Senin, Oktober 7, 2024

Kepemimpinan di Era Digital 4.0

Kemal Hidayah
Kemal Hidayah
Analis Kebijakan Puslatbang KDOD LAN RI

Saat ini seluruh Negara di dunia telah memasuki era digital tak terkecuali dengan Negara Indonesia, dimana telah banyak perubahan-perubahan yang terjadi sampai saat ini. Hal tersebut juga berkaitan dengan sosok seorang pemimpin yang dimana harus dapat menyesuaikan perkembangan zaman di era digital.

Mengutip pernyataan dari Ronald Reagen mantan Presiden Amerika yang mengatakan bahwa seorang pemimpin hebat tidak selalu orang yang bisa atau orang yang selalu melakukan sesuatu yang hebat, justru seorang pemimpin adalah dia yang bisa menjadikan orang-orang disekitarnya melakukan sesuatu yang luar biasa.

Perkembangan teknologi yang begitu pesat telah mendorong terjadinya digitalisasi di semua aspek kehidupan, termasuk di dalam dunia kerja. Fleksibilitas yang ditawarkan dari kehadiran teknologi terbukti memberikan banyak kemudahan terhadap aktivitas orang dalam bekerja.

Model kepemimpinan yang bersifat konvensional dan tidak relevan harus mulai diubah sesuai dengan perkembangan era yang ada. Seorang pemimpin di era digital juga harus menjadi sosok yang peka terhadap perkembangan teknologi saat ini. Seorang pemimpin di era digital harus mampu menampilkan sosok inovatif dan jauh berpikir visioner.

Berbicara tentang digitalisasi, pastinya tidak lepas dengan yang namanya teknologi, riset, dan juga data. Seorang pemimpin di era digital saat ini dapat mengambil keputusan berdasarkan data.

Mereka juga cenderung lebih transparan dalam pengambilan setiap keputusan dan juga menyebarkan hasil dari setiap keputusan tersebut ke seluruh elemen organisasi. Karena idealnya seorang pemimpin harus dapat menjadi panutan dalam menyelesaikan masalah, baik terhadap organisasi ataupun perusahaan yang dipimpinnya. Setidaknya kriteria ini dapat dipenuhi agar dapat menjadi patokan dalam menjalankan roda kepemimpinan yang sedang emban, yaitu:

Visi, seorang pemimpin memang harus dapat mengikuti perkembangan zaman, namun mengikuti perkembangan zaman bukan hanya sekedar menjadi pengikut saja. Perlu diketahui, pemimpin adalah seseorang yang memimpin, karena itu pemimpin harus memiliki kapasitas untuk memimpin timnya.

Salah satu faktor yang menentukan apakah seorang pemimpin itu layak diikuti atau tidak, semua itu dapat dilihat dari visi yang dimilikinya. Seorang pemimpin tidak boleh hanya sekedar mengikuti saja, bahkan harus memiliki tujuan sendiri atau visi yang ingin dicapai.

Jika seorang pemimpin tidak memiliki visi, tidak mungkin ia mampu menentukan arah organisasinya dan pada akhirnya, organisasi hanya akan terombang-ambing tanpa arah yang jelas. Selanjutnya, memiliki visi saja tidaklah cukup berarti, bahkan seorang pemimpin juga harus bisa mengendalikan timnya agar mau bekerja keras dan bekerjasama untuk dapat mewujudkan visi tersebut.

Strategi, selain mempunyai visi yang baik, seorang pemimpin juga harus memiliki strategi untuk mewujudkan visi tersebut, bagaimana tujuan oganisasi dapat diraih. Tentunya hal tersebut membutuhkan strategi yang tepat. Begitu juga dengan transformasi digital, organisasi memang harus dapat berubah agar bisa berkesinambungan dengan zaman. Namun, agar perubahan tersebut dapat dilakukan dengan baik dan lancar, seorang pemimpin harus bisa melibatkan budaya yang telah dimiliki oleh orgaisasi.

Komunikasi, seorang pemimpin harus mampu untuk mendelegasikan tugas ke jajaran di bawahnya. Untuk melakukan hal tersebut, pemimpin harus bisa mengkomunikasikannya dengan sangat baik, maka komunikasi menjadi keahlian paling dasar bagi seorang pemimpin.

