpang mungkin merasa terganggu oleh prosedur keamanan yang dianggap terlalu ketat atau memakan waktu, sehingga mengurangi kepuasan mereka terhadap layanan keprotokoleran.

Tekanan Waktu Operasional: Jam-jam sibuk dapat menyebabkan antrean di jalur khusus, meskipun sudah dirancang untuk efisiensi.

  1. Biaya Implementasi Tinggi

Investasi Teknologi dan Infrastruktur: Penerapan sistem keamanan canggih, seperti biometrik, RFID, dan AI-based surveillance, membutuhkan biaya awal yang besar dan pemeliharaan yang berkelanjutan.

Pelatihan Personel: Peningkatan kompetensi personel Avsec dan petugas keprotokoleran memerlukan alokasi anggaran tambahan.

  1. Kompleksitas Koordinasi

Tumpang Tindih Tanggung Jawab: Kurangnya koordinasi yang jelas antara unit keprotokoleran, ground handling, dan Avsec dapat menyebabkan kesalahan operasional di area keamanan terbatas.

Komunikasi Lambat: Dalam situasi darurat, kurangnya sistem komunikasi real-time dapat memperlambat penanganan ancaman.

  1. Risiko Ancaman Baru

Kelemahan dalam Pemeriksaan Prioritas: Pemeriksaan berbasis risiko (risk-based security) dapat memberikan celah bagi pelaku dengan ancaman tidak terduga yang menyamar sebagai penumpang VIP/VVIP.

Evolusi Ancaman: Teknologi keamanan yang diterapkan harus selalu diperbarui untuk menghadapi ancaman yang terus berkembang.

Pengendalian keamanan dan keselamatan penerbangan dalam kegiatan keprotokoleran di Daerah Keamanan Terbatas memberikan manfaat signifikan dalam melindungi keselamatan penerbangan dan meningkatkan kualitas layanan. Namun, tantangan terkait biaya, kompleksitas operasional, dan potensi konflik antara keamanan dan kenyamanan harus dikelola dengan strategi yang matang. Dengan keseimbangan antara peningkatan teknologi, pelatihan personel, dan koordinasi lintas fungsi, pengelolaan ini dapat mendukung tercapainya keamanan penerbangan yang optimal sekaligus memberikan pengalaman layanan terbaik bagi pengguna jasa bandara.

Pengendalian Keamanan dan Keselamatan Penerbangan

Keberhasilan pengelolaan kegiatan keprotokoleran Passenger and Baggage Handling Services di bandara tidak hanya bergantung pada efisiensi dan kenyamanan pelayanan, tetapi juga pada pengendalian keamanan dan keselamatan penerbangan yang ketat. Sebagai bagian integral dari operasional bandara, kegiatan ini melibatkan proses yang menyentuh Daerah Keamanan Terbatas (Security Restricted Area), seperti ruang tunggu steril, apron, dan area bagasi. Oleh karena itu, pengendalian keamanan dalam kegiatan keprotokoleran harus sesuai dengan Program Keamanan Bandar Udara (Airport Security Program) untuk memastikan keselamatan penerbangan tidak terganggu.

  1. Pentingnya Pengendalian Keamanan di Daerah Keamanan Terbatas

Daerah Keamanan Terbatas merupakan area paling sensitif di bandara yang membutuhkan pengawasan ketat. Pelanggaran keamanan di area ini dapat berdampak serius terhadap keselamatan penerbangan, baik melalui potensi ancaman terorisme, akses tidak sah, maupun gangguan operasional lainnya. Dalam konteks kegiatan keprotokoleran, proses pengendalian harus mampu:

  1. Mengidentifikasi dan memverifikasi penumpang serta bagasi secara ketat untuk mencegah akses ilegal.
  2. Memastikan kesesuaian layanan keprotokoleran dengan protokol keamanan bandara tanpa memberikan celah keamanan.
  3. Meningkatkan koordinasi lintas fungsi antara petugas keprotokoleran, ground handling, dan Avsec.
  1. Prosedur Pengendalian Keamanan untuk Kegiatan Keprotokoleran
  1. Pemeriksaan Identitas dan Akses

Semua penumpang yang menerima layanan keprotokoleran harus melewati verifikasi identitas dengan dokumen resmi seperti boarding pass, paspor, atau kartu akses khusus.

