Sabtu, Desember 7, 2024

Karya Ahmad Dhani Selama Ini, Sufi Atau Komoditi?

Raylis Sumitra
Raylis Sumitra
Presedium PENA 98 (Perhimpunan Nasional Aktivitis 98) Jawa Timur Mantan Jurnalis pengemar kopi
- Advertisement -

“Atas nama cinta saja. Jangan bawa nama Tuhan. Apa pun cara kau tempuh. Untuk dapatkan yg kau mau. Meski kau harus jual murah. Ayat-ayat suci Tuhan’ Begitu mudah mulutmu berkata. Atas namakan Tuhan demi kepentinganmu”

Begitulah bait syair lagu yang berjudul Atas Nama Cinta di Album Pangeran Cinta 2004. Album ini, re-inkarnasi Ahmad Dhani dari Dewa menjadi Dewa 19. Kini Dhani harus hidup dipenjara. Karena ujaran kebencian yang dilakukan melalui twittan twitternya. Lalu, apakah makna karya Dewa 19 selama ini?

Setelah Dewa harus kehilangan vokalisnya Ari Lasso. Perginya Ari Lasso dari Dewa, membuat Dhani kebingungan mencari format komposisi group band yang ideal.  Beberapa esperimen dilakukan Dhani. Mulai dari solo karier hingga membentuk group bernama Ahmad Dhani. Tapi eksperimen itu, tidak memuaskan dirinya. Tidak seperti saat dirinya berkarya bersama Dewa.

Ya, Dewa 19 adalah jawabannya untuk kembali dipentas popularitas musik tanah air. Tahun 2004, Dhani meluncurkan Album Baru dengan title Pangeran Cinta. Di album tersebut, hanya berisi 5 single. Dengan tema yang berbeda dengan format dewa lalu. Tema soal manifesto ketuhanaan dalam bentuk cinta manusia. Cinta kepada Tuhan dan Cinta manusia kepada alam semesta.

Album ini merupakan titik balik Dhani dengan Dewanya. Sehingga menempatkan kembali Dhani dipuncak musisi ternama saat itu. Dewa 19 menjadi warna baru peta musik Indonesia. Sukses ini diulang kembali di Album Laskar Cinta dengan single lagu Laskar Cinta.  Dalam album itu, Dhani melakukan kritik gerakan fundamental yang lagi jadi perhatian publik saat itu.

Laskar Cinta adalah kritik terhadap Laskar Jihad yang saat itu dipimpin Habib Rizieq Shihab. Yang melakukan gerakan ekstrim dalam beragama. Menyebar kebencian,  melakukan kekerasan, dan gerakan mengatasnamakan Agama tertentu.

Album ini juga, Dhani sempat berususan dengan Habib Rizieq. Dia mendapatkan intimidasi hingga dilaporkan penistaan agama. Baru, diawal 2004. Dhani menemukan bentuk berkaryanya. Untuk berlindung terhadap intimidasi tersebut, Dhani berlindung kepada Gus Dur. Mantan Presiden RI ke-4, yang saat itu menjadi ketua dewan syuro PKB. Disitulah kedekatan pertama Dhani di PKB dan Nadhlatul Ulama.

Dhani mengetahui, sikap Gus Dur dan NU yang betolak belakang dengan gerakan Laskas Jihad waktu itu. Sehingga, NU adalah tempat yang nyaman bagi dirinya dan Dewa 19 dari ancaman mereka. Karya Dewa 19 yang berisikan semangat toleransi dengan mengkepankan nilai kemanusian atas nama cinta.

Adalah kritik sosial kepada kelompok-kelompok garis keras atas nama agama.  Dapat diproduksi dengan aman oleh Dewa 19 saat itu. Pasalnya, Gus Dur dan NU saat itu ada dibelakang mereka.

Kebencian Dhani Dipilgub DKI

Dewa 19 dialbum Laskar Cinta ini, nampak menunjukan identitas bermusik mereka layaknya para sufi-sufi termasyhur. Misalnya disyair Laskar Cinta mereka dengan jelas mengatakan sebarkanlah benih-benih Cinta. Karena kebencian akan merusak jiwa dan menghancurkan hati.

- Advertisement -

Lagu ini jelas, bertolak belakang dengan vonis hukum kepada Dhani. Yang dinilai menyebarkan kebencian. Ahmad Dhani terbukti melakukan ujaran kebencian dengan tiga cuitan di akun Twitter Ahmad Dhani, @AHMADDHANIPRAST. Cuitan ini diunggah admin Twitter Ahmad Dhani, Bimo.

Cuitan pertama berbunyi Cuitan kedua berbunyi ‘Siapa saja dukung penista agama adalah bajingan yang perlu diludahi mukanya- ADP.’ Cuitan lainnya berbunyi ‘Kalimat sila pertama KETUHANAN YME, PENISTA Agama jadi Gubernur…kalian WARAS??? – ADP.’ Ahmad Dhani sebelumnya dituntut 2 tahun penjara oleh jaksa.

Dalam putusan majelis hakim, Ahmad Dhani terbukti melakukan tindak pidana yang diatur ancaman hukuman pidana pada Pasal 45A ayat 2 UU Nomor 19 Tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik juncto Pasal 28 ayat 2 Undang-Undang ITE juncto Pasal 55 ayat (1) ke-1 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP).

Apa yang dilakukan Dhani dalam twitter tersebut.  Tidak lain, ketidak puasaan Dhani di Pilgub DKI lalu. Seperti diketahui,  Dhani sempat mencalonkan diri.  Tapi tidak satupun partai yang mau mengusung dirinya tampil di Pilkada 2017 lalu.

Sufi atau Komiditi?

Apabila kita melihat rekam jejak kebencian yang ditebar Dhani hingga saat ini. Karya Dewa 19 selama ini,  patut dipertanyakaan. Untaian kata dalam syair-syairnya tidam mencerminkan perilaku dan ucapannya. Ibarat para sufis yang zuhud (tidak mementingkan kehidupan duniawi).

Bagi para sufi musik adalah bunyi bunyian bisa membuat ketenangan bukan kegaduhan. Seperti pendapat Al Ghazali dalam kitabnya ‘Ikhya’ Ulumuddin’. Orang yang sudah tenang jiwa paling tinggi ekspektasinya kepada Tuhan.

Jauh pasak daripada tiang.  Apa yang dilakukan Dhani dengan Dewa 19 lalu.  Dengan Dhani yang menjadi tersangka hari ini. Apa yang dilakukan sebagai dengan Dewa 19 selama ini,  apakah hanya memenuhi kebutuhan penjualaan album belaka? Pasalnya,  saat itu masyarakat butuh ketenangan atas perbuataan Laskar Jihad saat itu. Dengan lagu Dewa 19, masyarakat akan tenang.

Pesan pun bukan lagi menjadi hikmah. Pesan menjadi strategi marketing penjualan yang berorientasi omzet.  Dengan jumlah keping penjualaan album. Dalam strategi pemasaraan apa yang dilakukan Dhani sangat berhasil. Namun dalam memahami makna lagunya. Akan menjadi pertanyaan besar publik.

Raylis Sumitra
Raylis Sumitra
Presedium PENA 98 (Perhimpunan Nasional Aktivitis 98) Jawa Timur Mantan Jurnalis pengemar kopi
Facebook Comment
- Advertisement -

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.