Dalam hal pemimpin digital, urgensi keahlian komunikasi bahkan jadi lebih penting. Perlu diketahui, digitalisasi memang mampu meningkatkan efektivitas dan efisiensi pekerjaan.

Namun, terdapat beberapa efek samping yang berpotensi mengganggu hubungan interpersonal, hal tersebut karena teknologi dapat mengurangi interaksi langsung antar pegawai. Untuk menghemat waktu dan memudahkan pekerjaan, pegawai akan lebih sering berkomunikasi secara virtual. Jika seorang pemimpin tidak memiliki kemampuan komunikasi yang baik, kesalahpahaman akan lebih sering terjadi. Itulah mengapa seorang pemimpin di era digital harus memiliki keahlian komunikasi yang baik dan sejalan dengan transformasi digital organisasi.

Adaptasi, seorang pemimpin membutuhkan adaptasi hal tersebut dikarenakan perubahan akan terus terjadi seiring perkembangan teknologi. Perubahan perusahaan pada dasarnya ditentukan oleh pemimpinnya sendiri. Jika pemimpinnya tidak mau berubah, dipastokan akan sangat sulit bagi organisasi untuk berubah. Perlu di ingat, saat ini perubahan terjadi jauh lebih cepat dibandingkan dengan era sebelumnya. Karena hal tersebut, kemampuan adaptasi menjadi salah satu keahlian yang wajib untuk dimiliki di era digital.

Melek Digital, terdapat satu hal yang membedakan antara pemimpin tradisional dengan pemimpin di era digital, hal tersebut terlihat pada kapabilitasnya dalam memanfaatkan teknologi yang ada, khususnya data dan teknologi informasi. Jika seorang pemimpin tidak melek digital, bagaimana mungkin ia paham akan peran teknologi dan bisa memanfaatkannya untuk mencapai tujuan organisasi. Namun demikian, bukan berarti seorang pemimpin di era digital harus bisa membuat software atau bahkan merakit komputer sendiri.

Selama bisa menggunakan teknologi yang digunakan oleh organisasi, hal tersebut sebenarnya dirasa sudah cukup. Pemimpin yang melek digital juga lebih mudah dalam menentukan teknologi yang dibutuhkan oleh organisasai.

Berani mengambil risiko, karena perubahan terjadi begitu cepat di era ini, maka pemimpin di era digital tidak hanya asal berani mengambil risiko saat memimpin sebuah organisasi, terkadang seorang pemimpin akan dihadapkan pada pilihan yang sama-sama tidak enak dan keduanya sama-sama memiliki risiko. Namun jika tidak mengambil keputusan atau kebijakan, konsekuensinya bisa jauh lebih buruk. Risiko yang diambil juga harus terukur.

Harus diakui bahwa kualitas seorang pemimpin tidak bisa terbentuk dalam waktu semalam, terdapat proses yang harus dilalui untuk menguasai seni dalam memimpin suatu organisasi. Bahkan untuk seorang pemimpin sekalipun, mereka harus terus belajar hal-hal baru untuk bisa menjadi pemimpin yang relevan dengan zaman. Maka dari itu, seorang pemimpin tidak boleh berhenti belajar dan wajib untuk terus mengembangkan dirinya.

Inovasi, mengingat bahwa digitalisasi turut mendorong pemanfaatan teknologi dan perkembangan dunia sangat cepat berubahnya, agar organisasi dapat bertahan dan berkembang, satu-satunya pilihan adalah dengan merangkul perubahan tersebut.

Seorang pemimpin di era digital harus kreatif. Ia harus terbuka dengan perubahan dan memiliki dorongan kuat untuk berinovasi. Pemimpin di era digital memahami bahwa inovasi adalah harga mati. Jika organisasi berhenti berinovasi, pada saat itulah posisinya akan terganti dan tergerus oleh zaman.

Pemimpin yang baik adalah orang-orang terpilih yang cerdas, kuat, mampu dan memiliki kapasitas yang bagus untuk bisa membimbing dan mengarahkan anggota kelompoknya untuk meraih tujuan bersama dengan menerapkan cara-cara yang baik dan sehat.

Kemal Hidayah
Kemal Hidayah
Analis Kebijakan Puslatbang KDOD LAN RI
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.