Akses menuju Daerah Keamanan Terbatas harus melalui jalur yang diawasi oleh petugas keamanan Avsec dan dilengkapi dengan sistem kontrol akses berbasis teknologi, seperti biometrik atau RFID (Radio Frequency Identification).

  1. Pemeriksaan Bagasi dan Barang Bawaan

Bagasi penumpang keprotokoleran, baik kabin maupun tercatat, tetap harus melalui pemeriksaan ketat menggunakan x-ray atau teknologi explosive detection system (EDS) sesuai dengan standar ICAO Annex 17 Security.

Penanganan bagasi khusus dilakukan dengan pengawasan tambahan untuk memastikan tidak ada barang berbahaya atau terlarang yang masuk ke area pesawat.

  1. Proses di Security Check Point (SCP)

Penumpang VIP/VVIP tetap diwajibkan melalui pemeriksaan SCP, namun difasilitasi melalui jalur fast track untuk kenyamanan tanpa mengurangi tingkat keamanan.

Avsec memastikan bahwa prosedur pemeriksaan tetap mencakup deteksi logam, scanning barang bawaan, dan pemeriksaan manual jika diperlukan.

  1. Pengawalan di Daerah Keamanan Terbatas

Penumpang keprotokoleran yang bergerak menuju apron atau boarding gate harus dikawal oleh petugas keprotokoleran dengan pengawasan Avsec.

Koordinasi dengan petugas apron dilakukan untuk memastikan bahwa setiap pergerakan personel atau kendaraan tidak melanggar batas-batas keamanan di area operasional pesawat.

  1. Pendukung Pengendalian Keamanan dan Keselamatan
  1. Teknologi Pendukung

CCTV dengan AI Detection: Memantau pergerakan penumpang dan bagasi di Daerah Keamanan Terbatas secara real-time untuk mendeteksi aktivitas mencurigakan.

Digital Passenger Tracking: Mengintegrasikan data penumpang dengan sistem keamanan untuk memantau lokasi dan akses mereka selama berada di bandara.

  1. Pelatihan Khusus Petugas

Petugas keprotokoleran dan ground handling harus menerima pelatihan dalam security awareness dan memahami protokol keamanan di Daerah Keamanan Terbatas.

Pelatihan ini meliputi penanganan situasi darurat, identifikasi ancaman, dan komunikasi dengan otoritas keamanan.

  1. Koordinasi dan Komunikasi

Sistem komunikasi berbasis real-time antara petugas keprotokoleran, ground handling, dan Avsec memastikan bahwa setiap potensi gangguan keamanan dapat ditangani dengan cepat.

  1. Tantangan dan Upaya Mitigasi

Tantangan:

  1. Penumpang VIP/VVIP sering kali mengharapkan layanan yang cepat, yang dapat bertentangan dengan waktu yang dibutuhkan untuk pemeriksaan keamanan.
  2. Tekanan operasional pada jam-jam sibuk dapat meningkatkan risiko kesalahan dalam proses pengendalian.

Upaya Mitigasi:

  1. Menggunakan teknologi risk-based security untuk memprioritaskan pemeriksaan berdasarkan profil risiko penumpang.
  2. Menambah personel keamanan dan fasilitas jalur pemeriksaan pada jam sibuk untuk mengurangi antrean tanpa menurunkan kualitas pengawasan.
  1. Hubungan dengan Program Keamanan Bandar Udara

Kegiatan keprotokoleran yang dijalankan dengan pengendalian keamanan yang baik mendukung Program Keamanan Bandar Udara melalui:

  1. Penerapan standar ICAO dalam seluruh proses, mulai dari pemeriksaan identitas hingga penanganan bagasi.
  2. Penguatan sistem deteksi dini ancaman melalui teknologi dan pengawasan manual.
  3. Peningkatan kepatuhan terhadap regulasi nasional, dalam hal ini Program Keamanan Penerbangan Nasional.

Pengendalian keamanan dan keselamatan penerbangan dalam kegiatan keprotokoleran tidak hanya memastikan pelayanan optimal bagi penumpang khusus tetapi juga menjadi bagian penting dalam menjaga integritas program keamanan bandar udara, terutama di Daerah Keamanan Terbatas. Dengan manajemen yang terintegrasi, teknologi mutakhir, dan koordinasi yang baik antarunit, bandara dapat memberikan layanan keprotokoleran yang aman, nyaman, dan sesuai dengan standar keselamatan penerbangan internasional.

Way Forward

Pengelolaan kegiatan keprotokoleran Passenger and Baggage Handling Services di bandara menghadapi tantangan untuk menyelaraskan pelayanan premium dengan standar keamanan yang ketat, terutama di Daerah Keamanan Terbatas (Security Restricted Area). Sebagai area yang paling sensitif dalam operasional bandara, Daerah Keamanan Terbatas memerlukan pengendalian yang ketat untuk memastikan keselamatan penerbangan dan mencegah potensi ancaman keamanan.

Melihat dinamika kebutuhan pelayanan dan meningkatnya ancaman global terhadap keamanan penerbangan, langkah-langkah strategis (way forward) perlu diterapkan untuk meningkatkan efektivitas pengelolaan kegiatan keprotokoleran tanpa mengabaikan aspek keamanan.

  1. Integrasi Teknologi Canggih

Penggunaan teknologi dapat meningkatkan efisiensi layanan sekaligus memastikan kepatuhan terhadap protokol keamanan:

  1. Sistem Identifikasi Biometrik: Mengintegrasikan data biometrik untuk akses penumpang VIP/VVIP dan bagasi ke Daerah Keamanan Terbatas guna mencegah akses tidak sah.
  2. Smart Tracking System: Memantau pergerakan penumpang dan bagasi dalam waktu nyata untuk meningkatkan akurasi dan transparansi.
  3. Artificial Intelligence (AI) dalam Deteksi Ancaman: Implementasi teknologi AI pada sistem CCTV untuk mendeteksi perilaku mencurigakan di area terbatas.
  1. Penyempurnaan Bisnis Proses Keprotokoleran

Bisnis proses keprotokoleran perlu diselaraskan dengan Program Keamanan Bandar Udara melalui:

  1. Pengembangan Jalur Akses Khusus (Fast Track): Memberikan jalur akses eksklusif di SCP, boarding gate, atau apron tanpa mengurangi kualitas pemeriksaan keamanan.
  2. Pemeriksaan Berbasis Risiko (Risk-Based Security): Memprioritaskan pemeriksaan berdasarkan profil risiko penumpang, sesuai dengan praktik terbaik ICAO dan IATA.
  3. Standar Penanganan Bagasi Prioritas: Bagasi VIP diproses melalui prosedur terstandar dengan pengawasan tambahan dari petugas keamanan.
  1. Pelatihan dan Kompetensi Personel

Peningkatan kompetensi personel menjadi kunci keberhasilan pengelolaan keprotokoleran:

  1. Pelatihan Keamanan Khusus: Memberikan pelatihan kepada petugas keprotokoleran terkait prosedur keamanan dan pengendalian ancaman di Daerah Keamanan Terbatas.
  2. Penguatan Kesadaran Keamanan (Security Awareness): Meningkatkan pemahaman seluruh staf tentang pentingnya menjaga integritas program keamanan bandar udara.
  1. Penguatan Koordinasi Lintas Divisi

Kolaborasi antara berbagai unit operasional di bandara sangat penting:

  1. Sinergi antara Keprotokoleran, Ground Handling, dan Avsec: Memastikan seluruh kegiatan keprotokoleran terintegrasi dengan pengawasan keamanan tanpa menghambat proses layanan.
  2. Koordinasi dengan Regulator: Bekerja sama dengan otoritas bandara dan regulator penerbangan untuk memastikan semua prosedur sesuai dengan kebijakan keamanan nasional dan internasional.
  1. Audit dan Evaluasi Berkala
  1. Penerapan Sistem Audit Keamanan: Melakukan audit secara berkala untuk mengevaluasi efektivitas pengelolaan keprotokoleran dan memastikan kepatuhan terhadap standar keamanan.
  2. Evaluasi dan Penyesuaian Prosedur: Meninjau ulang prosedur layanan keprotokoleran berdasarkan hasil audit dan perubahan regulasi atau ancaman keamanan.
  1. Peningkatan Infrastruktur Keamanan

Bandara perlu memastikan infrastruktur yang memadai untuk mendukung pengelolaan kegiatan keprotokoleran:

  1. Fasilitas Jalur Khusus di Daerah Keamanan Terbatas: Penyediaan ruang tunggu, jalur SCP, dan kendaraan khusus untuk VIP/VVIP yang mendukung efisiensi layanan tanpa mengganggu keamanan.
  2. Penguatan Sistem Pemantauan: Menambah titik pemantauan keamanan di area-area kritis seperti apron dan ruang tunggu steril.

Pendekatan way forward dalam pengelolaan kegiatan keprotokoleran Passenger and Baggage Handling Services di bandara harus mengedepankan sinergi antara layanan premium dan pemenuhan standar keamanan di Daerah Keamanan Terbatas. Melalui integrasi teknologi, penyempurnaan bisnis proses, penguatan kompetensi personel, dan koordinasi lintas divisi, pengelolaan keprotokoleran dapat berjalan efektif tanpa mengurangi kualitas program keamanan bandar udara. Dengan langkah-langkah strategis ini, bandara dapat memastikan keselamatan penerbangan sekaligus memberikan pengalaman layanan terbaik bagi penumpang.

Penutup

Pengelolaan kegiatan keprotokoleran Passenger and Baggage Handling Services di bandara adalah salah satu elemen strategis yang memadukan pelayanan premium dengan standar keamanan penerbangan yang ketat. Dalam konteks Daerah Keamanan Terbatas (Security Restricted Area), kegiatan ini menjadi tantangan tersendiri karena harus tetap memberikan kenyamanan bagi penumpang VIP/VVIP tanpa mengorbankan integritas Program Keamanan Bandar Udara.

Penerapan teknologi canggih, penyempurnaan prosedur operasional, peningkatan kompetensi personel, serta penguatan koordinasi lintas fungsi adalah langkah-langkah penting untuk memastikan keselarasan antara kebutuhan pelayanan dan standar keamanan. Pengawasan yang ketat, perencanaan yang matang, serta adaptasi terhadap dinamika ancaman keamanan menjadi pondasi bagi keberhasilan kegiatan keprotokoleran dalam mendukung keselamatan penerbangan.

Dengan sinergi antara pelayanan dan keamanan, bandara dapat menciptakan lingkungan yang aman, efisien, dan nyaman bagi seluruh pengguna jasa, sekaligus memenuhi regulasi internasional dan nasional. Melalui pendekatan yang proaktif dan kolaboratif, kegiatan keprotokoleran dapat menjadi salah satu wujud komitmen bandara dalam mewujudkan keselamatan, keamanan, dan pelayanan terbaik bagi semua pihak yang terlibat.

Dr. Afen Sena, M.Si. IAP, FRAeS
Dr. Afen Sena, M.Si. IAP, FRAeS
Profesional dan akademis dengan sejarah kerja, pendidikan dan pelatihan di bidang penerbangan dan bisnis kedirgantaraan. Alumni PLP/ STPI/ PPI Curug, Doktor Manajemen Pendidikan dari Universitas Negeri Jakarta, International Airport Professional (IAP) dari ICAO-ACI AMPAP dan Fellow Royal Aeronautical Society (FRAeS).
Facebook Comment
- Advertisement -

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.